Minggu, 13 Maret 2016

Jati Diri


Kehidupan akan terus berjalan layaknya jarum jam yang terus berputar. Manis atau pahitnya hidup terus kita jalani, tawa dan air mata yang akan menjadi ceritanya.
Dalam lamunan sepi, anganku mencoba menerka apa yang akan terjadi di masa mendatang. Lalu aku membandingkan dengan masa lalu saat tangan halus dan lembut selalu mengggenggam hangat di dalam pelukkannya. Dulu dan sekarang adalah dua masa yang takkan pernah terulang.
Ingin rasanya aku kembali pada masa dimana hanya ada kata “bermain” di setiap harinya, omelan orang tua, ibaratkan sebuah musik yang selalu aku dengarkan.
Dan sekarang, semua itu telah sirna. Masa indah itu takkan mungkin lagi bisa aku rasakan. Kehidupan membawa ku pada satu titik dimana aku harus menjadi seseorang yang mencari jati diri, dan yang ada di dalam benak sekarang hanyalah kata “sukses.”

Ada sebuah cerita lucu yang membuat ku geli ketika aku mengingatnya. Pada suatu hari, tante menyuruh ku menjemput anaknya di sebuah sekolah dasar. Ketika aku sampai disana, aku melihat anak-anak kecil yang lucu, dengan seragam putih merah yang mereka kenakan. Berlari bermain bersama dengan kepolosan mereka tanpa ada batasan yang mereka rasakan. Hal itu membuat ku tertawa dalam hati, dalam benakku teringat pada masa 6 tahun yang lalu ketika aku masih duduk di sekolah dasar, dimana hanya ada kata bermain di dalam hari-hariku.
Dan kini, seragam putih merah itu seakan memudar terkikis oleh sang waktu. Yang dulunya putih merah, sekarang sudah putih abu-abu, dan ini sudah mendekati hari-hari terakhir menjelang kelulusan.
Akan banyak cerita yang akan di rindukan ketika masa-masa di bangku sekolah ini berakhir. Canda tawa bersama teman, kesal karna dimarahi guru, cerita lucu saat pdkt’an sama kelas lain, sekolah terlambat, ngerjain tugas, dll. Semua itu akan menjadi cerita masa lalu yang akan di rindukan.

Kelas XII seakan menjadi cerita yang sangat pendek di bangku sekolah, terasa begitu cepat berlalu dan sangat singkat untuk aku jalani.
UPRAK, UKK, USEK tanpa di sadari semua telah terlewatkan, dan sebentar lagi UNAS sebagai gerbang kelulusan. Ada rasa bahagia dan sedih yang aku rasakan ketika menyadari semua ini akan berakhir masa-masa di bangku sekolah bersama teman-teman. Setelah ini, semua akan berjalan diatas jalan masing-masing untuk mencari sebuah jati diri. Dan disini lah gerbang kehidupan yang sesungguhnya akan di mulai. Memang tidak mudah untuk di jalani, namun jika kita hanya bisa diam, apa yang bisa kita dapatkan? Apa yang bisa kita berikan untuk orang tua kita yang telah mendidik dan membiayai kita selama 12 tahun? Pikirkan lah hal-hal kecil yang akan membuat mu besar, jangan memikirkan hal-hal besar namun hasilnya nihil.

Senin, 29 Februari 2016 secara resmi SNMPTN telah di buka. SNMPTN itu sendiri adalah SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Saat SNMPTN telah di resmi di buka seakan teman-teman di kelas menjadi beberapa kubu. Ada yang sibuk berlalu lalang kesana kemari mengurus nilai dan keperluan yang lain untuknya kuliah. Terlihat lelah dan gelisah di wajahnya, namun dia tetap semangat karna keinginannya yang kuat. Ada yang hanya diam seakan acuh dengan adanya SNMPTN. Terlihat raut wajahnya yang santai seakan tak peduli dengan kuliah, karna yang ada di dalam pikirannya setelah lulus dia mau kerja.
Kerja ataupun kuliah itu adalah hak setiap orang Cuma kalau boleh aku memberikan saran. Kalian para pembaca Blog ini atau kalian punya saudara, teman, dll.
Kalian harus kuliah, jangan sampai tidak! Karna kenapa? Seperti yang kita tau. Indonesia sekarang telah masuk di MEA (Masyarakat Ekonomi Asian) dimana pendidikan
minimal D3 atau S1 paling minim.
Nah….. bisa di bayangkan jika kalian hanya lulusan SMA/SMK kalian mau jadi apa? Disini bukannya aku merendahkan kalian. Karna aku sendiri sadar setiap orang memiliki keunggulan masing-masing. Cuma disini aku sekedar memberikan nasehat agar kalian membuka nalar pikiran kalian, bahwasanya kehidupan itu sangat keras. Yang bukan siapa-siapa mana bisa dapat apa-apa. Dan mereka yang biasa-biasanya saja akan tertindas oleh mereka yang luar biasa. So! Persiapkan diri kalian untuk memasuki dunia yang sesungguhnya, dunia yang penuh perjuangan dan penderitaan setelah lulus SMA/SMK.

Menurut informasi yang aku dapatkan dari hasil observasi ku. Salah satu alasan kenapa mereka tidak mau kuliah karna mereka tidak ingin membebani orang tua. Mereka merasa iba kepada orang tua. Mangkanya mereka memilih kerja agar bisa membantu orang tua.
Aku beritahu, ini bukan masalah kalian iba terhadap orang tua kalian, mereka bekerja itu untuk kalian, karna itu hak mu sebagai anak yang harus mereka ayomi. Begitu pula dengan kita nantinya, ketika kita nanati sudah berkeluarga dan kita memiliki anak, dan disaat itulah kewajiban kita untuk mengayomi anak tersebut. Apakah anak tersebut akan bernasib sama seperti kita nantinya? Sekaranglah peran kita untuk menjadi lebih baik untuk orang tua kita, untuk mengangkat derajat orang tua, dan membahagiakan anak-anak kita nantinya kalau sudah berkeluarga agar tidak bernasib sama seperti kita. Namun bila memang finansial keluarga menjadi hambatan untuk itu sebenarnya itu tidak menyurutkan semangat kita karna dari pemerintah pun telah menyediakan jalur bidikmisi untuk mereka yang finansialnya kurang. Sebenarnya semua itu kembali kepada setiap individualnya. Mau ambil kesempatan itu atau tidak. Mau berkembang maju menjadi orang yang luar biasa atau berhenti sampai disini menjadi orang yang biasa saja.

Mungkin menurut kalian, memang mudah bagiku hanya berkata-kata tanpa memahami bagaimana kondisi dan situasi yang kalian rasakan saat ini. Aku sebelum menulis ini aku melakukan terlebih dulu, dan menyimpulkannya kedalam tulisan sederhana yang saat ini kalian baca. Bagi kalian yang pesimis dan menyerah dengan keadaan. Kalian melupakan satu hal penting di dalam hidup kalian. Yaitu Tuhan kalian. Tuhan selalu menyayangi hamba-Nya. Dia tidak akan menyusahkan hamba-Nya yang mau berusaha dan bekerja keras. Jalan Tuhan selalu ada untuk kita, tergantung bagaimana cara kita mengambil keputusan untuk jalan hidup selanjutnya. Ingatlah! Sebagai seorang anak, kamu adalah harapan terbesar orang tua, masa depan orang tua ada di tangan kalian. Mereka menantikan cerita sukses mu. Sukses untuk semua orang yang kamu sayangi.

Pada suatu hari aku duduk bersama temanku, dia berkata padaku, “Ehh… Yan, lihat deh anak itu. Mau jadi apa sih dia, udah sekolah gak pernah niat belajar, kerjaannya tidur aja di sekolah. Terus nantinya mau jadi apa, gak kasian apa sama orang tua yang udah biayain dia sekolah.”
kurang lebih seperti itu celotehannya padaku. Bukan hal yang tabu untuk suasana ini. Dalam satu kelas pasti ada yang pinter, rajin, males, dll. Karna Tuhan telah menciptakan kita di kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan ketika kamu mau  merendahkan orang yang pemalas yang kelihatannya tidak niat sekolah, satu hal yang harus kamu sadari! Bahwa Tuhan menuliskan garis kehidupan di setiap masing-masing orang itu berbeda-beda. Belum tentu yang rajin sekarang akan sukses. Belum tentu yang pemalas sekarang hanya akan menjadi pengangguran. Sudah banyak cerita orang-orang yang berhasil adalah orang-orang yang memiliki background perjalanan hidup yang kurang baik tapi buktinya mereka malah lebih berhasil dari mereka yang terlihat pandai. Apa yang terjadi? Yang terjadi adalah seleksi alam yang berbicara. Seperti yang aku bilang diatas. Semua itu kembali padasikap dan kemauan setiap individual.

