Minggu, 04 November 2018

Thinking a small thing to becomes a big thing!


Beberapa waktu yang lalu aku berkunjung ke sebuah sekolah, yang mana sekolah ini adalah tempat ku mencari ilmu saat 8 tahun yang lalu. Aku kesana dalam rangka melakukan Service Learning. Setibanya disana aku sangat senang karena sebagian besar guru masih mengingat ku. Mereka kaget dengan perkembangan ku yang mulai beranjak dewasa. Mereka menyambuntku dengan hangat, senyum ketulusan mereka mengingatkan ku pada masa-masa saat aku duduk di bangku sekolah tersebut. Bernostalgia mengingat semua kenangan yang telah terukir di masa lalu. Namun di balik semua itu ada juga rasa sedih yang terselip di hatiku. Karena aku mendapat kabar beberapa guru yang bisa di bilang dekat dengan ku sudah meninggal dunia. Aku hanya bisa berdoa semoga mereka tenang di sisi-Nya disana.

Setelah bernostalgia bersama para guru-guru. Aku diajak salah satu guru untuk memasuki ruangan yang akan aku gunakan untuk melakukan Service Learning. Ketika aku masuk kelas, sesaat kelas menjadi hening, tampak terlihat dari wajah-wajah para murid mempertanyakan “siapakah orang yang bersama guru mereka.” Akhirnya aku memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud kedatangan ku di kelas tersebut. Setelah berbicara panjang kali lebar, akhirnya aku pun mulai melakukan apa yang menjadi tujuan ku kesana.

Tertawa, bercanda bersama mereka membuat waktu begitu cepat berlalu. Setelah selesai melakukan Service Learning. Sang guru meminta ku untuk menceritakan pengalaman ku saat masih duduk di bangku sekolah seperti mereka, hingga sampai berhasil masuk di perguruan tinggi. Sang guru juga meminta ku untuk memberikan saran dan nasehat untuk mereka, agar mereka lebih semangat dalam belajar. Aku mulai bercerita tentang banyak pengalaman yang telah aku lalui. Mereka tanpak antusias dengan apa yang aku share kepada mereka.

Setelah selesai bercerita, aku bertanya kepada mereka. “siapa disini yang ingin kuliah?” Hampir semua mengangkat tangan. Lalu aku bertanya lagi. “siapa disini yang ingin kaya?” Mereka mengangkat tangan. Aku pun bertanya lagi “siapa yang ingin punya mobil dan rumah mewah?” Mereka mengangkat tangan. “siapa yang ingin sukses di masa depan?” Semua mengangkat tangan. Kemudian aku bertanya lagi. “kalian pasti punya cita-cita kan? Sekarang tolong yang berani angkat tangan, sebut nama, apa cita-cita kalian dan bagaimana planning/rencana kalian untuk mewujudkan cita-cita kalian itu. Sejenak mereka terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu. Setelah menunggu beberapa menit kemudian ada yang berani mengangkat tangannya. “nama saya Anisa, cita-cita ku adalah ingin menjadi seorang dokter, aku ingin kuliah kedokteran di UNAIR agar bisa mewujudkan cita-cita ku.” Ujarnya di depan teman sekelasnya. Lalu kemudian ada lagi “nama saya Rama, cita-cita saya ingin menjadi pilot. Setelah lulus SMA nanti aku ingin kuliah di jurusan penerbangan” ujarnya. Diantara puluhan siswa di dalam kelas tersebut, kurang dari 10 orang yang mampu menyampaikan apa yang aku perintahkan. Sedangkan yang lain hanya diam seakan bingung apa yang harus mereka katakan. Lalu aku bertanya kepada mereka “kalian tahu gak kenapa aku tanya seperti ini?” mereka serentak bilang tidak, lalu aku menjelaskan apa maksud dari pertanyaan ku untuk mereka.

Point dari pertanyaan tersebut adalah untuk mengukur seberapa siap kalian mempersiapkan kesuksessan kalian di masa depan. Setidaknya dengan hal kecil seperti yang sudah dikatakan oleh Anisa dan Rama sebagai contoh bahwa mereka sudah memiliki gambaran/planning untuk cita-cita yang hendak mereka raih di masa depan. Berbeda dengan teman yang lainnya. Mereka yang belum punya gambaran/planning untuk kedepannya. Mereka akan merasa bingung, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Apa yang harus dilakukan, memulai dari mana, bagaimana dan sebaginya.

Itu kenapa pentingnya merencanakan masa depan. Agar apa yang hendak ingin kita raih bisa berjalan sesuai rencana/planning yang kalian persiapkan sejak dini. Merencanakan mimpi kita di masa depan adalah agar kita tahu apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Gambaran masa depan adalah peta untuk mu meraih masa depan. Berbeda dengan mereka yang belum/tidak memiliki gambaran untuk masa depan mereka sendiri. Mereka bingung apa yang harus mereka lakukan, hal yang hendak mereka capai dan lain sebagainya. Karena mereka sendiri tidak memiliki gambaran/planning dari tujuan cita-cita yang akan mereka raih di masa depan. Kita tidak bisa menunggu waktu yang menjawab akan jadi apa kita di masa depan tapi kita harus menjemput waktu dan menentukan jalan kita sendiri. Ingat! waktu itu terus berjalan ketika menyesalan menghapiri di usia tua mu nanti, kau akan menyesal seumur hidup karna kita tidak akan mengulang waktu yang telah terlewati. So? Hargai waktu yang kalian miliki saat ini dan buatlah waktu itu berharga.

Aku berikan gambaran sekilas untuk perbedaan antara mereka yang sudah memiliki planning untuk masa depan dan dengan mereka yang tidak punya planning.aku berikan ilustrasi seperti ini. Focus dan renungkan baik-baik! Ibaratkan ada dua orang si A dan si B. Mereka berdua sama-sama sedang lapar. Lalu datang orang C bertanya kepada A dan B “kalau kalian aku beri uang, kalian mau makan apa?” si A menjawab “aku ingin membeli bakso.” Lalu si menjawab “hmm sebentar aku pikir dulu. Kalau punya uang enaknya makan apa ya? Berapa uangnya?” jawab si B. Lalu orang C tersebut memberikan uang untuk si A dan si B. Dari ilustrasi diatas bisa kalian bayangkan apa yang akan terjadi? Karena dari awal tujuan si A sudah jelas yaitu jika dia punya uang dia ingin membeli bakso. Jadi ketika dia mendapatkan uang dari si C, orang A langsung membeli bakso untuk dia makan. Berbeda dengan si B. Setelah orang C memberikan uang. Si C bingung hendak membeli makanan apa untuk dia makan. Karena dari awal dia tidak menentukan dengan tegas makanan apa yang akan dia beli.

Dan begitulah bedanya antara orang yang memiliki rencana/planning dengan mereka yang tidak memiliki rencana planning di masa depan. Orang yang memiliki rencana/planning sejak dini mereka akan memiliki gambaran dan step by step apa yang akan dia lakukan untuk mewujudkan mimpinya. Sedangkan orang yang tidak memiliki rencana/planning hanya akan sibuk memikirkan ini itu tanpa melakukan apa-apa. Orang seperti ini akan terjebak dalam lingkaran kebingungan dan pada akhirnya hanya ada dua hal yang bisa dia lakukan. Tergantung dengan orang lain atau tidak jadi apa-apa!

Seorang pelajar sma yang ingin menjadi dokter, setelah lulus sekolah dia akan melanjutkan kuliahnya di bidang ke dokteran tidak mungkin dia akan mengambil bidang pertanian. Kenapa begitu? Karena dari awal dia ingin menjadi dokter untuk mewujudkan hal tersebut langkah awalnya dengan berkuliah di bidang kedokteran. Ini bukanlah hal yang takabur untuk mendahului takdir Tuhan. Tapi dengan memiliki rencana/planning adalah cara kita mempermudah mencapai apa yang hendak kita capai, selebihnya berdoalah agar Tuhan memberikan kelancaran atas apa yang kita rencanakan. Apakah ini worth it? Aku pikir iya ini akan sangat membantu karena sebuah pagelaran suatu acarapun pasti membutuhkan susunan rencana/planning secara matang. Kalau mereka langsung action tanpa adanya rencana/planning. Aku jamin acara tersebut akan berjalan sangat kacau. Mulai sekarang renungkan ingin jadi apa dan apa yang ingin kalian raih di masa depan lalu pikirkan bagaimana caranya kalian akan menggapai apa yang kalian inginkan di masa depan dengan melakukan rencana/planning sejak dini. Karna yang lebih awal itu baik dari pada terlambat atau bahkan tidak sama sekali.

So let’s get started from small thing to big thing. Do it now and do your best for your life, your family and your friends etc. Let’s make it life wonderful ~ Good luck!