Minggu, 20 November 2016

Suara Untuk Ahok!!


Akhir-akhir ini Indonesia di warnai dengan aksi tegang khususnya di Jakarta. Hal ini disebabkan oleh berita hangat mengenai tentang Bapak Ahok. Saya pribadi sebenarnya enggan berkomentar tentang apa yang terjadi saat ini. Tapi Dosen saya berkata “Sebagai generasi muda kamu harus bersifat kritis, kamu generasi muda harus membuat masa depan bangsa lebih baik, jangan sampai sikap acuhmu membiarkan orang-orang tinggi disana menguasai jalannya pemerintahan Negara dengan mementingkan kepribadian perindividu. Nasib kalian tergantung pada orang diatas saat ini (pemerintahan) kalau kamu sebagai generasi muda hanya diam bersikap acuh seperti ini, akan jadi apa bangsa ini untuk kedepannya.”

Mendengar perkataan dosen tersebut, timbul beberapa opini di dalam pikiran saya. Dan kali ini akan saya coba menuangkan apa yang ada di benak saya melalui tulisan ini. SAYA TIDAK PEDULI orang nanti mau berpendapat apa atau menilai saya seperti apa tentang komentar saya ini. Yang jelas ini hanya openi saya, yang muncul dari pemikiran saya sendiri. Terlepas kurang dan lebihnya SAYA MOHON MAAF.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah Negara kesatuan. Di dalam pancasilapun sudah terdapat cita-cita dan harapan rakyat Indonesia. Pada sila pertama di jelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang sangat mengutamakan atau menghormati tentang agama. Orang Indonesia wajib memiliki agama itu sebabnya orang Ateis tidak ada di Indonesia.

            Permasalahannya sekarang kenapa orang-orang mukmin di Indonesia ini bertindak egois. Padahal sudah di jelaskan di dalam Undang-Undang Dasar pada pasal 28 E ayat 1, 2 dan pasal 29 ayat 1, 2.



Disana sudah di jelaskan bahwa setiap orang bebas memeluk agama yang mereka yakini dan Negara pun menjamin tentang keamanan seseorang dalam memeluk agamanya masing-masing. Tapi yang terjadi saat ini, bisa kita lihat sendiri. Kita sebagai orang mukmin menghakimi mereka yang beragama lain. permasalahannya karna di waktu yang lalu Bapak Ahok menistakan agama Islam. Karna hal ini orang-orang mukmin marah dan menuntut keadilan. Dalam konteks ini yang ingin saya pertanyakan. “Keadilan seperti apa yang ingin kita dapatkan?”

Sebelumnya SAYA MOHON MAAF yang sebesar-besarnya jika pendapat saya ini salah. Saya sadar, saya hanyalah rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi disana. Tentang dunia politik atau pemerintahan di Negeri ini. Namun yang saya ketahui adalah bahwa saya pemuda Indonesia, yang berbangsa Indonesia dan lahir di Indonesia. Oleh karena itu saya ingin menyampaikan atau mengeluarkan pendapat saya pribadi melalui tulisan ini.

1.     Kita hidup di suatu Negara kesatuan yang memiliki beragam suku, budaya dan tak luput juga dari segi agama. Lalu yang ingin saya sesalkan kenapa orang mukmin bersikap begitu egois hingga menghakimi seseorang dengan sedemikian rupanya. Saya disini berfikir rasional saja, bahwasanya kita tidak hidup di Negara Islam. Kita adalah kesatuan NKRI atas dasar pancasila itu sendiri. Lalu kenapa kita beranggapan bahwa Negara ini adalah Negara Islam, dan agama Islam lah yang harus di utamakan. Sebagai Negara kesatuan agama yang lain juga memiliki hak akan keberadaan mereka di Indonesia ini, lalu kenapa kita bertindak seakan ini paling berkuasa?

Saya menyadari bahwa agama Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas, tapi bukan berarti kita bisa bertindak seenaknya sendiri tanpa memikirkan terlebih dahulu dampak dari apa yang kita lakukan. Di dalam dunia pendidikan yang selama ini saya tempuh, para guru selalu mengajarkan kepada saya bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, penuh kasih sayang, toleran, penyelamat, dll. Tapi apa yang kita lakukan pada tanggal 4 November kemarin bisa saya katakana sebuah coretan merah terhadap agama Islam itu sendiri.


Sekarang coba pikir, setelah kejadian aksi demo yang begitu luar biasa. Apa orang Non Muslim akan bersikap respect terhadap agama Islam setelah ke aroganan yang kita tunjukkan. Apakah mereka Non Muslim akan berpendapat bahwa kita ummat yang cinta damai, penuh kasih sayang? Setelah apa yang kita lakukan? Dan masih banyak pertanyaan lain yang mereka pertanyakan di dalam hati para Non Muslim. Karna jujur saja, teman-teman di sekeliling saya yang Non Muslim mulai bersikat rasis terhadap orang Islam. kejadian 4 November yang lalu seakan menjadi doktrin bagi mereka, merusak pandangan mereka yang Non Muslim terhadap Islam.
  
2.      Di dalam konteks ini saya tidak membela mereka Non Muslim atau membenarkan tentang berita mengenai Bapak Ahok. Saya disini hanya mencoba bersikap rasional saja dengan memegang teguh asas dasar pencasila sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia. SAYA MOHON maaf kepada kepada orang mukmin. Disini saya bukan tidak mau membela agama saya, yang katanya telah di nistakan oleh orang Non Muslim. Allah memberikan kita akal supaya kita mau berfikir dan yang saat ini kalian baca adalah hasil dari buah pemikiran saya.


Di dalam ruangan kecil saya memantau perkembangan berita melalui televisi. Terbesit tanya di dalam pikiran saya. Sebenarnya ini berdemo atas asas ketuhanan apa atas dasar politik. Seperti yang kita tahu, bahwa Bapak Ahok mengalahkan para musuhnya di karenakan Bapak Ahok disegani banyak orang karena kepemimpinannya. Bisa jadi moment inilah moment terbaik yang di dapatkan oleh para pesaing Bapak Ahok di dalam dunia politik untuk menjatuhkan Bapak Ahok.
Satu implementasi yang sangat menonjol dalam aksi demo beberapa hari yang lalu adalah mengenai agama Bapak Ahok yang Non Muslim. Mereka para pendemo menyuarakan bahwa bahwa Bapak Ahok tidak pantas menjadi pemimpin karena beliau adalah Non Muslim. Hal ini menjadi tanda tanya bagi saya pribadi, sebenarnya aksi demo yang lalu itu menuntut keadilan tentang agama yang dirasa di nistakan atau hanya sebagai ajang kambing hitam? Jika memang tuntutan aksi demo yang lalu untuk meruntuhkan kepemimpinan Bapak Ahok karena agama beliau lalu kenapa keberadaan Bapak Ahok dalam kepemimpinannya baru di pertanyakan setelah ada peristiwa penistaan agama.

Pikirkan ini! Sebelum adanya pemberitaan mengenai Bapak Ahok yang menistakan agama Islam, apakah kita mempermasalahkan agama beliau? Dan ketika Bapak Ahok mencalonkan diri sebagai Gubernur di Jakarta, apakah pemerintah melarang Bapak Ahok mencalonkan diri karena agamanya? Kan tidak, Bapak Ahok ikut bersaing hingga akhirnya beliau menang itu karena rakyat yang memilihnya, namun setelah peristiwa yang sedang panas saat ini, kita mempertanyakan tentang agama Bapak Ahok? Setelah kerja keras beliau untuk kita, terutamanya bagi mereka yang ada di Jakarta. Yang perlu di garis bawahi, bahwa pemerintah pun tidak melarang Bapak Ahok mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur (PILGUB) karena Presiden pun sadar bahwa Indonesia ini bukanlah Negara Islam, kita hidup di Indonesia atas asas Pancasila yang berketuhanan, lalu hal apa yang harus di permasalahkan? Tentulah di balik peristiwa 4 November kemarin menjadi tanda tanya yang harus kita pikirkan. Jika kalian bertanya bagaimana perasaan saya ketika mengetahui berita mengenai penistaan agama tersebut. Jujur saya marah, namun di balik itu semua saya mencoba menenangkan diri saya. Karna saya tahu amarah itu adalah sifat yang di taburkan oleh setan ke dalam hati seseorang, dan saya percaya Allah lebih tahu atas segalanya yang belum kita ketahui sebagai hamba-Nya.

3.      Mengutip dari perkataan Presiden ke-4, almarhum KH Abdurrahman Wahid, yang biasa kita kenal dengan panggilan Gus Dur. Beliau pernah berkata, “Tidak penting apapun agama atau suku mu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain, orang tidak akan bertanya apa agama mu.”
Perkataan inilah yang seharusnya kita pegang saat ini. Ketika kita bisa melakukan suatu kebaikkan kepada orang lain, orang tidak akan bertanya apa agama mu? Dari mana kamu berasal? Apa suku mu? Pernakah ketika kamu berbuat baik kepada orang lain, orang tersebut akan bertanya demikian kepada mu? Saya rasa tidak. Orang yang Anda bantu hanya akan mengucapkan terima kasih seraya tersenyum karna Tuhan masih menyediakan orang baik di dunia ini ketika dominan orang hanya bersikap acuh dan egois dengan dunia mereka sendiri.

Allah memberikan kita akal supaya kita mau berfikir, dan Allah memberikan kita mata agar kita mampu melihat, menerawang jauh sampai dimana batas mampu kita dapat melihat. Sama halnya dengan kasus yang sedang booming saat ini. Ketika orang Muslim menjudge Bapak Ahok atas kasusnya penistaan agama. kita sebagai umat Islam harusnya melihat masalah ini  dengan seksama jangan hanya dari segi satu sudut pandang saja. Seharusnya kita lebih pintar dalam menanggapi hal seperti ini, karna kita orang Muslim. Orang Muslim di kenal sebagai orang yang hebat, tapi kenapa kita mau di bodohi dengan hal-hal yang justru malah menghancurkan persaudaraan atau bahkan image jati diri Islam itu sendiri.

Sekarang banyak orang menentang keberadaan Bapak Ahok sebagai pemimpin di karenakan beliau beragama Non Muslim. Pertanyaan saya, kenapa hal ini baru di permasalahkan sekarang setelah terjadi peristiwa penistaan agama saat ini? Kenapa dulu agama beliau (Bapak Ahok) tidak menjadi masalah ketika beliau mencalonkan diri sebagai Gubernur. Banyak yang ingin Bapak Ahok lengser, karna sesuai dengan surat Al-Maidah ayat 51 yang berbunyi, Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu), mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
Dari ayat tersebut, memang menjelaskan bahwa kita dilarang untuk mengangkat orang Non Muslim sebagai pemimpin. Jika kalian setuju dengan hal tersebut. Coba kalian pikirkan hal ini.

a.   Bagaimana bisa kita melarang orang Non Muslim untuk menjadi seorang pemimpin sedangkan jika kita hidup di Indonesia yang berpegang pada asas Pancasila, bahwasanya Indonesia adalah Negara yang berkesatuan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Negara Indonesia adalah bangsa yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam budaya, suku, daerah dan agama. Lalu bagaimana kita bisa melarang mereka yang Non Muslim untuk menjadi seorang pemimpin? Dalam Undang-Undang pun juga sudah di jelaskan bahwa setiap warga Negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Lalu apa yang harus kita pertanyakan? Setiap orang memiliki hak, setiap orang memiliki kebebasan untuk mengeksplore jati diri mereka. jadi sebagai rakyat yang baik, mohon sekiranya jangan bersikap rasis yang mengutamakan kepentingan diri sendiri. Ingat! Negara ini bukan Negara Islam, tetapi Negara kesatuan yang semboyannya ada pada “Bhenka Tunggal Ika” kalau sekiranya kepemimpinan Bapak Ahok terhambat karena agamanya. Saya usul, bagaimana kalau kita #IslamkanAhok biar masalah clear, jadi kita tidak perlu harus saling berselisih antarsesama rakyat Indonesia (hahahaha)

b.      Jangan merasa paling benar! Dalam konteks ini, bukannya saya menyalahkan atau membela sepihak. Namun terkadang kita sebagai orang Muslim merasa bahwa agama kita yang paling benar. Untuk hal ini SAYA MOHON MAAF jika saya salah. Saya tahu agama Islam adalah agama terakhir dan kitab Al-Qur’an sebagai penyempurnaan dari kita-kitab sebelumnya. Tapi bukan hal itu yang ingin saya bahas. Saya ingin mengajak anda untuk berfikir, coba kita analogikan bersama. Disaat kita beranggapan bahwa Islam adalah agama yang paling benar. Dan Al-Qur’an adalah kitab yang di turunkan oleh Allah. Jika hal ini yang dirasa paling benar dan kita sebagai ummat menyalahkan yang lain. coba pikirkan ini. Saya ambil contoh orang Nasrani. Buka pikiran kalian dan pikirkan ini, mereka juga memiliki agama, dan mereka juga memiliki kitab, yaitu kita Injil. Bukankah kitab injil juga diturunkan Allah melalui Nabi Musa. Secara tidak langsung Kristen juga agama Allah. Apakah kita para Muslimin akan menyangkal hal tersebut? Kalau kita berpendapat agama mereka salah? Lalu bagaimana dengan Islam? kita memiliki kesamaan, yaitu sama-sama agama Allah dan kitabnya pun di turunkan dari Allah. Yang membedakan hanya masanya, dan menurut pengetahuan yang sudah saya dapatkan di bangku sekolah bahwa agama Islam adalah agama terakhir yang di turunkan Allah sebagai penyempurna dari segala kitaB yang telah di turunkan Allah. Selain Injil juga ada kitab Allah seperti kita Zabur, Kitab Taurat, apa kita akan beranggapan bahwa kitab tersebut salah? Itu juga dari Allah? Jika kita melakukan itu, saya rasa betapa egoisnya kita sebagai ummat.

Disini saya tidak berbicara mengenai mana yang paling benar dan mana yang paling salah. Dalam konteks ini semua orang akan merasa paling benar atas agama yang mereka yakini. Seperti kita meyakini agama Islam, kita akan beranggapan bahwa agama Islam lah yang paling benar dan begitu pula dengan mereka yang meyakini agamanya selain kita. Lalu apakah kita akan merusak keyakinan mereka? atau memaksa mereka untuk masuk Islam? Maaf, saya rasa orang Islam sejati tidak akan sejahat itu. Memang sulit untuk di selesaikan ketika saling beranggapan bahwa kitalah yang merasa paling benar, solusinya yaitu dengan kita saling menghargai satu sama lain, menjalani kehidupan dengan rukun agar terciptanya kesejahteraan membuat Indonesia ini lebih indah. Di dunia kita hidup untuk bersama, namun ketika kita meninggal kita akan memiliki jalan kita sendiri nantinya. Oleh karena itu jangan permasalahkan tentang apa agama kita, apapun yang kita yakini, biarlah itu menjadi suatu rahasia kita dengan Tuhan kita.
  
Setiap orang yang beragama akan merasa bahwa agama merekalah yang paling benar, karena mereka telah meyakini itu benar. Lalu apa hak kita untuk memutuskan keyakinan itu. Saya sangat setuju dengan Bapak Gus Dur, bahwa seseorang tidak akan bertanya apa agama mu ketika kita dapat berbuat baik kepada orang lain. setiap agama sama-sama diajakarkan tentang kebajikan, memiliki nilai unsur kebaikkan dan memuliakan Tuhan sesuai keyakinan mereka. Lalu hal apa yang harus di permasalahkan. Tidak penting apa agama mu, yang terpenting apakah hidupmu dapat berguna untuk orang lain? karena Tuhan mu menciptakan mu ke dunia ini bukan hanya untuk sekedar hidup, melainkan bagaimana kita bisa menjalin hubungan yang baik antarsesama, saling tenggang rasa, untuk Indonesia menjadi lebih baik.

Sebenarnya permusuhan ataupun perpecahan dalam suatu lingkungan hidup itu adalah disaat di setiap individu atau kelompok merasa bahwa merekalah yang paling benar, sehingga muncul pertikaian yang pada akhirnya menghancurkan tali persaudaraan. Jika kita mau menengok ke belakang, ketika bangsa Indonesia di jajah oleh para penjajah. Rakyat Indonesia bersatu untuk mengusir para penjajah dari Indonesia. Apakah saat itu mereka menanyakan “apa agamamu?” bukan itu yang mereka pikirkan, tapi yang mereka berpikir bagaiamana mereka bisa mengusir penjajah untuk hidup yang lebih baik dan sejahtera bersama tanpa ada penderitaan yang harus dirasakan satu sama lainnya. Itu point utama sebagai bangsa yang hidup di dalam kedaulatan Pancasila. Dan kalau kita mau berfikir lagi, bukankah banyak peristiwa-peristiwa pengeboman yang dilakukan orang muslim atas dasar jihad yang mereka yakini. Coba kalian pikir, kalau orang-orang Non Muslim mau mungkin mereka akan melakukan demo pula ke pemerintah untuk meminta hak mereka, tentang rasa aman dalam menjalani agama yang mereka yakini. Tapi kita lihat? Mereka tidak melakukan itu? Lalu ada apa dengan kita? Silakan anda renungkan itu sendiri.

c.      Ketika kita sebagai orang muslim mempermasalahkan kepemimpinan Bapak Ahok karna agamanya bukan karna keberhasilannya sebagai pemimpin. Itu menurut saya adalah penilaian yang sangat tidak masuk akal. Coba kalian lihat dengan hati nurani kita. Para pemimpin yang notabennya Islam malah melakukan korupsi, menghabiskan uang rakyat, sedangkan sisi yang lain ada pemimpin yang jujur, bijaksana, kerja nyata bukan hanya bicara besar, tapi beliau Non Muslim apa kita akan membuang orang itu? Saya rasa kalau logika kita masih ada di dalam kepala kita, pastinya kita akan memilih orang yang Non Muslim dengan memberikan bukti nyata untuk kesejahteraan rakyat bukan hanya memberi janji palsu yang pada akhirnya menderitakan rakyat.

Sebelum peristiwa penistaan agama yang di alami Bapak Ahok, orang-orang muslim yang ada di Jakarta sangat antusias terhadap kepemimpinan Bapak Ahok. Hal itu dikarenakan Bapak Ahok memberikan bukti nyata dan menjalankan amanahnya sebagai pemimpin. Mereka percaya kepada Bapak Ahok yang dari kalangan Non Muslim karena di jaman sekarang ini orang muslim itu sendiri banyak yang tidak mencerminkan perilaku layaknya seorang muslim. Saya mendapat cerita dari dosen saya yang baru saja pulang dari luar negeri, bahwasanya orang-orang di luar sana dari segi kedisplinan dan kebersihan sangat terjaga. Mereka saling tenggang rasa satu sama lain, dan mereka yang melakukan itu adalah Non Muslim. Ketika dosen saya membandingkan dengan rakyat Indonesia yang notabennya adalah orang Muslim, justru mereka bersikap layaknya mereka bukan seorang Muslim. Ini yang menjadi tanda tanya besar. Oleh karna itu kita jangan hanya menilai seseorang dari segi agamanya saja karna di jaman sekarang banyak agama yang hanya tertera di KTP nya saja, tapi dari segi sikap, mereka tidak menunjukkan hal itu.

d.    Jika aksi demo 4 November kemarin bertujuan untuk menjatuhkan kepemimpinan atau repotasi Bapak Ahok di karenakan karena beliau orang Non Muslim. Perlu di sadari, dalam konteks ini Bapak Ahok hanya menjalani amanahnya sebagai pemimpin dalam suatu pemerintahan. Beliau bekerja demi kepentingan kesejahteraan rakyat. Sekarang kita lihat, apa di dalam setiap pidato Bapak Ahok pernah mengatakan, “Orang muslim harus masuk agama nasrani, orang Muslim harus tunduk sama orang Nasrani.” Pernakah kita mendengar seperti itu, kan tidak. Beliau hanya bekerja untuk rakyat dan untuk keluarga yang beliau sayangi di rumahnya. Lalu dalam hal ini apa yang harus di permasalahkan?

Kita sebagai orang Muslim harus cerdas, kita memiliki banyak cara pandang di dalam Islam. saya berikan contoh seperti ini.
Di dalam Islam, kita membaca Al-Qur’an akan mendapat pahala dari Allah. Namun ketika seorang perempuan yang sedang datang bulan dan dia membaca Al-Qur’an itu malah di harapkan. Sekarang amati contoh diatas? Bagaimana bisa membaca Al-Qur’an yang awalnya kita bisa mendapat pahal namun akan bersifat haram ketika seorang perempuan yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan datang. Begitu juga dengan kasus Bapak Ahok, kita jangan hanya melihat suatu peristiwa atau masalah dari satu sumber saja namun sumber yang lain juga. Bukankah Islam itu kaya dengan ilmu, kita memiliki banyak sumber sebagai acuhan hidup kita, oleh karena mari kita menjadi manusia yang lebih cerdas yang tidak mudah untuk di bodohi. Kita harus bisa melihat suatu masalah itu dengan konteks yang jelas dan jeli, terutama kita sebagai generasi muda, kita harus memiliki integrasi tinggi agar kita tidak hanya mengikuti pendapat orang lain, tapi kita harus berani menyuarakan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita seperti yang kalian baca saat ini, ini adalah suara pikiran saya.

Cukup sekian catatan dari saya. Sekali lagi SAYA MOHON MAAF apa bila ada hal-hal yang kurang benar atau menyinggung pihak lain. disini BUKANNYA SOK TAHU. Disini saya hanya menulis tentang opini saya. Mengapresiasikan pendapat saya melalui tulisan ini. Kurang lebihnya MOHON MAAF karena saya bukan ahlinya, harap di maklumi apabila ada hal yang salah – TERIMA KASIH.




Selasa, 04 Oktober 2016

Pengorbanan Seorang Lelaki


Cowok itu selalu di simbolkan dengan sosok yang kuat dan tangguh. Tapi di balik itu semua para cewek tidak tau, bahwa di balik ketangguhan di dalam diri cowok terdapat hati yang lemah. Sebagai manusia biasa cowok itu tidak selalu perkasa seperti apa yang para cewek lihat. Namun yang jelas cowok itu juga manusia dan dia juga memiliki titik lemah seperti cewek.
Jika kalian bertanya kenapa cowok lebih suka menggunakan logika dari pada perasaan, jawabannya adalah karna cowok di lahirkan sebagai pemimpin, jika seorang pemimpin lemah (lunglay) bagaimana bisa dia nanti pemimpin keluarganya. Oleh karna itu terkadang cowok bersembunyi di balik perasaan yang sebenarnya hanya untuk menyembunyikan kelemahannya.

Secara umum coba kalian lihat di sekeliling kalian. Betapa egois seorang cewek yang meski tanpa kata mereka menuntut para cowok untuk selalu bisa mengerti mereka. aku sebagai cowok cuma berpikir satu hal di dalam benak ku. “Emang kalian pikir cowok itu paranormal apa yang bisa baca pikiran kalian. apa mereka sejenis dukun gitu? Jadi tanpa kalian bicara (cewek) kita langsung tau apa yang kalian inginkan, apa yang kalian pikirkan, dll.”

Satu hal yang harus kalian sadari. Kita para cowok juga manusia, bukan lah seorang dewa yang harus selalu tampil sempurna. Tapi terkadang kalian para cewek terlalu egois yang hanya mementingkan egonya kalian sendiri tanpa kalian pahami betapa menderitanya kita para cowok selalu tertindas dengan ideologi yang kalian miliki.

Coba kalian renungin ini. Sebenarnya ini bukan acuan bahwa kita para cowok tidak ikhlas atas apa yang telah kita lakuin buat kalian (cewek). Misal pas lagi PDKT atau udah pacaran gitu.
kalian lihat, betapa besar pengorbanan cowok yang mereka lakuin buat kalian. Ketika jalan dia yang jemput kalian kerumah, kalau lagi makan dia yang bayarin, nonton dia yang bayarin, ketika kalian yang salah cowok yang minta maaf duluan, maunya di chat duluan, di telepon duluan dan masih banyak alasan-alasan yang lainnya. Sadar gak sih kalau kita para cowok sudah berkorban banyak hanya pengen buat kalian merasa happy. Tapi apa yang kalian lakuin? Terkadang kalian melupakan hal-hal besar hanya karna masalah yang kecil.
Dan slogan yang kalian miliki, bahwa cewek selalu benar adalah sebuah penderitaan bagi kita (cowok) dengan adanya slogan itu membuat kalian para cewek enggan untuk mengoreksi kesalahan kalaian, yang terlihat oleh kalian adalah kesalahan si cowok dan pada akhirnya kami lah para kaum adam yang tertindas……

Ini bukan bercerita tentang kami (cowok) mengeluh atas apa yang telah kita lakuin buat kalian, disini aku hanya mau bilang tolong hargai seberapa kecil/besarnya pengorbanan dan perjuang cowok buat kalian. karna kalian tidak pernah tau hal-hal sulit yang telah cowok lewat kan hanya untuk membuat kalian  tersenyum.

        Meskipun gak semua cewek selalu bersikap begitu tapi dominan di antara kalian tanpa kalian sadari kalian memperlakukan kita seolah kita itu budak kalian. yang selalu meng-iyakan atas apa yang kalian mau, yang kalian perintahkan. Kita para cowok selalu meng-iya kan apa yang kalian katakan. Kita seakan seperti boneka bodoh yang dengan mudahnya kalian permainkan sesuka hati, ingat cowok itu juga manusia mereka punya hati yang kuat namun untuk di sayangi. Seperti yang pernah dikatakan orang bijak “Wanita yang hebat adalah wanita yang mampu meningkatkan integritas seorang lelaki, bukan malah menjatuhkan.” Jadi, jika kalian merasa bahwa kalian adalah wanita yang pantas untuk di banggakan, di sanjung dan di bahagiakan. Maka perbaiki lah diri kalian, ubah mindset kalian yang kurang baik dengan begitu aku akan mendoa kan semoga kelak kalian akan menjadi wanita yang selalu di bahagiakan dan di bangga kan oleh orang yang kalian sayangi. Aamiin……

Aku pernah membaca sebuah buku. Dalam buku itu Rasulullah bersabda: “Bahwa ada tiga hal yang membuat wanita itu tidak baik untu di jadikan pasangan.”

1.      Jika seorang lelaki memandang wanita tersebut, dia merasa jengkel.

Ini buat para cowok-cowok nih. Ketika kalian memiliki pasangan dan ketika kalian melihat pasangan kalian itu, kalian bukannya merasa senang tapi malah merasa jengkel. membuat mood kalian down itu adalah tanda pertama yang di sabdakan Rasulullah bahwa pasangan kalian itu termasuk wanita yang tidak baik untuk di jadikan pasangan. Alasanya, mungkin dari sifat, kebiasaan dia atau sikap dia yang kurang baik. Entah aku tidak paham dengan hal ini, yang bisa menilai itu kalian sendiri terhadap pasangan kalian. tapi yang jelas hati tidak pernah bisa di bohongi, coblah untuk jujur terhadap diri sendiri maka dengan begitu hati akan menuntunmu temukan cinta sejati.

Dan buat kalian yang masih PDKT atau mungkin yang sudah pacaran. Ketika kamu memiliki pasangan, disaat kalian melihat si doi merasa teduh, tenang bawaannya membuat kalian merasa nyaman dan senang. Pesen ku kamu wajib mempertahankan pasangan mu itu. Karna jujur saja dari pengalaman pribadi aku bisa membedakan dua hal tersebut, kuncinya sederhana kamu hanya perlu jujur dengan hati mu sendiri jangan menentang ego maka hati akan menuntun mu.

2.      Jika berkata, tutur katanya menyakitkan untuk kita.

Jadi kalau kalian punya pasangan ketika saat bicara, tutur katanya terasa menyakitkan hati. Itu tanda kedua bahwa wanita itu tidak baik untuk di perjuangkan. Misalnya seperti bicara kasar, bicara dengan nada tinggi atau bahkan bicara kotor kepada kalian. silakan kalian nilai sendiri karna kalian lebih memahami pasangan kalian seperti apa. Namun jika perkataannya selalu bisa membuat mu tenang atau bahkan mampu membuatmu merasa damai ketika amarah sedang kamu rasakan. Maka untuk kedua kalinya pertahankan pasangan yang seperti itu!

3.      Tidak berkhianat, patuh dengan apa yang kalian katakan (perintah)

Tidak berkhianat maksudnya, mereka pasanganmu yang bisa menjaga diri, nama baik keluarga, dan setia. Dan tidak menceritakan kejelekkan pasangan kalian kepada orang lain (itu sabda Rasulullah).

Dalam hal ini, jangan salah menafsiran. Yang di maksud dengan perintah adalah mereka (cowok) yang menyuruh pasangannya dalam hal kebaikkan. Bukan dalam hal keburukkan. Misalnya hal baik itu, pasangan kalian menyuruh sholat, ngaji, dan lain sebagainya yang bersifat baik yang membuat kalian (cewek) semakin tumbuh menjadi lebih baik karna pasangan kalian membimbing kalian ke hal yang benar bukan malah sebaliknya.
Buat kalian para cowok, kalau kalian punya pasangan yang selalu membantah atau mengelah saat diajak dalam hal kebaikkan. Itu tanda terakhir bahwa dia kurang baik untuk kalian jadikan pasangan.
Tanda yang ketiga ini lebih cocok untuk mereka yang sudah berumah tangga, tapi gak ada salahnya buat kalian yang masih pacaran, karna tahap pacaran adalah mengenal pasangan satu sama lain. So? Jalani aja apa adanya gak perlu ada yang di sembunyikan agar tidak terjadi masalah di kemudian harinya.

Apa diantara kalian akan membantah atau merasa tidak setuju dengan apa yang aku tulis ini. Mungkin bagi kalian yang sering tersakiti akan melakukan penolakkan dengan apa yang kalian baca saat ini. Merasa bahwa cowoklah yang mau menang sendiri, dll.
Disaat kalian melakukan itu, kalian melupakan satu hal. Kalian melakukan penolakkan tentang cowok yang baik karna yang kalian ingat hanya lah keburukkan tentang cowok berengsek yang telah membuat kalian terluka. Sehingga bekasan luka di masa lalu membuat mindset kalian kalau kita para cowok semua sama? Hallloooo….. kalian punya akalkan? Bisa mikirkan? Bagaimana bisa kalian menganggap semua cowok itu sama berengseknya satu dengan yang lain hanya karna kalian pernah di sakiti. Itu sangat tidak adil untuk kita Girlsss……….

Coba kalian bayangin, apa Fir’aun sepadan dengan Naabi Musa? Atau raja Namrud sepadan dengan Nabi Ibrahim? Jawabannya tidak. Dari sini aku nasehatin kalian bahwa jangan memandang segala sesuatu itu dari satu aspek saja. Karna segala sesuatu selalu ada perbandingan dan hal itu agar kamu dapat berfikir dan mencari ridho Allah.

            Jangan hanya karna kalian pernah terluka terus kalian beranggapan kalau kita para cowok di pandang sama. Itu adalah sebuah ideologi yang sangat egois dari kalian. Jika mindset kalian tentang cowok terus seperti itu bagaimana bisa kalian dapatkan cowok yang lebih baik. Dari catatan-catatan yang sebelumnya aku sudah bilang. Bahwa apa yang kalian pikirkan itulah yang akan terjadi. Jadi ketika kalian berfikir kalau semua cowok itu berengsek bagaimana cara Tuhan memberikan yang terbaik untuk mu. Sedangkan kamu sendiri tidak percaya jika ada seseorang yang baik, yang akan sembuhkan luka itu.

Sebenernya dalam hal ini yang mempersulit percintaan kalian adalah diri kalian sendiri. Sekarang pikir? “Bagaimana bisa kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan sedangkan kalian sendiri tidak mempercayai hal tersebut.”  Sadari lah bahwa Allah menciptakan hambanya tidak ada yang sama, mereka memiliki jalan berfikir dan perasaan yang berbeda. Jadi mulai sekarang jika kalian emang bener pengen bahagia. Ubah mindset kalian tentang cowok. Jangan jadikan rasa sakit di masa lalu sebagai hantu di masa depan. Ketika kalian telah berusaha tapi hasilnya tetap sama, ingat lah apa yang pernah di sabdakan Rasulullah. “Wanita sholeha untuk lelaki sholeh, dan begitu juga sebaliknya.”

Jadi, sudah sangat jelas apa yang telah di sabdakan Rasulullah. Bahwa wanita sholeha untuk lelaki sholeh. Jika kalian telah berusaha namun masih saja di sakiti, mungkin kalian harus berkaca ke dalam diri kalian sendiri. Lihat lah dalam-dalam diri kalian. Apakah kita sudah menjadi pribadi yang baik untuk mendapatkan pasangan terbaik dari Allah? Pertanyaan itu hanya mampu di jawab oleh diri kita sendiri. Silakan renungkan itu dan mulai lah memperbaiki diri. Dan jika kalian sudah merasa baik tapi diantara kalian masih saja ada yang tersakiti, jangan bersedih dan kecewa. Percayalah bahwa Allah masih menguji kesungguhan mu serta kesabaranmu. Sebagai orang Muslim kita tidak anjurkan untuk mendzalimi Allah. Karna Allah selalu mengasih kita disetiap masih detakkan jantung kita dan itu faktanya bagi orang-orang yang mau bersyukur pada-Nya.

Sebenernya cowok atau cewek itu sama. Di setiap perjalanan hidup mereka pasti pernah tersakiti. Kalian pernah gak sih denger atau observasi di lingkungan kalian ketika seorang cowok yang mau bunuh diri karna di tinggal kekasihnya atau seorang cewek yang di tinggal selingkuh pasangannya. Dan dengan lucunya mereka berkecoh di medsos mereka. tidak sedikit aku melihat mereka menulis di medsos mereka seperti ini.

“Cowok itu semua sama. Gak ada yang bener. Di awal doang manis, ujung-ujungnya juga busuk. Berengsek! Bisanya cuma nyakitin doang.”

“Cewek itu sama aja. Gak ada yang bener. Bilangnya sayang tapi buktinya tergoda sama yang lain. Cewek bangsat!!!!”

(Sorry kalau kata-katanya terlihat agak kasar cuma yang aku temuin emang kayak gitu.)

            Kata-kata diatas hanya sebagian contoh kecilnya saja. Karna masih banyak celotehan dari orang-orang kecewa tapi tidak mungkin aku sebutkan satu persatu.

          Nah…. Dari kedua status di   atas yang mereka tulis di masing-masing medsos mereka. Apa yang bisa kalian simpulkan?
Kesimpulannya adalah, ketika kita terluka yang ada di hati kita hanya rasa sakit. Kita seakan berfikir jangka pendek doang, yaitu apa yang terjadi sekarang itulah yang akan terus terjadi di masa depan. Beda halnya jika kalian pas lagi tersakiti kalian berfikir jangka panjang. Misalknya kayak gini. Kalian di sakiti? Tapi kalian tetap sabar, bertawakal kepada Allah bahwa yang terjadi saat ini adalah semata Allah ingin memberikan yang terbaik bagimu. Bersikap Husnuzhon kepada Allah, bahwa kepergian orang yang kamu sayangi adalah cara Allah menunjukkan dia bukan lah yang terbaik buat kamu. Karna Allah telah mempersiapkan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Jadi, ketika kalian berfkir seperti itu. Aku jamin rasa sakit itu tidak akan bertahan lama di hati kalian. karna setelah itu kalian akan melihat untuk jangka panjang ke depan. Bahwa terluka bukanlah akhir dari segalanya untuk berhenti. Melainkan terus berjalan untuk mencari dan temukan yang lebih baik. Itu kuncinya.

Jadi ketika kalian disakiti, kalian galau dan kalian beranggapan bahwa semua berensgek. Jangan harap kalian akan menemukan yang lebih baik dari sebelumnya. Karna yang kalian pikirkan jangka pendek. Masa dimana kamu tersakit dan akan terus kamu bawa sampai hari berikutnya. Jadi, bagaimana kamu bisa bahagia jika luka dan dendam itu masih ada di dalam hati kalian? Bagaimana kalian bisa dapatkan yang lebih baik jika yang ada di pikiran kalian hanyalah sebuah manusia yang sama, dengan sifat yang sama dan pada akhirnya akan memberikan luka yang sama. Apa kalian akan bahagia? Pikirkan itu baik-baik.

Setiap orang pasti pernah terluka, namun semua itu akan berakhir bahagia jika kita tahu langkah yang tepat dalam menyelesaikan problem hati yang sedang kita rasakan. Semua kembali pada setiap masing-masing individu bagaimana cara kita menanggapi suatu permasalahan tersebut. Menyelesaikan problem dengan sikap yang dewasa yaitu bersabar dan terus bertawakal karna dia percaya bahwa Allah akan memberikan yang lebih baik, atau kita akan menyelesaikan problem kita dengan cara yang salah yaitu menyimpan luka di masa lalu untuk orang yang akan mengisi selanjutnya dan pada akhirnya rasa sakit di masa lalu akan hadir kembali karna mindset kalian yang menggap semuanya sama, menerapkan hal yang sama untuk orang yang berbeda. Dan faktor alam yang pasti akan terjadi adalah, ketika kalian befikir bahwa semua orang itu gak bener, semua berengsek. Percaya atau tidak. Kalian akan selalu bertemu dengan orang-orang yang berengsek, jelas seperti apa yang sudah kalian pikirkan. Dalam hal ini, jangan salah kan siapapun. Karna seperti yang selalu aku bilang. Apa yang terjadi dalam hidup kita adalah hasil dari apa yang kita pikirkan!!!

Sebenernya bagi mereka yang mau berfikir. Di sakiti/terluka adalah suatu proses untuk kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih kuat dan lebih unggul. Namun terkadang dari kita disaat kita terluka malah menjadikan kita semakin lemah dan hal itu membuat setan tertawa bahagia di dalam sanubari hati kalian. Setan itu seneng kalau orang Muslim itu galau. Karna disaat galau, disanalah kelemahan hati seseorang dan disaat itu pula setan akan mudah merayu dan memperbudak kalian layaknya boneka yang setan mainkan. Jadi pahamilah hidup ini dengan seksama agar kalian tau bagaimana cara untuk bisa mendapatkan kebahagian sejati seperti apa yang di janjikan Allah.

Ngomongin masalah disakiti, setiap orang pasti pernah mengalaminya tidak terkecuali aku pribadi. Aku pernah begitu sayang sama seseorang namun pada akhirnya dia berpaling dengan yang lain. Jika kalian bertanya “apa aku benci padanya?” Jawabannya tidak. Apa aku akan berfikir “kalau semua cewek itu sama?” Jawabannya juga tidak. Karna aku percaya Allah akan memberikan yang jauh lebih baik ketika kita mau bersabar.

   Ada dua hal penting yang harus kalian sadari ketika kalian sedang tersaki oleh seseorang yang kalian sayangi.

1.                       Pertama : Di sakiti bukan menjadikan mu sebagai jiwa yang semakin lemah dan rapuh. Namun ketika kalian sudah pernah merasakan di sakiti, kalian akan tau apa rasa sakit itu, bagaimana rasa sakit itu. Aneh memang kalau aku melihat di sekeliling ku atau sebuah cerita dari teman. Mereka menggalaukan sesuatu yang jelas-jelas pernah mereka rasakan sebelumnya. Misalnya kayak gini. Kamu pernah terluka. Disaat itu kamu galau merasakan sakit hati yang amat teramat dalam. Lalu untuk kesekian lamanya rasa sakit itu sembuh dengan sendirinya. Lalu kamu pacaran lagi dan akhirnya di sakiti lagi. Dan disitu kalian galau lagi dan begitu seterusnya. Ini kalau tak pikir kok aneh. Yang membuat ku merasa aneh adalah kenapa kamu harus merasa galau karna hati yang sedang terluka padahal sebelumnya kamu sudah pernah mengalami rasa sakit yang saat ini kamu rasakan, coba deh kamu pikirkan hal ini baik-baik.

       Rasa sakit yang kesekian kalinya hanyalah sebuah perasaan atau kejadian di masa lalu yang mencoba untuk melemah kan kalian atau bahkan bisa aku bilang itu adalah pembodohan. Bagaimana mana tidak? Kalian menggalaukan sesuatu yang sudah jelas-jelas pernah terjadi di dalam hidup kalian. Jika kalian mau berfikir, ketika kalian sudah pernah tersakit dan akhirnya tersakiti lagi kalian tidak perlu merasakan sakit itu atau berlebihan sampai gak mau makan, ngurung diri di kamar, dan lain sebagainya. itu buat apaan coba? Kamu sudah pernah merasakan sakit lalu bagaimana bisa rasa sakit itu menyakiti kamu untuk yang kedua kalinya? Itu yang aku maksud dengan belajar dari masa lalu. Biar aku ulangi sekali lagi, “Rasa sakit tidak menjadikan jiwa mu lemah, tapi rasa sakit mengajarkan mu untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat.”

    Memang sih aku sadar. Dalam melakukannya memang tidak semudah saat kita bicara. Kunci utamanya ada di otak kita. Ketika kalian bisa me-manage pikiran kalian dengan baik. Maka kalian akan benar-benar bisa melakukan seperti apa yang aku jelaskan di atas. Otak itu ibaratkan kemudi di dalam hidup kita. Ketika kalian berfikir akan bahagia, maka Allah akan selalu menebarkan ketenangan di dalam hatimu. Namun ketika semua kamu pikir itu sulit maka beban kehidupan akan selalu menyusahkan hingga akhirnya kamu enggan bersyukur pada-Nya.
Contoh kecilnya adalah perbedaan antara fans dan haters. Fans sebagai perasaan positif yang akan selalu terlihat baik atas apa yang dilakukan sang idola. Berbeda dengan haters, haters sebagai perasaan negatif yang setiap saat dilakukan orang lain baginya adalah sebuah perasaan kebencian.
Allah memberikan kalian akal itu supaya mau berfikir, akan sangat merugi jika akal yang telah di berikan Allah dengan begitu sempurna kalian sia-siakan.

2.                 Dan yang kedua: pernah gak kalian menyayangi seseorang, kalian berfikir dia yang terbaik namun pada akhirnya dia meninggalkan kalian. Pernah mengalami hal seperti itu? Jika hal itu terjadi di dalam hidup kalian, apa yang akan kalian lakukan? Membenci orang tersebut? Atau kalian akan menyalahkan Allah atas takdir yang kalian terima. Jika pengalaman diatas pernah terjadi di dalam hidup kalian. yang harus kalian lakukan hanyalah bersabar dan bertawakal padanya. Serahkan semua kepada-Nya. Karna Dia (Allah) maha tau apa yang terbaik untuk kita. Ketika orang yang kita sayang pergi meninggalkan kita. Berfikirlah bahwa itu cara Allah menunjukkan padamu kalau dia tidak baik untuk mu. Allah sudah menyiapkan sesuatu yang lebih baik darinya, tergantung kamu mau terus mencari atau hanya akan berhenti dan menyesali kisah cinta yang tiada berarti. Itu pilihanmu. Kamu ingin bahagia atau hanya akan menyesali masa lalu yang menyakitkan tanpa melakukan perubahan. Yang harus kalian pahami adalah bahwa orang lain hanya bisa membantu kalian untuk mencari jalan menuju perubahan sedangkan yang menentukan perubahan itu adalah kalian sendiri. Sama halnya seperti yang aku lakukan saat ini.

   Cerita singkat dari aku yang mungkin sama pertanyaan ini, seperti yang kalian pertanyakan pada diri sendiri.aku pernah begitu menyayangi seseorang namun akhirnya di tinggalkan. Aku merasa dia yang paling baik, paling ngerti, paling bisa membuat nyaman, dan lain sebagainya. Lalu setelah berpisah muncul begitu banyak pertanyaan di benakku. Misal: dia cantik, bisa gak ya nanti aku dapetin yang lebih dari dia. Dia baik, dia paling ngerti, dia penyayang dan semua pertanyaan yang seakan menerka masa depan. Jika hal ini terjadi dalam hidup kalian, aku cuma mau bilang jangan pernah menerka masa depan dengan membandingkan masa lalu yang suram. Karna jika hal itu kalian lakukan, maka masa lalu akan terulang kembali. Yang perlu kalian lakukan adalah hanya perlu terus mencari serta bersabar, bertawakal kepada Allah serahin semua pada-Nya karna Allah maha tau atas segalanya atas apa yang baik untuk kita dan apa yang buruk untuk kita. Percayalah ketika kalian berfikir akan mendapatkan yang lebih baik, maka itulah yang akan diberikan Allah kepadamu. Hal itu sudah aku buktikan dalam hidup ku sendiri. Ketika masa lalu yang aku anggap baik namun nyatanya menyakitkan lalu di masa depan aku yakin akan ada seseorang yang jauh lebih baik dan baik, maka itu lah yang aku temukan.

            Ini bukan sebuah cerita rekayasa yang aku buat mengada-ngada tapi ini semua adalah kisah nyata yang pernah terjadi di dalam hidup ku. Aku bisa menuliskan artikel ini karna atas apa yang telah aku alami dan aku rasakan sendiri. Kalau tidak percaya silakan kalian buktikan sendiri. Kuncinya hanya perlu bersabar, karna keajaiban bukan hanya terjadi di dunia dongeng, di dunia nyata lebih luar biasa ketika kita mau mendapatkannya. Caranya dengarkan kata hatimu dan biarkan hati membimbing mu kepada ridho-Nya.

Oke guys, aku rasa cukup sampai disini buat artikel yang aku tulis ini. Mohon maaf atas kekurangannya yang jelas gak ada lebihnya (hahahaha), maklumlah bukan ahlinya aku cuma ingin menyampaikan apa yang ada di pikiran ku salah satunya dengan menulis. Kalau dirasa bermanfaat jangan lupa share ya. Hal kecil yang kalian lakukan biarlah Allah yang membalasnya - See you in next new article.

NB: Kalau kalian ingin belajar pengendalian/pengembangan cara pola berfikir, aku saranin kalian membaca bukunya DAVID J. STECHWART yang berjudul THE MAGIC OF THINKING.

 Follow :
- IG                : @riyan.26
- LINE            : @dsv26
- TWITTER    : @rian_dasilvaid
- FB                : riyan autogenestic




Senin, 18 Juli 2016

Aisyah Part I - The Only ONE


Aku terbangun dari lelap tidur ku, berharap akan ada cahaya yang memampu menerangi jiwa yang sepi. Ku coba melihat dunia di balik jendela kamar ku, namun semua tetap terasa sama tak ada yang berubah.

Perlahan ku langkah kan kaki tuk menjemput cahaya mentari. Berharap sinarnya akan mampu mencairkan hati yang beku. Dan untuk kesekian kalinya aku berharap akan ada kehangatan yang bisa aku rasa kan, meski itu untuk yang terakhir kalinya bagi ku……

“Ma, Pa. Dimas berangkat dulu ya.”
“gak sarapan dulu sayang?” sahut mamanya.
“gak usah ma, Dimas sarapan di kampus aja.” Beranjak pergi.
“lihat tuh kelakuan anak mama, diajak sarapan orang tua malah milih sarapan di luar, dasar anak gak tau di untung!” Dimas menghentikan langkahnya.
“Pa, boleh aku bertanya sesuatu padamu. Kapan terakhir kali kita makan bersama dalam satu meja?”
“apa maksud dari pertanyaan mu itu?”
“aku hanya menanyakan, kapan terakhir kali kita makan bersama? Pernahkah papa berfikir kalau selama ini aku selalu sendiri.”
“cukup Dimas!!! Kamu mulai berani sekarang. Papa sama mama ini bekerja untuk kebutuhan kamu, seharusnya kamu bersyukur untuk itu.”
“aku sudah sangat bersyukur kepada Tuhan pa, tapi yang Dimas butuhkan bukan semua materi ini, tapi kasih sayang papa dan mama buat Dimas.”
(Plaakkkk) Sebuah tamparan keras melayang di pipi Dimas.
“kamu sudah mulai banyak bicara ya sekarang, dasar anak tidak tau di untung. Mahasiswa macam apa kamu ini? Apa di kampus dosen mu tidak pernah mengajari mu bagaimana cara berterima kasih kepada orang tua,” ujar papanya dengan wajah memerah.
“apa papa tidak pernah belajar sebagai orang tua! Apa yang harus di lakukan orang tua untuk anaknya? Terima kasih untuk sarapan paginya yang begitu indah dari anda.” Dimas beranjak pergi.

Entah, sudah tak terhitung berapa lama aku hidup di dalam kegelapan ini. Terbelenggu dengan sebuah beban yang saat ini menyayat hati. Orang bilang rumah adalah surga, tapi bagi ku rumah adalah neraka yang di dalam nya hanya menyimpan sebuah siksaan hati yang perlahan mulai menggerogoti hati. It’s damn for me, I hate everything in my house!”

Setibanya di kampus, Dimas mempercepat langkah kakinya untuk menuju toilet.
(uhukk… uhukkk...) Darah keluar dari hidung.
Dimas mengambil sapu tangan yang selalu dia simpan di dalam saku celananya. Dengan segera mengusap darah di hidungnya berharap takkan ada orang yang melihatnya.
“woiiii…. Ini dia yang kita tunggu-tunggu baru datang, dari mana aja lu bro? temen yang lain udah pada nungguin tuh.” Sapa salah satu temannya.
“sorry tadi dari toilet, ada panggilan alam yang mengganggu,” ujarnya dengan gurau.
“okelah, yok gabung sama yang lain.” mereka pergi…….

Kampus adalah surga bagiku dimana aku bisa merasakan kesenangan yang tidak bisa aku dapatkan di dalam rumah. Di kampus aku bisa mengeluarkan semua beban yang membelenggu, terbang bebas dan lepaskan semua. Bersama mereka aku bisa bahagia, tertawa bersama.
Seperti biasa ketika jam kosong Dimas dan temannya biasa nongkrong di belakang gedung kampus menghibur diri dengan minuman keras yang mereka genggam atau sebatang rokok yang mereka hisap. Kebiasaan mereka sudah mendapat peringatan dari pihak kampus, tapi mereka tidak pernah menghiraukan peringatan itu.

“cuiittt… cuiiittt…” salah satu teman Dimas bersiul.
“ada Aisyah tuh bro.” Dimas melihat kearah tepat Aisyah sedang berjalan di depan matanya.
“kejar gih, lo kan ngebet banget sama si Aisyah itu, hahaha.” Ujar temannya menggoda.

Di dalam kelas Aisyah meletakan buku dan tas yang sedari tadi ia bawa. Aisyah adalah cewek sholeha yang memiliki paras anggun dan lembut dalam tutur perkataannya. Kepala yang di tutupi hijab membuatnya semakin terlihat anggun.

“eh Syah, tadi aku lihat sepertinya Dimas memperhatikan kamu deh.” Salah satu temannya membuka pembicaraan.
“sok tau kamu Nis” gerutu salah satu teman yang lain.
“orang beneran kok, tadi aku lihat sendiri.”
“atau jangan-jangan dia suka lagi sama kamu Syah?” temannya mulai menerka.
“huss.. jangan asal kamu. Mana mau Aisyah sama cowok gak jelas kayak dia. Udah kelakuannya gak bener, aku heran emang keluarganya gak didik dia apa, kok jadi kayak gitu.” Asiyah hanya tersenyum mendengar obrolan temannya, terdiam tanpa mau berkomentar.

Pulang dari kampus Dimas langsung bergegas ke rumah sakit yang sudah menjadi langganannya.
“bagaimana hasilnya dok?”
“semakin memburuk, apa nak Dimas masih melakukan kebiasaan merokok, dan minum minuman keras yang sudah saya larang?” dimas hanya terdiam.
“kalau saya boleh saran, sebaiknya hindari kebiasaan buruk anda, karna itu hanya akan memperburuk kondisi kesehatan anda.”
“baik dok, akan saya coba. Terima kasih.” Dimas bergegas pulang.
Dimas melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit. Tanpa di sadari Aisyah melihat Dimas keluar dari rumah sakit, dengan perasaan penasaran Aisyah memutuskan untuk mengikuti Dimas pergi.

Dimas terus berjalan memasukki gang demi gang hingga akhirnya dia sampai di suatu tempat dimana disana banyak anak-anak jalanan yang sedang menunggu kedatangannya.
“selamat sore adik-adik” sapa Dimas.
“selamat sore bapak guru.” Sapa balik mereka.
melihat pemandangan yang tak pernah terbayangkan oleh Aisyah, hati Aisyah merasa tersentuh.

Hari demi hari berlalu. Tanpa di sadari Aisyah selalu memperhatikan aktivitas yang dilakukan Dimas mulai dari check-up kesehatan di rumah sakit, bahkan sampai berbagi bersama anak jalanan.

Hari ini seperti biasa setelah selesai jam mata kuliah Aisyah bergegas bersiap untuk membuntutti Dimas.
“woiii bro, mau kemana lo buru-buru amet?” ujar temannya.
“seperti biasa anak-anak udah ngumpul tuh.”
“sorry hari ini aku gak bisa ikut.” Ujar Dimas.
“yahh… lo gak asik bro, ada apaan sih kok buru-buru cabut?”
“aku harus ke rumah sakit sekarang, nyokap lagi sakit.”
“okelah kalau begitu tapi janji next time ngumpul ya.”
Dimas hanya mengacungkan jari jempol nya seraya bergegas pergi meninggalkan mereka.

Dari kejauhan tanpa di sadari Aisyah terus memperhatikan aktivitas yang dilakukan Dimas. Hingga tanpa disadari waktu sudah menunjukkan larut malam.
Ketika Dimas akan hendak berpamitan kepada anak-anak jalanan yang di didiknya, tiba-tiba terdengar suara minta tolong. Dimas langsung berlari menghampiri suara tersebut.

“tolonggg… tolongggg…”
“terus saja meminta tolong sayang, tidak akan ada orang yang mendengar suara manis mu itu.”
“woii.. lepaskan cewek itu!” tegur Dimas.
“Dimas…. Tolong aku.”
“Aisyah?” kedua mata Dimas terbalak ketika melihat cewek itu adalah Aisyah.
“heh, anak muda! Mendingan lo pergi dari sini sekarang atau nyawa lo bakal melayang.” Ujar penjahat mengancam.
“Dimas.. tolong aku.. aku takut.” Seru Aisyah yang merasa ketakutan.
“kamu tenang ya Syah, aku pasti bakal nyelamatin kamu.”
“lepasin cewek itu!!!”
“banyak bacot juga nih bocah, ayo hajar.”
pertengakaran pun terjadi. Dimas yang di kroyok oleh lima penjahat tidak dapat menahan setiap pukulan yang di hantam kan kepadanya. Beruntung saat kejadian ada polisi pantau yang sedang berkeliling, sehingga nyawa Dimas masih bisa di selamatkan. Lalu polisi membawa mereka berdua ke tempat yang aman.

Dimas mendapat perawatan ringan dari puskesmas terdekat. Dengan sangat hati-hati Aisyah membersihkan luka Dimas dengan air hangat.
“Duhh…. Duhh.., pelan-pelan dong, sakit tauk.” Ujar Dimas kesakitan.
“i… iiya, maaf.” Ujar Aisyah merasa bersalah.
“terima kasih banyak ya Dim, kamu udah nyelamatin aku tadi. Kalau gak ada kamu gak tau deh nasib ku bakal kayak apa.” Ujar Aisyah.
“iya Syah sama-sama, santai aja sesamA mahkluk hidup kan emang harus saling membantu.” Mendengar tutur kata Dimas membuat Aisyah semakin kagum dengan sosok Dimas yang baik. Dia tidak seperti yang terlihat, ada sisi lain yang tidak di ketahui oleh orang lain.
“btw, ngapain kamu malam-malam gini ada di luar rumah?”
“ituu. Anu.. tadii…” Aisyah tampak kebingungan dengan pertanyaan Dimas, tapi pada akhirnya Aisyah memilih untuk jujur.
“maaf ya Dim. Sebenarnya dari beberapa hari ini aku ngikutin kamu.” Aisyah tertunduk pilu.
“apa? Jadi selama ini kamu ngikutin aku? Ngapain Syah, hahaha.” Dimas tertawa.
“yaa… aku Cuma penasaran aja sama hal yang kamu lakuin itu. Kenapa kamu repot-repot ngurusi anak-anak jalanan itu. Sedangkan petinggi-petinggi kita acuh kepada mereka?” untuk sesaat Dimas menatap tajam mata Aisyah yang membuat Aisyah seakan mati gaya.
“kamu mau tau apa alasan ku?” Aisyah hanya menganggukkan kepala.
“yang aku lakukan itu adalah cara ku bersyukur kepada Tuhan. Aku jauh lebih beruntung dari mereka, jangankan untuk pendidikan untuk makan saja mereka tidak tau harus kemana. Maka dari itu, aku ingin berbagi ke mereka, biar mereka bisa pinter dan bisa memperbaiki kehidupan mereka di masa depan.” Aisyah hanya tercengang dengan jawaban yang Dimas lontarkan.
“tapi di balik itu semua ada point lain yang lebih penting.” Dimas tersenyum.
“apa itu?” tanya Aisyah bingung.
“hidup mu akan terasa lebih bermakna ketika kamu bisa membantu orang lain. kamu akan merasa bahwa kamu hidup itu berguna untuk orang lain.”

Sesampainya di rumah, Aisyah masih saja ternyiang perkataan yang Dimas lontarkan padanya. Dia melihat sisi lain dari Dimas yang tak mungkin di lihat oleh orang lain. sejak saat itu Tuhan telah menumbuhkan rasa cinta di dalam hati Aisyah untuk Dimas.

Waktu menunjukkan jam 01:00
“dari mana saja kamu, jam segini baru pulang?” tegur papa nya.
“ya ampun… wajah kamu kenapa sayang, kok bonyok kayak gitu.” Ujar mama nya kawartir.
“gapapa ma, tadi habis jatuh di jalan.”
“bohong kamu! Pasti kamu abis tawuran kan, ikut anak berandalan yang gak jelas masa depan itu. Lihat dirimu, mau jadi apa kamu itu?”
“papa, hentikan semua itu!” ujar mama nya.
“terus saja membela anak berandalan seperti dia. Dasar anak tidak tau terima kasih.” Dimas langsung bergegas meninggalkan kedua orang tuanya, berlari menju kamar nya.

Tak terhitung berapa tetesan air mata yang sudah aku teteskan untuk luka ini. Orang bilang rumah adalah surga namun yang aku rasakan adalah neraka. Tak ada ke damaian yang bisa aku rasakan di rumah ini. Mereka bilang keluarga adalah pencitraan dari rasa kasih sayang yang penuh kehangatan, namun yang ku rasakan hanya kedinginan hati yang perlahan mulai membekukan hati dan seakan terasa mati.

(tokkk.. tokkk…) suara seseorang sedang mengetuk pintu dari luar.
“sayang ini mama, boleh mama masuk.”
perlahan mama nya mulai membuka pintu dan menghampiri Dimas yang terbaring diatas ranjangnya.
“sayang, maaffin papa sama mama ya. Mama tau kamu merasa kesepian karna papa sama mama sibuk bekerja. Kamu harus bisa ngerti semua ini buat kamu sayang,” ujar mamanya seraya mengelus kepala anak semata wayangnya itu.
“tapi bukan itu yang aku mau ma, aku butuh papa sama mama, aku takut ma.”
“takut kenapaa sayang, mama ada disini buat kamu…”

Dalam bayangan kelam aku sendiri hanya berteman dengan sepi. Mencoba tersenyum manis meski itu palsu. Mencoba tertawa agar tak ada yang tau bahwa hati ini sedang terluka. Biarkan semua ku pendam sindiri hanya akan Tuhan dan aku yang tau atas apa yang aku rasakan saat ini dan seterusnya hingga ajal datang mengjilangkan luka…..

Aisyah tak dapat lagi membendung rasa yang dia miliki. Semakin dia bersembunyi di balik rasanya, semakin besar pula rasa rindu yang tercipta untuk Dimas.
“oke, besok aku harus ungkapin semua ini ke Dimas. Aku gak perduli nanti dia mau jawab apa, atau menganggap aku apa. Yang terpenting sekarang aku hanya ingin dia tau perasaan ku padanya.”

Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi, mungkin hal itu yang dapat tergambarkan dalam kehidupan Dimas. Berharap akan ada setitik cahaya yang mampu menerangi jiwanya yang sepi.
Dimas duduk menyendiri di sebuah taman kampus. Dari kajauahan Aisyah melihat Dimas yang nampak sedang sibuk dengan buku yang saat ini dia genggam. Perlahan Aisyah mendekati Dimas.

“hai Dim,” sapa Aisyah.
“haiii juga Syah. Tumben kemari ada apa?”
“gapapa kok, aku ganggu kah?”
“oh gak kok, ini juga lagi santai aja.”
“gimana luka mu, sudah baikkan?”
“oh sudah kok, ini juga udah sembuh.”
untuk sesaat suasana menjadi hening, tak tau apa yang harus di katakan, hingga akhirnya Aisyah membuka topik pembicaraan.
“Dim, aku mau ngomong sesuatu ke kamu, tapi maaf ya sebelumnya mungkin ini terdengar tidak sopan,” ujar Aisyah tersipu malu.
“mau ngomong apa sih, kayaknya serius banget. Santai aja lagi Syah.”
Dengan mengumpulkan keberanian yang begitu besar akhirnya Aisyah mengungkapkan isi hatinya.
“aku suka kamu Dim. Oke aku tau ini tidak masuk akal. Terserah kamu mau berpendapat aku cewek murahan atau semacam nya. Aku Cuma ingin kamu tau perasaan ku kalau aku sayang kamu. Kamu sudah berhasil menganggu di setiap ingatan ku.”
Mendengar perkataan Aisyah sontak membuat Dimas tiba-tiba  menghentikan bacaan buku yang sedari tadi dia genggam.
“apa Syah? Kamu suka aku? Apa gak salah denger aku?” tanya Dimas memastikan bahwa dia tak sedang bermimpi.
“aku rasa perkataan ku sudah jelas, jadi aku tidak akan mengulang untuk kedua kalinya.”
“yah, aku denger sih. Aku cuma mastiin aja,” ujar Dimas mengela.
“kok bisa kamu jatuh cinta sama cowok kayak aku gini?”
“emangnya kenapa, ada yang salahkah?”
“kamu lihat aku. Apa yang kamu lihat dari cowok berandal kayak aku. Sepertinya kamu salah mencintai orang.”
“tidak ada yang salah dengan perasaan ku ke kamu. Aku sudah meyakinkan hatiku bahwa ini benar.”
“maaf Syah, aku gak bisa. Kamu berhak dapatkan yang jauh lebih baik dari pada aku. Bukan seperti ku yang tak tau aturan kayak gini.”
Dimas hendak beranjak pergi, namun genggaman tangan Aisyah menahannya.
“tunggu!!!”
“aku tidak melihat mu seperti apa yang mereka lihat padamu. Aku sendiri tidak tau kenapa aku bisa suka padamu. Namun yang aku tau, kamu jauh berbeda tidak seperti apa yang di pikirkan mereka. aku melihat hati yang tulus di dalam hatimu. Jadi aku mohon jangan berbohong pada ku.”
Untuk sejenak Dimas terdiam, membalikkan badan dan secepat kilat memeluk erat Aisyah.
“bila ini takdirnya, aku tidak akan mengingkarinya. Aku juga sayang kamu Syah…”

Hari demi hari mereka lalui bersama. Berbagi duka, canda tawa bersama. Sejak saat itu Aisyah seakan menjadi asisten pribadi Dimas yang ikut serta dalam membantu anak-anak jalanan. Kini hari-hari dimas lebih berwarna. Kehadiran Aisyah membuatnya dapat merasakan senyum yang lama hilang, titik terang itu datang yang perlahan mulai mencairkan hati yang telah lama beku.

Untuk beberapa bulan terkahir Dimas tidak seperti biasanya melakukan check-up ke dokter. Merasa dirinya baik-baik saja membuatnya enggan untuk pergi ke dokter. Hingga suatu hari Dimas terjatuh tak berdaya di atas tanah, yang membuatnya harus dilariakn kerumah sakit.

Setelah beberapa jam menunggu akhirnya Dimas mulai siuman.
“aku dimana?” ujarnya dengan lemas.
“jangan banyak gerak dulu, kamu lagi dirumah sakit,” sahut Aisyah yang sedari tadi menunggunya.
“are you ok?”
“aku gapapa kok, terima kasih ya.” Aisyah hanya tersenyum. Tiba-tiba darah keluar dari hidung Dimas.
“ya ampun Dim. Itu kenapa hidung kamu berdarah gitu.”
“gapapa kok Syah. Ini cuma mimisan biasa kok. Tenang ya, gak perlu kawatir,” pinta Dimas menenangkan kekasihnya.
“biar aku telepon orang tua mu ya, biar mereka jemput kamu disini.”
“gak perlu Syah. Mereka tidak punya waktu untuk melakukan hal seperti itu.”
“kamu ngomongnya kok gitu, kenapa?”
“hhm… mereka terlalu sibuk dengan dunia nya masing-masing.” Aisyah terdiam tak mengerti.
“sudahlah, aku bisa pulang sendiri kok.”
“kamu yakin gak mau aku anter pulang aja.”
“gak usah, lagian habis ini aku masih ada urusan. Kamu pulang duluan aja ya.”
“yasudah deh kalau gak mau, aku pulang dulu ya, I love you.”
“ I love you too. Kamu hati-hati ya.” Aisyah hanya tersenyum seraya pergi meninggalkan Dimas.

Setelah di rasa Aisyah sudah menjauh pergi. Dimas bergegas pergi menuju rumah sakit langganannya untuk memeriksakan dirinya.

Darah terus mengalir di hidungnya yang membuat Dimas semakin merasa kawatir
(uhukk… uhukk…)
“bagaimana dengan kondisi saya dok?”
“sudah berapa lama nak Dimas tidak datang kemari?”
“sudah sekitar tujuh bulanan dok.”
“jadi selama itu nak Dimas tidak pernah meminum obat yang saya berikan.” Dimas hanya menggelengkan kepalanya.
“begini nak Dimas, dengan berat hati saya harus katakan ini pada anda. Saya sebagai dokter tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kanker paru-paru yang anda derita sudah mencapai stadium 4. Yang kemungkinan besar anda tidak dapat bertahan dalam jangka lebih dari satu bulan.”
Mendengar keterangan dari sang dokter membuat tubuh Dimas lunglai seakan tak berdaya. Jiwanya seakan mati disaat itu juga. Pandangannya jauh melayang dimana saatnya nanti dia harus meninggalkan orang-orang yang dia sayangi.
“jadi menurut dokter sisa umur saya tinggal satu bulan saja dok?”
“begini nak Dimas. Saya sebagai dokter juga manusia jadi saya tidak bisa memastikan kematuian seseorang. Namun sesuai diagnosa saya sebagai dokter, itulah yang akan terjadi. Jadi saran saya perbanyaklah minta kepada Tuhan, agar Tuhan memberikan kesembuhan untuk mu.

Dimas berjalan dalam gelap nya malam. Di tatapilah pijaran lampu jalanan yang seakan memberikan cahaya terang untuknya pulang. Jiwanya kosong, dan hatinya terasa begitu hampa. Dia tidak pernah menyangka akan mengetahui kematiannya sendiri yang sebentar lagi akan menjemputnya….

Di ruang tamu, tampak kedua orang tua Dimas sedang berkumpul. Dimas melangkahkan kakinya menuju kamar tempat dimana dia bersembunyi. Menyembunyikan semua luka dan kesedihannya disana. Pikiran yang kacau balau membuatnya tak menghiraukan apa yang ada di sekitarnya.

“Dimas, berhenti kamu!!”
“kamu ini semakin lama semakin kurang ajar! Dasar tidak tau sopan santun! Sudah tau ada orang tua, masuk rumah seenaknya saja tanpa memberikan salam.”
Dimas hanya terdiam seraya menundukkan kepalanya.
“kalau papa ngomong itu kamu dengerin, jangan hanya bisanya menyusahkan orang saja.”
“apa papa pikir dengan adanya Dimas itu menjadikan beban untuk keluarga ini?”
“sudah mulai berani membantah papa. Kalau kamu tidak bisa papa atur, silakan angkat kaki dari rumah ini.”
“papa! Jaga perkataanmu,” sahut mamanya Dimas.
“baik pa, kalau itu emang bisa bikin papa merasa lebih baik. Tenang aja kok pak, sebentar lagi Dimas bakalan pergi dari sini untuk selamanya. Terima kasih.”
“papa. Ngomongnya jangan kasar gitu dong, nanti kalau Dimas beneran pergi gimana!”
“halah, itu gak mungkin ma. Anak manja seperti dia mana bisa hidup tanpa kita.”
mamanya Dimas hanya menggelengkan kepala.

Kedua bola mata Dimas berlinang mencoba membuang semua kesedihan dan bebannya bersama tiap aliran air mata yang keluar dari kelopak matanya. Entah kepada siapa dia hendak berbagi. Di dalam dunia yang begitu luas dia seakan merasa sendiri. Akhirnya dia menghubungi temannya dimana dia bisa melupakan semua kesedihan yang di rasakannya.
“hallo bro, lo dimana?” ujar Dimas.
“di tempat biasanya bro. ini lagi bareng anak-anak.”
“oke, gue kesana sekarang.”

Rokok dan minuman keras seakan menjadi teman setia bagi Dimas. Baginya, itu adalah cara terbaik yang bisa dia lakukakn untuk melupakan semua beban penak yang ada di kepalanya.
Segelas demi gelas dia tekuk. Dia tak lagi memperdulikan penyakit yang di deritanya yang perlahan mulai menggerogoti tubuhnya.

Di kampus Aisyah mencari sosok yang di cintainya, namun tak ujung dia temukan.
akhinya satu persatu dia mulai mengintrogasi teman-teman Dimas.”
“ehh, Ton. Kamu lihat Dimas gak?”
“enggak Syah.”
“Dava, kamu lihat Dimas gak?”
“enggak tuh.”
“Linda, kamu lihat Dimas gak?”
“enggak Syah. Tadi di kelas juga gak ada, kayaknya dia gak masuk.”
“oke deh, makasi ya Lin.”
Di rasa semua introgasinya tidak membuahkan hasil, akhirnya dia tau harus kemana tempat dimana Dimas berada.

Suara gemuruh tawa anak jalanan itu seakan menjadi alunan lagu sebagai obat penenang Dimas. Senyum polos mereka memberikan kehangatan untuk mencairkan hati yang sedang membeku.
“assalamualaikum,” salam Aisyah dari luar pintu.
“wa’alaikum salam. Iya adik-adik, untuk hari ini udahan dulu ya. Besok kita lanjut lagi,” ujar Dimas menyudahi pembelajarannya.
“tadi kenapa gak masuk kuliah?”
“hhmm… lagi males, dosennya bosenin.”
“jangan bohong kamu, aku tau kamu lagi ada masalah.”
“dari mana kamu tau itu?”
“kedua matamu berbicara seperti itu.”
Dimas terdiam.
“please… jangan bohongin aku, aku sayang kamu, aku mau jadi sebuah buku diary buat kamu dimana kamu bisa menuliskan semua ceritamu disana,” ujar Aisyah dengan tatapan mata yang redup yang membuat Dimas semakin tak kuasa harus menerima takdir bahwa sebentar lagi dia akan meninggalkan orang yang dia sayangi. Hatinya pilu namun dia coba untuk tetap tegar agar Aisyah tidak mengetahui kebenaran yang terjadi atas dirinya.
“duhh.. kamu sok tau banget sih,” sahut Dimas seraya mengeluskan tangannya diatas kepala Aisyah.
“iihhh… jangan gitu, berantakan semua nanti,” ujar Aisyah kesal. Dimas hanya tersenyum.
“sini deh,” Dimas memeluk erat Aisyah.
“kamu yang tenang ya.. everything is gonna be ok honey.” Aisyah hanya menganggukkan kepala seraya tenggelam dalam hangatnya pelukkan yang Dimas berikan.

Di dalam anganannya. Dimas berkata pada hatinya. “Maafkan aku Syah… sampai saat ini aku terus berbohong kepadamu. Aku terus bersembunyi di dalam luka ku. Aku tidak mau membuat mu kawatir atau nantinya akan membuat mu takut. Takut menerima kenyataan bahwa sebentar lagi kita akan berpisah.”
Tuhan, kenapa harus secepat ini Engkau memanggil ku. Disaat aku mulai bisa merasakan kehangatan itu, menemukan titik terang dalam hidupku, kenapa semua ini harus terjadi. Aku masih ingin bersamanya Tuhan. Berikan aku lebih banyak waktu untuk bersamanya, memandang setiap senyuman indah yang selalu dia berikan untukku. Aku sayang dia Tuhan, sungguh sangat menyayanginya……”

Di sisa akhir hidupnya, Dimas banyak menghabiskan waktu bersama Aisyah. Ingin rasanya Dimas menghentikan waktu, agar dia bisa hidup lebih lama lagi.
Hari demi hari terus berganti. Setiap hari Dimas menghitung sisa hidupnya dengan cara mencoret setiap pergantian tanggal. Hingga pada akhinya waktu satu bulan itu akan berakhir.
“tidak terasa sudah tanggal 27. Itu berarti sisa hidupku tinggal tiga hari lagi.”
Dengan perasaan pilu Dimas meratapi semua dengan sedih. Entah apa yang harus dia katakan kepada Aisyah, bagaimana keadaannya setelah dia pergi. Sungguh itu membuatnya semakin tidak ingin pergi. Namun apalah dayanya jika ini memang takdir dari sang Ilahi, maka dia harus pergi dan melupakan semuanya.
“mungkin ini adalah cara Tuhan untuk menyembuhkan luka di dalam hatiku….”

Tiga hari menjelang kematian……

seperti biasa setelah memberikan materi kepada anak jalanan yang di didiknya. Dimas dan Aisyah duduk bersantai melepas penak.
“Syah, aku mau tanya sesuatu sama kamu?”
“mau tanya apa? Tanya aja lagi.”
“kalau misal aku meninggal, apa kamu akan melupakan aku?”
Aisyah terkejut mendengar pertanyaan Dimas.
“kamu tanyanya kok gitu, jangan aneh-aneh deh,” ujarnya cemberut.
“iya ini kan cuma misalnya aja. Kita kan tidak tau kapan Tuhan akan memanggil kita.”
“udah ah, ganti topik pembicaraan.”
“jawab dulu.”
“aku gak bisa jawab.”
“kenapa?”
“karna aku gak mau hal itu terjadi.”
Dimas terdiam, tertunduk pilu.
“boleh aku pinjam jam tangan mu?” pinta Dimas.
“buat apa?” tanya Aisyah.
Lalu Aisyah melepaskan jam tangannya. Dimas melepaskan baterai yang ada di dalam jam tersebut.
“buat apa kamu melepaskan baterai jam tangan ku?” ujarnya dengan bingung.
“aku ingin menghentikan waktu, agar aku bisa selalu bersama kamu.” Ujar Dimas dengan lembut yang membuat hati Aisyah terlena.
“hey.. look at me. I love you so much, please don’t leave me!!!” ujarnya seraya memeluk Dimas.
“I know that, me too honey.”
Dalam angannya Dimas berkata, “mungkin ini akan menjadi pekukkan terakhir kita Syah. Tuhan, aku titipkan dia padamu. Aku sayang dia.”
“oia… besok aku mau pergi, jadi gak bisa ketemu dulu ya. Sekalian aku juga titipkan anak-anak padamu, tolong jaga mereka.” ujarnya dengan nada cengengessan.
“emangnya kamu mau kemana?”
“besok aku mau keluar kota bereng keluarga. Biasalah ada acara keluarga gitu.”
“lama gak? Nanti kalau aku kangen gimana?” ujarnya dengan manja.
“gak kok, cuma sebentar aja. Kamu jaga diri baik-baik ya.”
Aisyah hanya menganggukkan seraya masih dalam pelukkan Dimas.

Last day…..

Menjelang hari terakhir Dimas datang menemui dokter langganan tempat dia berobat.
“dok, saya mau minta tolong.”
“apa yang bisa saya bantu nak Dimas?”
“jika besok memang menjadi hari terakhir buat saya. Saya ingin menitipkan ini kepada dokter.” Dimas memberikan dua amplop.
“jika besok atau lusa dokter mendengar saya telah tiada. Tolong berikan itu kepada orang tua saya dan kekasih saya. Tolong sampaikan bahwa aku sangat mencintainya,” ujar Dimas dengan linangan air mata.
“baik nak Dimas. Saya pasti akan melakukan apa yang di amanahkan kepada saya.”
“dokter, saya mau mengucapkan terima kasih untuk semuanya. Terima kasih sudah mau membantu dan peduli sama saya.”
“iya nak Dimas sama-sama. Maaf saya tidak bisa berbuat banyak karna saya juga manusia biasa.”

Satu hari tidak mendapat kabar dari Dimas, Aisyah mencoba memaklumi.
“aah.. sudahlah, mungkin dia sedang sibuk bersama keluarganya.”
Dua hari, tiga hari berikutnya Aisyah mencoba menghubungi nomor Dimas namun tidak bisa. Di message pun tidak ada respon. Ini membuat Aisyah semakin kawatir dengan keadaan Dimas.

Di kampus Aisyah mencoba mencari kabar tentang keberadaan Dimas, namun usahanya nihil. Akhirnya dia meminta alamat rumah Dimas ke salah satu temannya. Dan setelah jam mata kuliah ia berencana mencari alamat tersebut.
Jam mata kuliah pun berakhir. Saatnya Aisyah mencari alamat rumah Dimas yang saat ini ada di genggamannya. Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, akhirnya dia berhenti di depan sebuah rumah mewah yang alamat dan nomor rumah itu sama persis seperti alamat rumah yang ada di tangannya.
“alamatnya bener ini, tapi kenapa ada bingkaian bunga duka cita gini. Siapa yang meninggal?” rasa penasaran membuatnya berani bertanya kepada salah satu pembantu yang kebetulan sedang menyiram bunga di depan halaman rumah.
“permisi,” sapa Aisyah.
“iya mbak, ada yang bisa saya bantu.”
“begini bu, saya mau tanya. Apa benar ini alamat rumah atas nama bapak Surya Atmadja.”
“iya betul mbak. Ada apa mbak mencari bapak?”
“enggak, aku bukan mau ketemu pak Surya, tapi saya kesini mau ketemu sama anaknya yang bernama Dimas.”
mendengar tutur kata Aisyah, sontak si pembantu langsung terdiam sedih.
“kenapa bu, Dimasnya ada kan?”
“memangnya mbak belum tahu.”
“tahu apa ya bu?” tanya Aisyah kebingungan.
“maaf mbak. Den Dimas sudah meninggal dari tiga hari yang lalu.”
Mendengar keterangan dari sang pembantu membuat Aisyah merasa sangat sedih. Hatinya seakan hancur berkeping-keping. Linangan air matanya seakan menjadi cerminan bahwa hatinya sangat sedih.
“apa bu? Meninggal!!! Ini pasti gak bener. Ibu bohongkan.” Ujar Aisyah tak percaya.
“beneran atuh mbak, saya mah tidak bohong.”
Lalu si pembantu memberikan alamat tempat Dimas di makan kan, dengan kecepatan penuh Aisyah bergegas menuju tempat peristirahatan Dimas menutup mata untuk selamanya….”

Tidak lama kemudian Aisyah telah sampai di pemakaman. Dari kejauahan tampak sebuah makam yang masih baru dengan nisan yang belum usang dan taburan bunga yang masih segar.
(aaarrrggggg……) teriak Aisyah dengan deraian air mata yang sedari tadi membasahi pipinya.
“kenapa kamu bohong sama aku. Kamu bilang mau pergi sebentar tapi nyatanya apa ini.” Keluhnya seraya menggengam erat tanah kuburan Dimas.
“bangun Dimas, bangun….. kamu udah janji gak bakal ninggalin aku tapi kenapa kamu tega ninggalin aku!!!!!!”

Panasnya terik matahari yang menyengat hati tak dapat lagi di rasakan oleh Aisyah. Perasaannya hancur melihat orang yang sangat dia sayangi telah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Hari telah sore, tak terasa sudah terlalu lama Aisyah berada di makam Dimas. Aisyah hendak pergi meninggalkan makam Dimas, namun kakinya seakan tak mampu untuk dia langkahkan. Pandangannya masih saja tertuju pada makam orang yang sangat dia cintai.
dalam hatinya dia bertanya, “apa yang terjadi padamu sehingga kamu harus pergi secepat ini.”
Dalam lamunan sedih, Aisyah teringat moment dimana saat dia melihat Dimas sering mendatangi rumah sakit yang sering Dimas kunjungi.
“iya… aku harus kesana. Mungkin dari sana aku bisa mendapatkan informasi apa yang terjadi padamu.” Tanpa berfikir panjang Aisyah langsung melajukan mobilnya kerumah sakit tempat dimana Dimas berobat.

Selang beberapa menit Aisyah pun telah sampai di rumah sakit.
“permisi sus. Apa disini pernah ada pasien atas nama Dimas Atmadja.”
“sebentar ya mbak, saya check dulu.”
“iya mbak benar sekali, namun pasien telah tiga hari yang lalu meninggal.”
“kalau boleh tau, emangnya dia sakit apa mbak?”
“mohon maaf saya kurang tahu. Silakan anda menemui dokter Tony saja. Beliau ada di ruangannya sebelah sana.” Receptionis menunjukkan tempat dokter Tony.
“baiklah, terima kasih.”

Langkah demi langkah Aisyah berjalan, detak jantungnya semakin cepat berdetak karna dia akan mengetahui segalanya dari sini.
“permisi dok, boleh saya masuk.” Sapa Aisyah.
“oia silakan masuk, ada yang bisa saya bantu?” sambut dokter Tony hangat.
“begini dok, saya mau tahu informasi tentang meninggalnya pasien atas nama Dimas Atmadja.”
Sang dokter terkejut seraya tersenyum.
“kebetulan sekali anda kesini. Saya sudah lama menunggu kedatangan anda.”
“apa maksud dokter menunggu kedatangan saya.”
“tunggu sebentar,” dokter mengambil sebuah amplop yang dia simpan di dalam laci nya.
“ini dari Dimas,” dokter Tony memberikan amplop itu kepada Aisyah.
“apa ini dok?” tanya Aisyah heran.
“saya tidak tahu, sebelum Dimas pergi dia menitipkan itu untuk anda.”
Tanpa berfikir lama Aisyah langsung membuka amplop tersebut dan di dapati sebuah flashdisk di dalam nya. “flashdisk? Untuk apa?” guraunya dalam hati.
“maaf dok, boleh saya pinjam labtopnya sebentar?”
“oia, silakan..”
“terima kasih dok.”
Perlahan Aisyah menamcapkan flashdisk ke dalam labtop yang dia pinjam dari sang dokter. Di dapatinya sebuah video yang berdurasi sedikit hanya beberapa menit saja. Tanpa enggan berfikir, Aisyah langsung menekan play pada video tersebut…….

“Haii.. sayang apa kabar? Aku berharap kamu akan selalu baik-baik saja disana. Selamat ya karna kamu sudah berhasil melewati hari tanpa adanya aku. Aku harap seterusnya akan seperti itu. Mulai saat ini terbiasalah untuk jalani hari tanpa hadirnya aku di dalam hidupmu. Mungkin saat kamu menonton video ini aku sudah pergi jauh meninggalkanmu, karna Tuhan telah memanggilku. Tapi tidak dengan cinta ku. Cinta ku akan selalu hidup di dalam hatimu, begitu juga cinta mu. Aku tidak tahu harus mengatakan apa padamu, semua terasa begitu sulit untukku. Maaf ya, aku telah banyak berbohong padamu. Sebenarnya aku mengidap penyakit kanker paru-paru dan dokter Tony bilang bahwa hidup ku tidak akan lama. Tapi setidaknya di akhir sisa hidup ku Tuhan masih sempat mengijinkan ku untuk memiliki mu. Kamu tau? Aku begitu sangat menyayangimu, rasanya aku tidak ingin berpisah. Tapi apa daya ku, Tuhan telah berkehendak lain. Aku ingin bercerita sedikit padamu. Hidup ku begitu kelam, banyak derita yang aku jalani dalam hidup ku dan tak ada satupun orang yang tau. Dalam keputusasaan menjalani hidup. Tuhan mengirimkan mu untukmu, sekedar memberi warna sebelum pada akhirnya aku pergi. Kau tau? Hadirmu bagaikan sebuah pelangi dikala hujan yang redup. Kau memberikan warna dalam hariku, setitik cahaya terang di saat gelap mulai menyelimuti hidup ku. Terima kasih untuk segalanya. Setelah kepergian ku. Aku mohon kamu jangan bersedih. Please don’t cry honey!!! Aku tidak mau melihat setetes air mata pun jatuh dari mata indah mu. Yang aku mau, kamu harus tetap tersenyum, karna senyuman itu yang telah mampu mengubah hidupku. Terus melangkah melanjutkan hidupmu, jangan pernah menyerah percaya aku selalu di sisi mu.
Kau tau aku begitu sangat menyayangi kamu. You are the only one in my heart, now,
today, and forever. I love you…….
Aku rasa sudah cukup aku bercerita. Maaffin aku ya, jangan bersedih, senyum dong….
Mungkin di dunia ini aku tidak bisa memiliki mu. Aku akan menunggu mu di surga dan akan aku pastikan aku akan memilikimu sepenuhnya. Selamat tinggal sayang. Aku sayang kamu….”

Setelah melihat video itu. Aisyah menangis terseduh – seduh, sekencang – kencangnya. Dia tak mampu menahan air mata yang telah membendung di kelopak matanya. Dalam hatinya mengatakan ada penolakkan atas takdir yang telah terjadi.
“menangislah jika itu bisa membuat anda merasa lebih baik,” dokter Tony mencoba menenangkan Aisyah.
“kenapa semua ini bisa terjadi, kenapa dok? Tuhan itu tidak adil…”
“jangan bicara seperti itu. Tuhan selalu memiliki rencana lain di setiap rencana hamba-Nya. Percayalah bahwa Tuhan akan memberikan hikmah-Nya di balik semua ini.”
Air mata Aisyah terus mengalir seakan tak ingin berhenti ketika dia meratapi orang yang sangat dia cintai telah pergi. Namun begitulah hidup, kita sebagai manusia hanya mampu berencana namun yang menentukan rencana adalah restu sang Ilahi. Kematian bukanlah sebuah tabu yang harus di sesali karna cepat atau lambat kita semua juga akan pergi menghadap sang Ilahi.

Setelah beberapa saat kemudian Aisyah mulai tenang…
“dok, saya ingin bertanya?”
“iya, silakan.”
“sejak kapan Dimas mengidap penyakit kanker paru-paru?”
“itu sudah lama sejak dia masih duduk di bangku SMA.”
“selama itu dokter?” ujar Aisyah tak percaya.
“iya. Memangnya Dimas tidak pernah menceritakan semua ini padamu?”
“tidak dok.”
“hmm.. dasar anak itu ya.” Keluh dokter Tony.
“kenapa dok?” ujar Aisyah tak mengerti.
“sebenarnya dia itu?”


TO BE CONTINUE…………….


Quotes :

"Mencintai seseorang itu bukan berbicara yang baik dapat yang baik dan buruk dapat yang buruk pula. Cinta itu bercerita tentang bagaimana cara kita menerima orang yang kita cintai, baik buruknya itu bagaimana cara kita menciptkan keajaiban dalam suatu hubungan. Karna setiap orang memiliki sisi kekurangan dan kelebihannya, jika kamu hanya melihat orang dari sisi buruknya saja, maka kamu tidak akan pernah bisa menciptakan keajaiban itu."
- Riyan Autogenestic


Follow :
- IG                : @riyan.26
- LINE            : @dsv26
- TWITTER    : @rian_dasilvaid
- FB                : riyan autogenestic


Terima kasih buat yang sudah baca, di tunggu ya kelanjutan kisahnya - see you....