Minggu, 20 April 2014

LIFE is MISTERY


Pada kesempatan kali ini. Saya akan membahas suatu masalah yang terjadi di dalam kehidupan. Life Mistery, bagaimana kita bisa menguasai hidup atau sebaliknya. Bagaimana jika kita yang dikuasai oleh hidup.

Sahabat, saya mempunyai suatu cerita yang pernah saya baca dalam suatu buku. Cerita tersebut adalah : suatu kali ada seorang murid mendatangi gurunya dengan membawa sekumpulan masalah yang begitu rumit. Datanglah sang murid pada gurunya, lalu murid tersebut menceritakan semua persoalan (masalah) yang dialaminya. Baik itu persoalan dalam kehidupan pribadinya, kehidupan dalam keluarganya, maupun kehidupan pekerjaannya. Setelah menyampaikan secara keseluruhan problem yang terjadi pada gurunya. Sang guru tidak menjawab, melainkan beliau hanya tersenyum. Kemudian sang guru mengambil sebuah gelas. Tangan satunya membawa garam satu plastik, lalu sang guru memerintahkan murid  untuk menuangkan garam yang ada di palstik tersebut kedalam gelas yang sudah di isi air.

Coba Sahabat bayangkan, ini ada sebuah gelas yang berisi air putih penuh, kemudian dituangkanlah garam kedalam gelas tersebut, lalu diaduk sampai rata. Tentu saja kalian juga merasakan betapa asinnya air yang ada didalam gelas tersebut.
Lalu guru tersebut memerintahkan muridnya untuk meminum air garam tersebut. Si murid bingung dan berkata dalam hati, “saya datang ke sini untuk mendapatkan suatu pencerahan dari masalah yang sedang dihadapinya, kenapa anda malah memberikan air garam kepada saya.” Tidak lama kemudian si murid di bawah ke suatu kolam semacam kolam ikan. Lalu sang guru memberikan satu plastik yang berisi garam, dan sang guru memerintahkan agar melemparkan garam itu ke dalam kolam. Maka, dilemparkan garam itu ke dalam kolam. Kemudian si murid itu di perintahkan untuk mengaduk air kolam sampai  rata sebagaimana tadi gelas yang berisi garam yang diaduk sampai rata. Setelah itu sang guru mengambil gelas dan mengisinya dengan air kolam tersebut, kemudian sang guru menyuruh muridnya untuk meminum air tersebut.

Sahabat, kalau kalian menjadi murid tersebut pada waktu itu, apa yang akan ada lakukan, dan apa yang ada rasakan. Pasti kalian akan merasakan perbedaan perasaan ketika kalian menikmati gelas yang pertama dengan gelas yang kedua. Sama-sama air putih. Sama-sama berisi garam, tapi yang berbeda adalah pada saat itu diaduk. Pada kejadian yang pertama, garam itu diaduk di dalam gelas, sedangkan pada kejadian yang kedua, garam itu diaduk di sebuah kolam baru kemudian diciduk menggunkan gelas. Kalian pasti mempunyai kesimpulan yang sama dengan saya. Bahwa rasa yang dimiliki gelas pertama jauh lebih asin bila dibandingkan dengan gelas yang kedua. Kenapa? Kalian sudah tahu jawabanny. Karena gelas kedua berisi air yang di peroleh dari kolam yang begitu luas atau memiliki kapasitas air yang lebih banyak dari pada satu gelas.

Nah, sekarang bayangkan kalau gelas itu adalah hati kalian, dan garam itu adalah masalah yang sedang kalian alami. Kita umpamakan persoalan atau problem yang sedang kalian hadapi pada saat ini. Apakah itu problem kalian secara pribadi, dalam keluarga, konflik antara kalian dengan teman, bahkan kekasih dan semacam bentuk permasalah yang begitu kompleks dalam kehidupan kalian. Anggaplah masalah yang sedang kalian hadapi itu sebagai garam yang ditaruhkan di dalam plastik, kemudian gelas itu adalah hati kalian.
kalau masalah kalian dimasukkan ke dalam gelas, kedalam hati yang sempit yang digambarkan dalam bentuk gelas. Maka kalian akan merasakan sangat asin. Artinya : kalian sangat merasakan betapa beratnya masalah yang sedang kalian rasakan pada saat itu. Tapi, akan berebeda kalau garam itu kalian lemparkan ke dalam kolam, kalian aduk dengan cara yang sama, lalu kalian nikmati gelas itu. Ternyata air itu lebih tawar dibandingkan yang pertama. Di sini kata kuncinya adalah hati

Ketika kalian menyempitkan hati. Maka masalah sebesar apapun akan menjadi sangat rumit. Tetapi kalau kalian meluaskan hati kalian, kalian lebarkan hati kalian, maka rasanya tidak akan seasin yang dirasakan pada garam yang pertama.
sahabat , kita mendapatkan satu pelajaran yang sangat berharga dari cerita ini. Betapa pentingnya kita melapangkan hati, betapa pentingnya kita meluaskan hati kita yang disebut di dalam bahasa arab “assalamatu shadr” ‘kelapangan hati’. dan “rahabatu shadr” ‘kelapangan jiwa’. Seandainya kalian mendapatkan suatu persoalan yang sangat sederhana, ambil contoh kehilangan kacamata, lalu memasukkan masalah itu ke dalam hati kalian yang sempit, maka kalian akan merasakan masalah itu menjadi sangat besar dan bisa jadi kalian akan ribut dengan teman atau pasangan kalian, padahal apalah artinya dari sebuah kacamata, hari ini hilang mungkin besok kita bisa beli lagi. Tapi kalau kalian menghadapi masalah tadi dengan kelapangan hati, maka semua itu akan kalian hadapi masalah tadi dengan ketenangan. Kalian akan merasakan kejadian itu sebagai kejadian yang wajar-wajar saja.

Saya sampaikan cerita di awal pembahasan masalah ini agar kita mempunyai suatu bingkai yang sama bahwa dalam menguasai hidup ini, kita harus memfokuskan pada kelapangan hati kita. Kalau kita bicara tentang konsep penguasaan hidup, bukan sekedar hidup itu yang harus kita kuasai. Tetapi, bagaimana  kita mengendalikan hati kita dalam berinteraksi dengan kehidupan. Seperti yang sudah saya katakan di awal, marilah kita lapangkan hati kita.

Mungkin kalian akan bertanya, bagaimana caranya untuk bisa melapangkan hati anda? Bagaimana cara melatih diri kita supaya hati kita menjadi lapang? Untuk melakukan hal itu perlu adanya latihan-latihan khusus. Tubuh kita saya umpamanya anatomi. Kita mempunyai otot-otot. Kalau otot itu tidak direnggangkan, maka otot-otot itu akan mengalami kekakuan. Dan, sesuatu yang kaku itu akan menimbulkan suatu penyakit.
mungkin nanti kalian akan merasakan penyakit encok, dan sebagainya bentuk-bentuk penyakit yang berkaitan dengan otot. Begitu pula dengan hati kita, kalau tidak dilatih atau tidak direnggangkan, maka dia akan mengalami penyakit-penyakit hati. Tentu saja berbeda penyakit fisik dan penyakit batin (hati). Saya pribadi dan kalian mempunyai satu kesimpulan yang sama, bahwa penyakit batin jauh lebih sulit disembuhkan jika dibandingkan penyakit fisik.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan bagaimana cara kita melakukan streching ‘perenggangan, pelatihan’ dalam kehidupan. Sehingga setelah kalian melakukan streching dalam kehidupan. Diharapkan kalian bisa menguasai kehidupan. Life Mistery bukan kita yang di kuasai oleh kehidupan. Tapi kitalah yang harus menguasai kehidupan tersebut.

Streching untuk melatih batin (hati) berbeda dengan streching otot, jika pelatihan untuk otot biasanya hanya perlu melakukan gerakan-gerakan kecil seperti jogging. Beda halnya jika kita berbicara tentang pelatihan hati, hati adalah sentral pusat perubahan pada manusia. Streching untuk hati itu sendiri adalah : Sholat, karna sholat adalah interaksi kita terhadap Tuhan kita, dengan begitu kita akan semakin dekat dengan-Nya. selanjutnya
Membaca Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an Allah sudah memberikan suatu panduan-panduan kepada kita, patokan-patokan atau pendoman bagaiman cara kita menguasai kehidupan.
dengan membaca Al-Qur’an kita akan selalu merasa dekat dengan-Nya. selain itu, juga akan membuat hati kita tenang dalam menghadapi segala cobaan darinya.
Allah berfirman “ingatlah pada-Ku, maka Aku (Allah) juga akan mengingat mu”
artinya : Allah akan mengingat Hambanya, jika hamba (manusia) itu sendiri mengingat Tuhannya (Allah). Dan Allah akan dekat dengan hambanya, jika hamba itu sendiri mau dekat dengan-Nya. jadi sudah seharusnya kita mendekatkan diri kepada Allah. Karna segala yang terjadi dalam hidup ini, segala yang hendak kita lakukan, harus didasari dari hati karna-Nya. karna manusia hanya bisa berencana, sedangkan yang berkehendak adalah Allah.
Dan yang terakhir, selalu berbuat amal sholeh, atau perbuatan kebaikkan. Karna hal tersebut akan menjadikan hati kita bersih, terhindar dari marabahaya.
kenapa seperti itu? Saya beri pencerahan. Disaat anda memberikan memberikan sedikit dari harta anda untuk (maaf) orang tak punya atau fakir miskin, secara tak langsung tanpa anda menyuruhnya orang tersebut akan memanjatkan doa untuk anda, baik itu mengenai kesehatan anda, rizki anda ataupun keselamatan dunia dan akhirat untuk anda dan keluarga. Ingatlah apa yang di janjikan Allah kepada kita “Dia (Allah) akan membalas semua amal kebaikan dengan kebaikkan pula, dan sebaliknya. Allah akan membalas amal keburukkan dengan keburukkan pula.

Ketika kita banyak di rundung masalah, cobaan datang bertubi-tubi sili berganti, ketika kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, seharusnya kita bisa intropeksi diri dari hal-hal tersebut, apa kita sudah mengingat-Nya? apakah kita sudah mendekatkan diri pada-Nya.
jadi jangan pernah menyalahkan Tuhan kita, Tuhan itu maha pengasih dan sayang kepada kita (manusia) seperti yang telah tertera di nama-nama indah Allah, yaitu Ar-rahman dan Ar-rahim. Kita sebagai mahkluk yang diberi akan oleh-Nya, seharusnya kita bisa menggunkan akal kita untuk berfikir dan menjadikan kita sebagai makhlik yang lebih baik, jangan hanya menjadi orang yang hanya melihat hasil tapi tidak ingin tau proses, hasil adalah apa yang diberikan Allah kepada kita setiap hari-harinya, sedangkan proses adalah doa di dalam sholat kita.

Seharusnya orang-orang yang mendapatkan cobaan dari-Nya. harusnya dia berbagga hati? Kenapa saya bilang demikian, karna orang-orang yang mendapatkan cobaan dari-Nya adalah orang-orang yang Dia sayangi, dan orang-orang di kasihi. Namun pada kenyataannya kita selalu berprasangka buruk pada-Nya. kita menganggap cobaan itu adalah bencana untuk kita, namun sebenarnya di balik itu semua Tuhan itu sangat menyayangi kita, Tuhan ingin tahu seberapa besar cinta kita terhadap-Nya, seberapa besar iman kita pada-Nya.
oleh karna itu mari kita lebih melapangkan hati kita, yakinlah segala yang terjadi pada kita pastikan ada hikmahnya, dan percayalah semua itu pasti akan indah pada waktunya. Itu pasti  jika anda mempercayainya,dan Tuhan tidak pernah berdusta, Dia selalu menepati janjinya untuk hamba yang beriman pada-Nya.

Cukup sekian yang bisa saya bagi untuk kalian semua. Terima kasih yang sudah bersedia meluangkan waktu membaca catatan ini. Mohon maaf tidak bermaksud untuk di pandang Sok alim, saya hanya ingin berbagi apa yang saya ketahui, apabila ada kesalahan dan kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
silakan bagi catatan ini untuk orang lain, karna itu adalah salah satu bentuk amal kebaikkan yang anda lakukan untuk diri anda sendiri. Harapan saya semoga setelah anda membaca ini akan menjadikan kalian manusia yang lebih Excelent lagi, dan lebih baik dari yang sebelumnya “Amin”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar