Beberapa
waktu yang lalu aku berkunjung ke sebuah sekolah, yang mana sekolah ini adalah
tempat ku mencari ilmu saat 8 tahun yang lalu. Aku kesana dalam rangka
melakukan Service Learning. Setibanya disana aku sangat senang karena sebagian
besar guru masih mengingat ku. Mereka kaget dengan perkembangan ku yang mulai
beranjak dewasa. Mereka menyambuntku dengan hangat, senyum ketulusan mereka
mengingatkan ku pada masa-masa saat aku duduk di bangku sekolah tersebut. Bernostalgia
mengingat semua kenangan yang telah terukir di masa lalu. Namun di balik semua
itu ada juga rasa sedih yang terselip di hatiku. Karena aku mendapat kabar
beberapa guru yang bisa di bilang dekat dengan ku sudah meninggal dunia. Aku
hanya bisa berdoa semoga mereka tenang di sisi-Nya disana.
Setelah
bernostalgia bersama para guru-guru. Aku diajak salah satu guru untuk memasuki
ruangan yang akan aku gunakan untuk melakukan Service Learning. Ketika aku
masuk kelas, sesaat kelas menjadi hening, tampak terlihat dari wajah-wajah para
murid mempertanyakan “siapakah orang yang bersama guru mereka.” Akhirnya aku
memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud kedatangan ku di kelas tersebut.
Setelah berbicara panjang kali lebar, akhirnya aku pun mulai melakukan apa yang
menjadi tujuan ku kesana.
Tertawa,
bercanda bersama mereka membuat waktu begitu cepat berlalu. Setelah selesai
melakukan Service Learning. Sang guru meminta ku untuk menceritakan pengalaman ku
saat masih duduk di bangku sekolah seperti mereka, hingga sampai berhasil masuk
di perguruan tinggi. Sang guru juga meminta ku untuk memberikan saran dan
nasehat untuk mereka, agar mereka lebih semangat dalam belajar. Aku mulai
bercerita tentang banyak pengalaman yang telah aku lalui. Mereka tanpak
antusias dengan apa yang aku share kepada mereka.
Setelah
selesai bercerita, aku bertanya kepada mereka. “siapa disini yang ingin
kuliah?” Hampir semua mengangkat tangan. Lalu aku bertanya lagi. “siapa disini
yang ingin kaya?” Mereka mengangkat tangan. Aku pun bertanya lagi “siapa yang
ingin punya mobil dan rumah mewah?” Mereka mengangkat tangan. “siapa yang ingin
sukses di masa depan?” Semua mengangkat tangan. Kemudian aku bertanya lagi.
“kalian pasti punya cita-cita kan? Sekarang tolong yang berani angkat tangan,
sebut nama, apa cita-cita kalian dan bagaimana planning/rencana kalian untuk
mewujudkan cita-cita kalian itu. Sejenak mereka terdiam, seperti sedang memikirkan
sesuatu. Setelah menunggu beberapa menit kemudian ada yang berani mengangkat
tangannya. “nama saya Anisa, cita-cita ku adalah ingin menjadi seorang dokter,
aku ingin kuliah kedokteran di UNAIR agar bisa mewujudkan cita-cita ku.”
Ujarnya di depan teman sekelasnya. Lalu kemudian ada lagi “nama saya Rama,
cita-cita saya ingin menjadi pilot. Setelah lulus SMA nanti aku ingin kuliah di
jurusan penerbangan” ujarnya. Diantara puluhan siswa di dalam kelas tersebut,
kurang dari 10 orang yang mampu menyampaikan apa yang aku perintahkan.
Sedangkan yang lain hanya diam seakan bingung apa yang harus mereka katakan.
Lalu aku bertanya kepada mereka “kalian tahu gak kenapa aku tanya seperti ini?”
mereka serentak bilang tidak, lalu aku menjelaskan apa maksud dari pertanyaan
ku untuk mereka.
Point
dari pertanyaan tersebut adalah untuk mengukur seberapa siap kalian
mempersiapkan kesuksessan kalian di masa depan. Setidaknya dengan hal kecil
seperti yang sudah dikatakan oleh Anisa dan Rama sebagai contoh bahwa mereka
sudah memiliki gambaran/planning untuk cita-cita yang hendak mereka raih di
masa depan. Berbeda dengan teman yang lainnya. Mereka yang belum punya
gambaran/planning untuk kedepannya. Mereka akan merasa bingung, tidak tahu apa
yang harus mereka lakukan. Apa yang harus dilakukan, memulai dari mana,
bagaimana dan sebaginya.
Itu
kenapa pentingnya merencanakan masa depan. Agar apa yang hendak ingin kita raih
bisa berjalan sesuai rencana/planning yang kalian persiapkan sejak dini. Merencanakan
mimpi kita di masa depan adalah agar kita tahu apa yang harus kita lakukan
selanjutnya. Gambaran masa depan adalah peta untuk mu meraih masa depan. Berbeda
dengan mereka yang belum/tidak memiliki gambaran untuk masa depan mereka
sendiri. Mereka bingung apa yang harus mereka lakukan, hal yang hendak mereka
capai dan lain sebagainya. Karena mereka sendiri tidak memiliki
gambaran/planning dari tujuan cita-cita yang akan mereka raih di masa depan.
Kita tidak bisa menunggu waktu yang menjawab akan jadi apa kita di masa depan
tapi kita harus menjemput waktu dan menentukan jalan kita sendiri. Ingat! waktu
itu terus berjalan ketika menyesalan menghapiri di usia tua mu nanti, kau akan
menyesal seumur hidup karna kita tidak akan mengulang waktu yang telah
terlewati. So? Hargai waktu yang kalian miliki saat ini dan buatlah waktu itu
berharga.
Aku
berikan gambaran sekilas untuk perbedaan antara mereka yang sudah memiliki
planning untuk masa depan dan dengan mereka yang tidak punya planning.aku
berikan ilustrasi seperti ini. Focus dan renungkan baik-baik! Ibaratkan ada dua
orang si A dan si B. Mereka berdua sama-sama sedang lapar. Lalu datang orang C
bertanya kepada A dan B “kalau kalian aku beri uang, kalian mau makan apa?” si
A menjawab “aku ingin membeli bakso.” Lalu si menjawab “hmm sebentar aku pikir
dulu. Kalau punya uang enaknya makan apa ya? Berapa uangnya?” jawab si B. Lalu
orang C tersebut memberikan uang untuk si A dan si B. Dari ilustrasi diatas bisa
kalian bayangkan apa yang akan terjadi? Karena dari awal tujuan si A sudah
jelas yaitu jika dia punya uang dia ingin membeli bakso. Jadi ketika dia
mendapatkan uang dari si C, orang A langsung membeli bakso untuk dia makan.
Berbeda dengan si B. Setelah orang C memberikan uang. Si C bingung hendak
membeli makanan apa untuk dia makan. Karena dari awal dia tidak menentukan
dengan tegas makanan apa yang akan dia beli.
Dan
begitulah bedanya antara orang yang memiliki rencana/planning dengan mereka
yang tidak memiliki rencana planning di masa depan. Orang yang memiliki
rencana/planning sejak dini mereka akan memiliki gambaran dan step by step apa
yang akan dia lakukan untuk mewujudkan mimpinya. Sedangkan orang yang tidak
memiliki rencana/planning hanya akan sibuk memikirkan ini itu tanpa melakukan
apa-apa. Orang seperti ini akan terjebak dalam lingkaran kebingungan dan pada
akhirnya hanya ada dua hal yang bisa dia lakukan. Tergantung dengan orang lain
atau tidak jadi apa-apa!
Seorang
pelajar sma yang ingin menjadi dokter, setelah lulus sekolah dia akan
melanjutkan kuliahnya di bidang ke dokteran tidak mungkin dia akan mengambil
bidang pertanian. Kenapa begitu? Karena dari awal dia ingin menjadi dokter
untuk mewujudkan hal tersebut langkah awalnya dengan berkuliah di bidang
kedokteran. Ini bukanlah hal yang takabur untuk mendahului takdir Tuhan. Tapi dengan
memiliki rencana/planning adalah cara kita mempermudah mencapai apa yang hendak
kita capai, selebihnya berdoalah agar Tuhan memberikan kelancaran atas apa yang
kita rencanakan. Apakah ini worth it? Aku pikir iya ini akan sangat membantu
karena sebuah pagelaran suatu acarapun pasti membutuhkan susunan
rencana/planning secara matang. Kalau mereka langsung action tanpa adanya
rencana/planning. Aku jamin acara tersebut akan berjalan sangat kacau. Mulai sekarang
renungkan ingin jadi apa dan apa yang ingin kalian raih di masa depan lalu
pikirkan bagaimana caranya kalian akan menggapai apa yang kalian inginkan di
masa depan dengan melakukan rencana/planning sejak dini. Karna yang lebih awal
itu baik dari pada terlambat atau bahkan tidak sama sekali.
So
let’s get started from small thing to big thing. Do it now and do your best for
your life, your family and your friends etc. Let’s make it life wonderful ~
Good luck!