So? Jangan pernah meremehkan orang lain dari atas apa yang kalian lihat, karna kamu belum tentu lebih baik dari orang yang kamu rendahkan sekarang. Jangan berbangga buat kalian yang akan kuliah. Dan jangan merendah/minder buat kalian yang masih mau kerja dulu. Setiap orang memiliki porsi rejeki masing-masing dari Tuhan. Namun porsi itu akan bertambah jika kita mau berusaha semaksimal yang kita bisa lakukan. MEA bukan hanya bercerita tentang gelar, tapi berbicara tentang skill. Karna hanya akan percuma jika kalian kuliah, kalian memiliki gelar tapi skill tidak ada. Ataupun yang lulusan SMK kalian memiliki skill tapi gelar tidak ada, itu pun tak ada artinya.

Aku rasa cukup catatan ku untuk hari ini. Aku harap ini bisa bermanfaat buat kalian. Disini aku hanya sekedar mengingatkan/nasehat, selebihnya itu kembali kesetiap individunya masing-masing karna yang tau dan bisa menentukan jalan terbaik adalah diri kalian sendiri. Aku pernah membaca satu buku yang berjudul “Leadership.” Buku ini menceritakan tentang bagaimana cara menjadi suatu pemimpin yang baik dalam kehidupan. Dan dalam satu bab beliau berkata, “Arti sebuah kesuksesan yang sebenarnya adalah ketika kita bisa membuat orang lain sukses sama seperti kita.” Jadi maksudnya kita dikatakan sukses yang sejati adalah ketika kita sukses, dan kita mampu membuat orang lain sukses sama seperti kita. Aku memang belum sukes, tapi aku ingin sukses!!! Oleh karna itu aku menulis catatan ini, aku berbagi cerita ke kalian karna aku ingin sukses bersama kalian. Ayo teman-teman, tetap semangat walau apapun yang terjadi. Tidak ada jalan yang instan untuk mendapatkan sukses, dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan untuk mendapatkan apa yang kita mau. Mie instan aja katanya makanan instan, tapi nyatanya kita masih perlu menyalakan kompor, masak air hingga mendidih, dll. Lalu bagaimana dengan sukses? Hal ini menjadi gambaran bahwa yang instan pun terkadang tidah semudah apa yang kita bayangkan apa lagi sebuah kesuksesan yang sangat luar biasa kita dambakan.

Sadarilah… bahwa yang ingin meraih sukses bukan hanya kamu seorang tapi diluar sana berjuta-juta orang memiliki impian yang sama. Namun mereka memiliki cara yang berbeda. Koreksi apa cara kita sudah benar dalam meraih sukses itu, apa ada sesuatu yang harus kalian perbaiki. Tekan kan dalam hati dan pikiran kalian bahwa kalian harus sukses, sukses dan sukses. Maka Tuhan akan mengabulkan apa impian itu. Usaha – tawakal – berdoa adalah cara Tuhan menjawab setiap keinganan yang ada di dalam anganan kita. Mari berjabat tangan dan rangkullah orang-orang yang masih bimbang dengan tujuannya, bukan malah merendahkannya atau bahkan menjatuhkannya. Orang-orang seperti itu adalah orang yang perlu bimbingan bukan sebuah hinaan yang mereka inginkan tapi sebuah penyemat untuk membuatnya bisa bangkit. Ulurkan tangan kita dan katakana pada mereka, mari kita sukses bersama…………


By: Riyan Autogenestic

2 komentar: