“Kukuruyuukkk........,” terdengar suara ayam jantan
yang menjemput sang wajar. Gelapnya malam, kini telah berganti senja menerangi
bumi, embun pagi bertetesan pada setiap dedaunan, dinginnya malam, kini telah
berganti dengan hangatnya sinar sang mentari pagi, kicauan burung, seakan
mengajak ku untuk bernyanyi menari bersama mereka.
Disuatu desa, hiduplah keluarga kecil, yang terdiri
dari ayah, dan ibu. Pasutri itu mempunyai anak perempuan yang bernama “SEPTA RIZKA” dia adalah anak tunggal
dari keluarga tersebut. Oleh karna itu, kedua orang tuanya sangat
menyayanginya. Kini umurnya sudah menginjak masa remaja, masa pencarian jati
diri yang sejati akan dia lalui.
seperti para remaja pada umumnya. Rizka juga sangat suka dengan music K-Pop. Dan K-Pop favoritnya adalah EXO. Exo adalah music K-pop dari korea, yang terdiri dari 12 personil, namun yang membuat Rizka tergila-gila yaitu “SEHUN”.
Sehun adalah slah satu dari 12 personil yang tergabung dalam K-pop EXO. Rizka begitu ngefans sama Sehun karna baginya sehun itu, orangnya ngeselin, ganteng, putih, pokoknya dia beda dari yang lain, terlebih dia jago nge-RAP, pokoknya Everything about Sehun dia sukai.
Sangking ngefansnya sama sang idola pujaan hatinya, dia rela menghabiskan uangnya untuk mengoleksi barang-barang yang berbau sehun. Misal seperti, baju yang biasa dikenakan oleh sehun, foto-fotonya, poster, DVD, dan tak lupa juga aksesoris yang dipakai sehun.
seperti para remaja pada umumnya. Rizka juga sangat suka dengan music K-Pop. Dan K-Pop favoritnya adalah EXO. Exo adalah music K-pop dari korea, yang terdiri dari 12 personil, namun yang membuat Rizka tergila-gila yaitu “SEHUN”.
Sehun adalah slah satu dari 12 personil yang tergabung dalam K-pop EXO. Rizka begitu ngefans sama Sehun karna baginya sehun itu, orangnya ngeselin, ganteng, putih, pokoknya dia beda dari yang lain, terlebih dia jago nge-RAP, pokoknya Everything about Sehun dia sukai.
Sangking ngefansnya sama sang idola pujaan hatinya, dia rela menghabiskan uangnya untuk mengoleksi barang-barang yang berbau sehun. Misal seperti, baju yang biasa dikenakan oleh sehun, foto-fotonya, poster, DVD, dan tak lupa juga aksesoris yang dipakai sehun.
Terdengar Suara music yang begitu keras seakan
merobohkan dinding rumah. Ia... itu kerjaan Rizka, hal yang biasa dia lakukan
ketika mendengarkan lagu-lagu dari EXO, baginya mendengarkan lagu Exo kalo’ gak
keras itu gak asik. Diantara sekian banyak lagu dari Exo, lagu yang berjudul
“Lucky”.
EXO
- Lucky
Oh~ yeah~ gateun nara e tae eonaseo gateun
eoneoro mareul haeseo cham haengun iya,
cham dahaeng iya sesange dangyeonhan geon eobseo gwaenchanheun oseul ibeotdeon nal geureohge neoreul mannatdeon geon Lucky na chag hage saraseo geurae neoui ireumeul bureugo neoui soneul jabado doeneun na buseo jineun haet sareun naman bichuna na ireohge haengbog haedo dwae? naui ireumeul bureugo naui eokkaee gidae oneun neo jeo haneurui haet sareun neoman bichuna neo geureohge nunbushyeodo dwae? So lucky, my love So lucky to have you So lucky to be your love, I am. Hmm gateun saeg kkareul joha hago gateun yeonghwareul joha haneun geol lucky unmyeong gateun sarangin geoya neoui ireumeul bureugo neoui soneul jabado doeneun na buseo jineun haet sareun naman bichuna na ireohge haengbog haedo dwae? naui ireumeul bureugo naui eokkaee gidae oneun neo jeo haneurui haet sareun neoman bichuna neo geureohge nunbushyeodo dwae? So lucky, my love sajin sogui hwanhan misowa neowa naui hwansangui johwa I think I’m a lucky guy neomu joha urin jigeum kkum sogui donghwa Oh My God! jeil deudgi joheun Pop-Pop geunyeo mogsorin nal nogyeo Like ice cream geu moseub machi geurim naui cheoeumi neoraseo i norae juin gongi neoraseo na ireohge ut janha neoman boragu neo jigeum naman bogo itni? naege kkumi tto saeng gyeosseo deo meotjin namjaga doegesseo nal boneun ne du nuneun geu mueotboda nal dashi ttwige mandeu nikka So lucky, my love So lucky to have you So lucky to be your love, I am. Hmm
cham dahaeng iya sesange dangyeonhan geon eobseo gwaenchanheun oseul ibeotdeon nal geureohge neoreul mannatdeon geon Lucky na chag hage saraseo geurae neoui ireumeul bureugo neoui soneul jabado doeneun na buseo jineun haet sareun naman bichuna na ireohge haengbog haedo dwae? naui ireumeul bureugo naui eokkaee gidae oneun neo jeo haneurui haet sareun neoman bichuna neo geureohge nunbushyeodo dwae? So lucky, my love So lucky to have you So lucky to be your love, I am. Hmm gateun saeg kkareul joha hago gateun yeonghwareul joha haneun geol lucky unmyeong gateun sarangin geoya neoui ireumeul bureugo neoui soneul jabado doeneun na buseo jineun haet sareun naman bichuna na ireohge haengbog haedo dwae? naui ireumeul bureugo naui eokkaee gidae oneun neo jeo haneurui haet sareun neoman bichuna neo geureohge nunbushyeodo dwae? So lucky, my love sajin sogui hwanhan misowa neowa naui hwansangui johwa I think I’m a lucky guy neomu joha urin jigeum kkum sogui donghwa Oh My God! jeil deudgi joheun Pop-Pop geunyeo mogsorin nal nogyeo Like ice cream geu moseub machi geurim naui cheoeumi neoraseo i norae juin gongi neoraseo na ireohge ut janha neoman boragu neo jigeum naman bogo itni? naege kkumi tto saeng gyeosseo deo meotjin namjaga doegesseo nal boneun ne du nuneun geu mueotboda nal dashi ttwige mandeu nikka So lucky, my love So lucky to have you So lucky to be your love, I am. Hmm
Alunan music yang energik seakan mengajak Rizka
untuk menari bersama sang idola. Tampak kegembiraan terpancar di wajahnya saat
mendengarkan lagu Exo. Dalam benaknya dia selalu berkhayal “Kapan bisa bertemu
dengan Sehun.” Namun semua itu hanya khayalan semata, karna tidak mungkin Rizka
bisa bertemu dengan sang idola. Dia sadar, bahwa dia hanyalah anak desa,
terlebih jarak yang sangat jauh membuat hal itu takkan pernah terjadi.
“Ya ampuunnn....... Rizka!!!” bisa gak, suara
musicnya kamu pelanin dikit. Telinga ibu mau pecah rasanya,” omel sang ibu pada
Rizka, yang tampak kesal karna kelakuan anaknya yang tak pernah berubah.
“ahh.. apa sih bu’! ini udah pelan kok,” jawab Rizka seakan tetap menari bersama alunan lagu yang dia dengarkan.
“pelan apanya, ini suaranya keras sekali, malu sama tetangga, kecilkan suaranya,” pinta sang ibu, namun Rizka tidak mempedulikannya.
“Rizka...!! Rizkaaa.....???” sang ibu ia memanggilnya, namun Rizka tetap saja mengacuhkan panggilan sang ibu. Sang ibu mulai kesal dengan kelakuan anaknya tersebut, akhirnya dia mematikan music yang sedang dimainkan Rizka. Sontak saja Rizka kaget dan menghentikan tarian gilanya.
“ahh... ibu, gak asik nihh!” ujar Rizka dengan wajah yang cemberut.
“sudah-sudah, cepat antarkan makanan ini ke bapakmu, ini sudah mau siang, kasian bapak mu sudah nungguin disawah.”
dengan wajah masam, dia menerima bekal tersebut, dan mulai melangkahkan kakinya menuju tempat dimana bapaknya berada.
“ahh.. apa sih bu’! ini udah pelan kok,” jawab Rizka seakan tetap menari bersama alunan lagu yang dia dengarkan.
“pelan apanya, ini suaranya keras sekali, malu sama tetangga, kecilkan suaranya,” pinta sang ibu, namun Rizka tidak mempedulikannya.
“Rizka...!! Rizkaaa.....???” sang ibu ia memanggilnya, namun Rizka tetap saja mengacuhkan panggilan sang ibu. Sang ibu mulai kesal dengan kelakuan anaknya tersebut, akhirnya dia mematikan music yang sedang dimainkan Rizka. Sontak saja Rizka kaget dan menghentikan tarian gilanya.
“ahh... ibu, gak asik nihh!” ujar Rizka dengan wajah yang cemberut.
“sudah-sudah, cepat antarkan makanan ini ke bapakmu, ini sudah mau siang, kasian bapak mu sudah nungguin disawah.”
dengan wajah masam, dia menerima bekal tersebut, dan mulai melangkahkan kakinya menuju tempat dimana bapaknya berada.
Mentari pagi mulai beranjak dari tempat
persembunyiannya. Sinarnya seakan merayap disekujur tubuhku. Dengan wajah yang
berseri, ku terus langkahkan kaki.
suasana yang begitu indah, dan tenang dikala senja datang. Hamparan warna hijau yang membuat suasana hati ini terasa damai. Hembusan pagi seakan memeluk erat tubuhku. Rasa dinginnya merasuk tubuh melalui pori-pori dalam kulitku.
suasana yang begitu indah, dan tenang dikala senja datang. Hamparan warna hijau yang membuat suasana hati ini terasa damai. Hembusan pagi seakan memeluk erat tubuhku. Rasa dinginnya merasuk tubuh melalui pori-pori dalam kulitku.
Dalam perjalanan menuju sawah, ku dapati
segerombolan orang pada memadati sebuah poster yang berdiri tegak, yang
tertancap di pinggir jalan. Terlebih yang memadati dominan para kaum remaja
sama sepertiku, akupun penasaran, dan mencoba mencari tau apa yang telah
terjadi.
setelah aku mendekat di tengah keramaian, alangkah terkejutnya, kudapati poster Exo terpampang nyata dihadapan ku. Exo akan datang ke Indonesia, tepatnya di Ibu kota Jakarta. Ingin sekali rasanya bisa pergi ke Jakarta, dan menyaksikan aksi panggung Exo yang spektakuler. Namun rasanya semua itu tak mungkin, karna kedua orang tuaku tak akan mengijinkan aku untuk pergi ke Jakarta.
dengan hati yang pilu ku tundukkan kepalaku, seraya tetap mencoba melangkah walaupun terasa sangat berat.
setelah aku mendekat di tengah keramaian, alangkah terkejutnya, kudapati poster Exo terpampang nyata dihadapan ku. Exo akan datang ke Indonesia, tepatnya di Ibu kota Jakarta. Ingin sekali rasanya bisa pergi ke Jakarta, dan menyaksikan aksi panggung Exo yang spektakuler. Namun rasanya semua itu tak mungkin, karna kedua orang tuaku tak akan mengijinkan aku untuk pergi ke Jakarta.
dengan hati yang pilu ku tundukkan kepalaku, seraya tetap mencoba melangkah walaupun terasa sangat berat.
“aduhh.. nduk, kamu ini kemana aja toh, jam segini
kok baru sampek,” keluh sang bapak.
“maaf pak, tadi Rizka mampir ke suatu tempat sebentar,” ujar Rizka dengan wajah bersalah, seraya menyerahkan makanannya kepada sang bapak.
perlahan-lahan sang bapak mulai membuka sarapan paginya, dan memulai mencicipinya. Disaat sang bapak sedang menikmati sarapan paginya, Rizka mencoba mengutarakan apa yang sedang dia pikirkan.
“pak! Rizka boleh minta sesuatu gak?” tanya Rizka dengan wajah ketakutan.
“minta apa nduk?”
“boleh gak pak, kalo’ Rizka pergi ke Jakarta untuk melihat konser Exo.”
mendengar tuturan sang anak, sontak saja membuat bapaknya tersendak.”
“uhukk.. uhukk.. apa kamu bilang nduk, ke Jakarta? Buat apa kamu kesana? Tidak boleh, bapak tidak mengijinkan kamu pergi.” Rizka hanya tertunduk kaku, diam membisu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Dari awal dia tau, kalo’ bapaknya tidak akan memberinya ijin.
“maaf pak, tadi Rizka mampir ke suatu tempat sebentar,” ujar Rizka dengan wajah bersalah, seraya menyerahkan makanannya kepada sang bapak.
perlahan-lahan sang bapak mulai membuka sarapan paginya, dan memulai mencicipinya. Disaat sang bapak sedang menikmati sarapan paginya, Rizka mencoba mengutarakan apa yang sedang dia pikirkan.
“pak! Rizka boleh minta sesuatu gak?” tanya Rizka dengan wajah ketakutan.
“minta apa nduk?”
“boleh gak pak, kalo’ Rizka pergi ke Jakarta untuk melihat konser Exo.”
mendengar tuturan sang anak, sontak saja membuat bapaknya tersendak.”
“uhukk.. uhukk.. apa kamu bilang nduk, ke Jakarta? Buat apa kamu kesana? Tidak boleh, bapak tidak mengijinkan kamu pergi.” Rizka hanya tertunduk kaku, diam membisu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Dari awal dia tau, kalo’ bapaknya tidak akan memberinya ijin.
Mentari senja, kini telah berganti redupnya malam.
Rizka memjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Angannya melayang setinngi
angkasa, entah kemana angan itu akan berlabu. Malam ini, adalah Exo perfom di
Jakarta. Dia hanya bisa berkhayal “andai saja sat ini aku ada di konser Exo di
Jakarta. Mungkin aku akan menjadi penonton terdepan dan ter’rame disaat Exo perfom. Namun semua itu hanya
ilusi semata, tak mau larut terlalu dalam akan kesedihan yang dia rasakan.
Akhirnya dia mencoba memejamkan matanya, dan melupakan keinginannya yang tak
bertepi.
Keesokkan harinya, alangkah terkejut Rizka ketika
dia dapati berita di Infotaiment bahwa Exo tidak jadi perfom di Jakarta.
Dikarenakan pesawat yang dinaiki personil Exo mengalami kecelakaan. Pesawat
terjatuh dari atas udara, dan sampai saat ini tidak diketahui dimana letak
pesawat itu terjatuh, dan apakah para menumpangnya masih selamat atau tidak.
“Taarrrr........” suara piring yang terjatuh dari
genggaman Rizka.
“yaampuunn Rizka, kamu ini kenapa sih, piring di pegang kok bisa jatuh, mangkanya hati-hati. Rizka hanya terdiam, diam membisu denganderaian air mata yang mengalir deras dipipiya
“loh!! Kamu ini kenapa toh nduk,” tanya ibunya dengan keheranan.
“Exo bu’ Exooo!!!” jawab Rizka yang membuat sang ibu semakin tak mengerti.
“kenapa dengan Exo?”
“pesawat yang dinaiki Exo terjatuh bu’, dan sekarang tidak diketahui dimana letak pesawat itu terjatuh.”
“masya’allah Rizka, jadi Cuma karna hal itu kamu menangis? Untuk apa kamu menangisi orang yang bukan siapa-siapa kita, keluarga juga bukan.” Ujar sang ibu’ dengan nada kesal.
“tapi aku ngefans banget bu’ sama dia, nanti kalo’ dia kenapa-kenapa gimana?”
“Rizka, kamu dengerin ibu’! ngefans itu boleh tapi jangan sampai berlebihan seperti ini, ini bukan ngefans, ini gila namanya. Ngefans itu yang sewajarnya saja,” omel sang ibu karna kesal dengan kelakuan sang anak. Rizka hanya tertunduk mendengar omelan sang ibu, mungkin perkataan ibunya benar, bahwa dia tak boleh begitu fanatic dengan sang idola, karna hal itu bisa saja membuatnya gila.
“yaampuunn Rizka, kamu ini kenapa sih, piring di pegang kok bisa jatuh, mangkanya hati-hati. Rizka hanya terdiam, diam membisu denganderaian air mata yang mengalir deras dipipiya
“loh!! Kamu ini kenapa toh nduk,” tanya ibunya dengan keheranan.
“Exo bu’ Exooo!!!” jawab Rizka yang membuat sang ibu semakin tak mengerti.
“kenapa dengan Exo?”
“pesawat yang dinaiki Exo terjatuh bu’, dan sekarang tidak diketahui dimana letak pesawat itu terjatuh.”
“masya’allah Rizka, jadi Cuma karna hal itu kamu menangis? Untuk apa kamu menangisi orang yang bukan siapa-siapa kita, keluarga juga bukan.” Ujar sang ibu’ dengan nada kesal.
“tapi aku ngefans banget bu’ sama dia, nanti kalo’ dia kenapa-kenapa gimana?”
“Rizka, kamu dengerin ibu’! ngefans itu boleh tapi jangan sampai berlebihan seperti ini, ini bukan ngefans, ini gila namanya. Ngefans itu yang sewajarnya saja,” omel sang ibu karna kesal dengan kelakuan sang anak. Rizka hanya tertunduk mendengar omelan sang ibu, mungkin perkataan ibunya benar, bahwa dia tak boleh begitu fanatic dengan sang idola, karna hal itu bisa saja membuatnya gila.
Hari mulai siang, Rizka mencoba menghapus air
matanya yang sedari tadi mengalir membasahi pipinya. Dia mencoba melupakan
kesedihan tentang Exo, dia tak boleh bersikap seperti itu lagi, kalo’ tidak
orang tuanya pasti akan memarahinya lagi. Yang bisa dia lakukan saat ini, hanya
bisa berdoa semoga setiap orang yang berada di dalam pesawat tersebut bisa
selamat.
“bu’ Rizka mau cuci baju dulu ke sungai,” ujar Rizka berpamitan pada ibunya.
“iya, hati-hati nduk.”
langkah demi langkah terus dia lewati, berpacu dengan hiliran air sungai yang membuat hatinya tenang. Dia terus menelusuri jalan di pinggir sungai, hingga suatu ketika dia dapati sesosok manusia tergeletak tak berdaya di pinngiran sungai, dengan darah di kepalanya.
dalam hatinya berguman “siapa itu, tidur kok dipinggir sungai,” gerutu hatinya. Tak lama kemudian dia mencoba mendekatinya, dan alangkah terkejutnyaa ketika yang dilihatnya adalah sesosok orang yang dia tangisi tadi pagi.
“SEHUN???” sentaknya. Dengan wajah yang panik, dengan cepat Rizka membawanya pulang kerumah.
“bu’ Rizka mau cuci baju dulu ke sungai,” ujar Rizka berpamitan pada ibunya.
“iya, hati-hati nduk.”
langkah demi langkah terus dia lewati, berpacu dengan hiliran air sungai yang membuat hatinya tenang. Dia terus menelusuri jalan di pinggir sungai, hingga suatu ketika dia dapati sesosok manusia tergeletak tak berdaya di pinngiran sungai, dengan darah di kepalanya.
dalam hatinya berguman “siapa itu, tidur kok dipinggir sungai,” gerutu hatinya. Tak lama kemudian dia mencoba mendekatinya, dan alangkah terkejutnyaa ketika yang dilihatnya adalah sesosok orang yang dia tangisi tadi pagi.
“SEHUN???” sentaknya. Dengan wajah yang panik, dengan cepat Rizka membawanya pulang kerumah.
Selang beberapa jam, akhirnya Sehun pun tersadar
dari tidurnya.
“aku dimana?” mencoba melihat kekanan-kekiri seakan mencari sesuatu, tempat itu tampak asing baginya.
“aduhh...” Sehun merintih kesakitan akan luka yang ada di kepalanya.
“jangan terlalu banyak bergerak, biarkan luka mu membaik dulu,” Ujar Rizka dengan senyuman manisnnya.
“kamu siapa? Dan dimana aku ini?”
“aku Rizka, kamu dirumah ku, tadi aku menemukan mu pingsan di pinggir sungai.”
“sungai?” jawab Sehun dengan nada tak mengerti, kenapa dia bisa berada di pinggir sungai.
“Istirahatl’lah dulu, biarkan kondisi tubuhmu membaik, aku mau nyiapin sarapan untukmu.
“aku dimana?” mencoba melihat kekanan-kekiri seakan mencari sesuatu, tempat itu tampak asing baginya.
“aduhh...” Sehun merintih kesakitan akan luka yang ada di kepalanya.
“jangan terlalu banyak bergerak, biarkan luka mu membaik dulu,” Ujar Rizka dengan senyuman manisnnya.
“kamu siapa? Dan dimana aku ini?”
“aku Rizka, kamu dirumah ku, tadi aku menemukan mu pingsan di pinggir sungai.”
“sungai?” jawab Sehun dengan nada tak mengerti, kenapa dia bisa berada di pinggir sungai.
“Istirahatl’lah dulu, biarkan kondisi tubuhmu membaik, aku mau nyiapin sarapan untukmu.
Setelah serasa Sehun mempunyai kekuatan untuk
berdiri, dia bangun dari tempat tidurnya dan mencoba mengelilingi area sekitar
tempat itu.
“eh.. kamu sudah bangun, pulas banget tidurnya,” sapa Rizka dengan senyuman kecil diwajahnya.
“benarkah? Maaf untuk hal itu,” Sehun menundukkan kepala, yang merasa malu dengan hal yang dia lakukan.
“tak apa Sehun,” seraya Rizka menepuk bahunya.
“Sehun?” siapa itu sehun?” Sehun bertanya akan namanya sendiri, dia merasa asing dengan nama itu.
“nama mu itu Sehun, kamu adalah salah satu personil Exo yang sangat aku kagumi,” ujar Rizka mencoba menjelaskan.
“Exo? K-pop? Bagaimana mungkin aku ini anggota K-pop, bahkan untuk dance aja aku tidak bisa.” Ujar Sehun dengan nada semakin tak mengerti, akan semua yang telah terjadi.
Rizka hanya diam terpaku dengan apa yang dilihatnya, dalam benaknya “mungkinkah dia? Dia lupa ingatan akibat benturan di kepalanya.” Rizka mencoba menerka-nerka dengan apa yang telah terjadi sebenarnya.
“Sstts... Rizka! Kemari nduk,” panggil ibunya.
“iya bu’, ada apa?
“sepertinya luka akibat benturan di kepalanya mengakibatkan dia hilang ingatan?”
“aku rasa seperti itu bu’! lalu kita harus bagaimana?”
“kamu bilang saja, dia adalah sodara dari jauh, yang sedang menghabiskan masa liburannya kedesa ini, nanti sisanya biar ibu dan bapak yang melaporkan hal ini kepada kepala desa.
Rizka hanya menganggukan kepala mengikuti nasehat dari ibunya.
kemudian Rizka kembali menemui Sehun yang sedari tadi menunggu diruang tamu.
“eh.. maaf tadi aku tinggal sebentar, tadi bantu ibu didapur.”
“iya.. tak apa kok.”
“oia, kak Deva mau minum apa?”
“kakak?, Deva?” respon Sehun yang tampak kebingunan.
“Iya, kakak itu sodara kita dari jauh, kakak kesini untuk menghabiskan masa liburan, dan Deva itu adalah nama kakak. Masak sama nama sendiri lupa,” ejek Rizka dengan senyum nakalnya. Sehun hanya tersenyum mendengar ejekkan dari Rizka.
“eh.. kamu sudah bangun, pulas banget tidurnya,” sapa Rizka dengan senyuman kecil diwajahnya.
“benarkah? Maaf untuk hal itu,” Sehun menundukkan kepala, yang merasa malu dengan hal yang dia lakukan.
“tak apa Sehun,” seraya Rizka menepuk bahunya.
“Sehun?” siapa itu sehun?” Sehun bertanya akan namanya sendiri, dia merasa asing dengan nama itu.
“nama mu itu Sehun, kamu adalah salah satu personil Exo yang sangat aku kagumi,” ujar Rizka mencoba menjelaskan.
“Exo? K-pop? Bagaimana mungkin aku ini anggota K-pop, bahkan untuk dance aja aku tidak bisa.” Ujar Sehun dengan nada semakin tak mengerti, akan semua yang telah terjadi.
Rizka hanya diam terpaku dengan apa yang dilihatnya, dalam benaknya “mungkinkah dia? Dia lupa ingatan akibat benturan di kepalanya.” Rizka mencoba menerka-nerka dengan apa yang telah terjadi sebenarnya.
“Sstts... Rizka! Kemari nduk,” panggil ibunya.
“iya bu’, ada apa?
“sepertinya luka akibat benturan di kepalanya mengakibatkan dia hilang ingatan?”
“aku rasa seperti itu bu’! lalu kita harus bagaimana?”
“kamu bilang saja, dia adalah sodara dari jauh, yang sedang menghabiskan masa liburannya kedesa ini, nanti sisanya biar ibu dan bapak yang melaporkan hal ini kepada kepala desa.
Rizka hanya menganggukan kepala mengikuti nasehat dari ibunya.
kemudian Rizka kembali menemui Sehun yang sedari tadi menunggu diruang tamu.
“eh.. maaf tadi aku tinggal sebentar, tadi bantu ibu didapur.”
“iya.. tak apa kok.”
“oia, kak Deva mau minum apa?”
“kakak?, Deva?” respon Sehun yang tampak kebingunan.
“Iya, kakak itu sodara kita dari jauh, kakak kesini untuk menghabiskan masa liburan, dan Deva itu adalah nama kakak. Masak sama nama sendiri lupa,” ejek Rizka dengan senyum nakalnya. Sehun hanya tersenyum mendengar ejekkan dari Rizka.
Waktu terus bergulir, hari demi hari telah berlalu.
Deva (Sehun) kini mulai terbiasa dengan suasana di kehidupan keluarga Rizka,
dan dia mulai bisa bisa beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya.
“Tokk....tokk..” seseorang mengetuk pintu dari luar.
“boleh aku masuk?”
“iya sebantar!” setelah dibuka, ternyata Deva yang sedari tadi mengetuk pintu.
“ehh.. kak deva, ada apa kak, kakak kemari?”
“tidak apa, hanya ingin melihat suasana kamarmu saja.” Ujar Sehun dengan nada enteng.
Sehun mencoba mengamati disetiap sudut-sudut kamar Rizka, ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh, yaitu dia dapati begitu banyak foto dan poster bertempelan disetiap dinding.”
“fotoku banyak banget disini?”
“hhmm, anu kak, inikan kamar kakak, kalo’ kakak main kesini, kakak selalu menempati ruangan ini, dan kalo’ kakak kembali kekota, biasanya aku yang tidur disini kak,” ujar Rizka menjelaskan pada sehun.
“lalu ini siapa?” seraya menunjuk setipa personil Exo yang lain.
“anu.. itu teman sekampus kakak, masak kakak lupa.” Sehun hanya bisa tersenyum.
“Tokk....tokk..” seseorang mengetuk pintu dari luar.
“boleh aku masuk?”
“iya sebantar!” setelah dibuka, ternyata Deva yang sedari tadi mengetuk pintu.
“ehh.. kak deva, ada apa kak, kakak kemari?”
“tidak apa, hanya ingin melihat suasana kamarmu saja.” Ujar Sehun dengan nada enteng.
Sehun mencoba mengamati disetiap sudut-sudut kamar Rizka, ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh, yaitu dia dapati begitu banyak foto dan poster bertempelan disetiap dinding.”
“fotoku banyak banget disini?”
“hhmm, anu kak, inikan kamar kakak, kalo’ kakak main kesini, kakak selalu menempati ruangan ini, dan kalo’ kakak kembali kekota, biasanya aku yang tidur disini kak,” ujar Rizka menjelaskan pada sehun.
“lalu ini siapa?” seraya menunjuk setipa personil Exo yang lain.
“anu.. itu teman sekampus kakak, masak kakak lupa.” Sehun hanya bisa tersenyum.
“Rizka, ayo cepat antarkan makanan ini ke bapak,”
pinta ibunya.
“iya sebentar bu’.”
“mau kemana?” tanya Deva.
“mau ngantarkan makanan buat bapak disawah, kan ini sudah kebiasaan rutin yang biasa aku lakuin kak, masak kakak juga lupa.”
“bolekah aku ikut?”
“tentu saja boleh,” ujar Rizka yang tampak gembira, karna ada yang menemaninya kesawah.
“iya sebentar bu’.”
“mau kemana?” tanya Deva.
“mau ngantarkan makanan buat bapak disawah, kan ini sudah kebiasaan rutin yang biasa aku lakuin kak, masak kakak juga lupa.”
“bolekah aku ikut?”
“tentu saja boleh,” ujar Rizka yang tampak gembira, karna ada yang menemaninya kesawah.
Di sepanjang jalan, Deva (Sehun) terus memperhatikan
disetiap jalan yang dia lalui. Dia tampak takjub dengan pemandangan yang begitu
dimatanya.
hamparan warna hijau bergelimpangan, hamparan luas persawahan, tingginya Gunung menjulang, dan desah desis aliran sungai yang seakan menggelitik di telinganya.
“Aaaaaaaaaaa.......” Deva berteriak sekencang-kencang.
“kak Deva kenapa?” tanya Rizka bingung.
“gak apa-apa dek, hanya ingin melepaskan rasa penak saja, soalnya belum pernah rasanya aku merasakan hal seperti ini.
Rizka hanya terdiam tanpa berkomentar apa-apa, dalam benaknya “pantas saja tidak pernah karna kau selalu sibuk dengan karir mu di Exo.”
hamparan warna hijau bergelimpangan, hamparan luas persawahan, tingginya Gunung menjulang, dan desah desis aliran sungai yang seakan menggelitik di telinganya.
“Aaaaaaaaaaa.......” Deva berteriak sekencang-kencang.
“kak Deva kenapa?” tanya Rizka bingung.
“gak apa-apa dek, hanya ingin melepaskan rasa penak saja, soalnya belum pernah rasanya aku merasakan hal seperti ini.
Rizka hanya terdiam tanpa berkomentar apa-apa, dalam benaknya “pantas saja tidak pernah karna kau selalu sibuk dengan karir mu di Exo.”
Sejak kehadiran Deva (Sehun) di dalam kehidupannya.
Hari-hari Rizka menjadi sangat menyenangkan. Dia seakan menjadi orang yang
paling bahagia sedunia. Bagaimana tidak, di bisa tinngal satu rumah dengan
artis sang idola pujaan hatinya. Kesana kemari selalu bersama, sungguh hal yang
tak pernah dia bayangkan sebelumnya.
namun dibalik senyum bahagianya, dia menyadari satu hal, dia bisa sedekat ini dengan sang idola karna dia sedang hilang ingatan, tak bisa di bayangkan jika suatu saat nanti ingatan itu kembali, maka berakhir sudah kebahagiaan yang dia rasakan.
namun dibalik senyum bahagianya, dia menyadari satu hal, dia bisa sedekat ini dengan sang idola karna dia sedang hilang ingatan, tak bisa di bayangkan jika suatu saat nanti ingatan itu kembali, maka berakhir sudah kebahagiaan yang dia rasakan.
“hei.. kenapa melamun,” sentak Deva yang tiba-tiba
saja datang.
“gak apa-apa kok kak, hanya bersemedi sebentar,” ujarnya seakan ingin mencairkan suasana.
“yasudah ayo pulang, hari mulai gelap,” pinta Deva.
Rizka hanya menganggukkan kepalanya.
dalam perjalanan pulang, tiba-tiba kaki Rizka tersandung sesuatu, yang sontak saja membuat tubuhnya jatuh kedepan, namun sebelum dia terjatuh. Rupanya Deva lebih cepat menangkap tubuhnya, sehinnga dia terselamatkan. Pandangan bola mata yang saling bertatapan sebegitu dekatnya, “ya ampunn... Sehun ganteng bangettt sihh...” Rizka terpana akan sosok ketampanan yang dimiliki Sehun. Hatinya berdebar-debar, jantungnya berdetak begitu hebatnya, entah apa yang sedang dia rasakan.
“ehh... maaf kak,” Rizka mencoba berdiri dan membuyarkan khayalannya.
“kamu tidak apa-apa? Tanya Deva.
“gak apa-apa kok kak, Cuma kakiku terkilir.”
“apa bisa dibuat jalan?”
“bisa kok kak, aku kan strong.” Ujar Rizka yang tak ingin dipandang lemah dihadapan sang idolanya.
“yasudah, ayo kita lanjutkan perjalanan kita.”
baru beberpa langkah dimulai, Rizka sudah merintih kesakitan.
“aduh... duhh.. sakit,”
“masih mau bilang kuat?” Rizka hanya tertunduk malu. Lalu tanpa basa basi Deva mengendong Rizka dibahunya, dan membawanya pulang kerumah.
“gak apa-apa kok kak, hanya bersemedi sebentar,” ujarnya seakan ingin mencairkan suasana.
“yasudah ayo pulang, hari mulai gelap,” pinta Deva.
Rizka hanya menganggukkan kepalanya.
dalam perjalanan pulang, tiba-tiba kaki Rizka tersandung sesuatu, yang sontak saja membuat tubuhnya jatuh kedepan, namun sebelum dia terjatuh. Rupanya Deva lebih cepat menangkap tubuhnya, sehinnga dia terselamatkan. Pandangan bola mata yang saling bertatapan sebegitu dekatnya, “ya ampunn... Sehun ganteng bangettt sihh...” Rizka terpana akan sosok ketampanan yang dimiliki Sehun. Hatinya berdebar-debar, jantungnya berdetak begitu hebatnya, entah apa yang sedang dia rasakan.
“ehh... maaf kak,” Rizka mencoba berdiri dan membuyarkan khayalannya.
“kamu tidak apa-apa? Tanya Deva.
“gak apa-apa kok kak, Cuma kakiku terkilir.”
“apa bisa dibuat jalan?”
“bisa kok kak, aku kan strong.” Ujar Rizka yang tak ingin dipandang lemah dihadapan sang idolanya.
“yasudah, ayo kita lanjutkan perjalanan kita.”
baru beberpa langkah dimulai, Rizka sudah merintih kesakitan.
“aduh... duhh.. sakit,”
“masih mau bilang kuat?” Rizka hanya tertunduk malu. Lalu tanpa basa basi Deva mengendong Rizka dibahunya, dan membawanya pulang kerumah.
Sesampainya dirumah, Rizka masih terbayang-bayang
akan senyum Deva (Sehun) yang begitu melekat dipikirannya. Dia terbang jauh
bersama angannya tentang Deva. Tersenyam-senyum sendiri seperti orang yang
sedang kerasukkan sesuatu. Yaitulah cinta, cinta bisa membuat yang mengalaminya
lupa akan segalanya. Yang ada hanya tentang orang yang dia cintai. Seperti
itulah yang dirasakan Rizka, yang ada dibenakknya hanya Sehun dan Sehun, dalam
angannya “andai aja dia tau yang sebenarnya, kalo’ aku begitu menyukainya.
Oh.... Sehun!!! I LOVE YOU,” seraya mencium foto Sehun yang sedari tadi di
genggamannya.
#DI
KELUARGA SEHUN.
“bagaimana pa! Apa sudah ada kabar dari pihak
kepolisian,” tanya mama Sehun yang tampak sangat cemas.
“belum ma, sampai saat ini, masih belum ada kepastian. Pihak polisi masih tetap mencari keberadaan mereka sekarang,” yang sabar ya ma.
Tak lama kemudian, telepon rumah berbunyi.
“hallo, selamat pagi, bisa bicara dengan keluarga dari Sehun,” terdengar suara yang begitu lantang dari dalam telepon.
“iya, ini dengan saya sendiri,” tegasnya.
“ini dari pihak kepolisian pak. Kami telah berhasil menemukan terjatuhnya pesawat, semua korban yang ada di dalam pesawat masih dalam keadaan selamat, karna pesawat tidak terjatuh langsung, namun jatuhnya mendarat, dan saat ini semua korban telah di evakuasi ke rumah sakit untuk diberi pertolongan.
“syukurlah kalo’ seperti itu, lantas bagaimana dengan kondisi anak saya Sehun,”
“mohon maaf pak, kami tidak menemukan tanda-tanda keberadaan anak bapak, di duga anak bapak terpental saat pesawat hendak mendarat, karna sabuk pengaman yang dia kenakan terlepas.”
Mendengar informasi tersebut sontak membuat orang tua Sehun shock, yang tadinya kabar gembira karna pesawat telah ditemukan, namun ternyata anaknya belum juga ditemukan keberadaanya.
“baik pak terima kassih atas infonya, saya minta tolong kepada pihak kepolisian. Tolong cari terus anak saya sampai ketemu,” pinta ayah Sehun dengan genangan air mata di matanya.
“baik pak. Kami akan terus mencarinya sampai ketemu. Selamat pagi”
percakapanpun berakhir, ayah Sehun menutup telepon.
“bagaimana dengana anak kita pa?” tanya mamanya kawatir.
“anak kita belum ditemukan ma, polisi masih mencari keberadaanya.”
mendengar keterangan tersebut. Tampak jelas kesedihan menyelimuti keluraga Sehun, sehingga menyebabkan Mamanya Sehun terjatuh pingsan, dengan sigap papanya membawanya ke kamar untuk diistirahatkan.
“belum ma, sampai saat ini, masih belum ada kepastian. Pihak polisi masih tetap mencari keberadaan mereka sekarang,” yang sabar ya ma.
Tak lama kemudian, telepon rumah berbunyi.
“hallo, selamat pagi, bisa bicara dengan keluarga dari Sehun,” terdengar suara yang begitu lantang dari dalam telepon.
“iya, ini dengan saya sendiri,” tegasnya.
“ini dari pihak kepolisian pak. Kami telah berhasil menemukan terjatuhnya pesawat, semua korban yang ada di dalam pesawat masih dalam keadaan selamat, karna pesawat tidak terjatuh langsung, namun jatuhnya mendarat, dan saat ini semua korban telah di evakuasi ke rumah sakit untuk diberi pertolongan.
“syukurlah kalo’ seperti itu, lantas bagaimana dengan kondisi anak saya Sehun,”
“mohon maaf pak, kami tidak menemukan tanda-tanda keberadaan anak bapak, di duga anak bapak terpental saat pesawat hendak mendarat, karna sabuk pengaman yang dia kenakan terlepas.”
Mendengar informasi tersebut sontak membuat orang tua Sehun shock, yang tadinya kabar gembira karna pesawat telah ditemukan, namun ternyata anaknya belum juga ditemukan keberadaanya.
“baik pak terima kassih atas infonya, saya minta tolong kepada pihak kepolisian. Tolong cari terus anak saya sampai ketemu,” pinta ayah Sehun dengan genangan air mata di matanya.
“baik pak. Kami akan terus mencarinya sampai ketemu. Selamat pagi”
percakapanpun berakhir, ayah Sehun menutup telepon.
“bagaimana dengana anak kita pa?” tanya mamanya kawatir.
“anak kita belum ditemukan ma, polisi masih mencari keberadaanya.”
mendengar keterangan tersebut. Tampak jelas kesedihan menyelimuti keluraga Sehun, sehingga menyebabkan Mamanya Sehun terjatuh pingsan, dengan sigap papanya membawanya ke kamar untuk diistirahatkan.
#KELUARGA
RIZKA
Malam telah tiba, Rizka duduk di sofa dengan segenggam
cemilan yang sedari tadi di nikmatinya, seraya matanya memandang sebuah layar
berwarna dihadapannya. Tanpa sepengetahuan Rizka, Deva diam-diam mendekatinya,
bermaksud untuk mengejutkannya.
“hayooo... lagi ngapain!!!??” tiba-tiba Deva muncul dibelakang sofa yang sedari tadi di dudukki Rizka.
“eh.. kak deva, bikin kaget aja.”
“hehe, maaf dek, Cuma pengen godain dikit aja,” ujarnya dengan senyuman.
“kamu lagi apa dek, kok belum tidur?” tanya Deva basa-basi.
“ini kak, lagi lihat TV, tapi gak ada acara yang bagus tuh,” ujarnya dengan dahi mengkerut.
“lah.. kakak sendiri kok belum tidur? Tanya Rizka balik.
“masih belum ngantuk, nanti aja deh.” Responnya dengan mata yang berbinar-binar. Percakapan keduanya berlangsung cukup lama, tiba-tiba.”
“Sekilas Info : pihak polisi telah berhasil menemukan pesawat yang dinaiki personil Exo ketika hendak manngung di Jakarta. Dalam keterangannya, tidak ada korban dalam peristiwa ini, namun sampai saat inI, hanya Sehun yang belum diketahui titik keberadaannya, sedangkan korban yang lain telah mendapat penanganan dari dokter. Bagi siapapun yang mengetahui keberadaan Sehun, harap segera melaporkannya di nomor yang telah tertera dibawah ini. Demikian sekilas info. Selamat malam.”
melihat pemberitaan tersebut. Sontak membuat Rizka tercengang.
“hei...?” sapa Deva membuyarkan lamunannya.
“eh,, iaa apaa!!? Respon Rizka, yang tampak seperti orang kebingungan.
“kamu kenapa melamun? Apa ada yang salah dengan berita itu?” tanya Deva bingung.
“oh.. tidak kok, Cuma kasian saja.” Ujar Rizka mencoba menyembunyikan sesuatu yang telah terjadi.”
“hayooo... lagi ngapain!!!??” tiba-tiba Deva muncul dibelakang sofa yang sedari tadi di dudukki Rizka.
“eh.. kak deva, bikin kaget aja.”
“hehe, maaf dek, Cuma pengen godain dikit aja,” ujarnya dengan senyuman.
“kamu lagi apa dek, kok belum tidur?” tanya Deva basa-basi.
“ini kak, lagi lihat TV, tapi gak ada acara yang bagus tuh,” ujarnya dengan dahi mengkerut.
“lah.. kakak sendiri kok belum tidur? Tanya Rizka balik.
“masih belum ngantuk, nanti aja deh.” Responnya dengan mata yang berbinar-binar. Percakapan keduanya berlangsung cukup lama, tiba-tiba.”
“Sekilas Info : pihak polisi telah berhasil menemukan pesawat yang dinaiki personil Exo ketika hendak manngung di Jakarta. Dalam keterangannya, tidak ada korban dalam peristiwa ini, namun sampai saat inI, hanya Sehun yang belum diketahui titik keberadaannya, sedangkan korban yang lain telah mendapat penanganan dari dokter. Bagi siapapun yang mengetahui keberadaan Sehun, harap segera melaporkannya di nomor yang telah tertera dibawah ini. Demikian sekilas info. Selamat malam.”
melihat pemberitaan tersebut. Sontak membuat Rizka tercengang.
“hei...?” sapa Deva membuyarkan lamunannya.
“eh,, iaa apaa!!? Respon Rizka, yang tampak seperti orang kebingungan.
“kamu kenapa melamun? Apa ada yang salah dengan berita itu?” tanya Deva bingung.
“oh.. tidak kok, Cuma kasian saja.” Ujar Rizka mencoba menyembunyikan sesuatu yang telah terjadi.”
Sejak saat itu, informasi dan pencarian akan
keberadaan Sehun semakin meluas, keluarga Sehun juga menjanjikan sebuah hadiah
bagi siapa saja yang bisa menepukan keberadaan Sehun. hal ini yang membuat hati
Rizka menjadi was-was. Dia sadar, sebentar lagi dia akan kehilangan Sehun,
entah cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi.
Rizka tampak duduk dibawah rerindangan pohon, melihat anaknya yang sedang gundah gulana, sang ibu mencoba mendekatinya.
“kamu kenapa toh nduk?” tanya ibunya dengan nada yang begitu lembut.
“ibuuu...!!!” Rizka memeluk erat sang ibu.
“lah kamu kenapa toh?”
“Rizka sedih Bu’.”
“sedih kenapa toh, ayo cerita sama ibu,” bujuk ibunya.
“Rizka sedih bu’, kalo’ misal nanti Sehun kembali seperti semula, aku belum siap untuk hal itu.”
“oalah nduk, jadi Cuma karna hal itiu toh. Dengerin ibu ya, kamu gak perlu sedih, toh itu memang kehidupannya seperti itu, kamu gak punya hak untuk melarang atau menghambatnya. Ingat nduk, kita ini bukan sapa-sapa. Kita hanya orang desa, yang kebetulan saja menemukan nak Sehun di pinggir sungai.” Ujar ibunya memberi semangat pada anaknya yang tampak begitu sedih meratapi kenyataan yang akan ia hadapinya.
Rizka tampak duduk dibawah rerindangan pohon, melihat anaknya yang sedang gundah gulana, sang ibu mencoba mendekatinya.
“kamu kenapa toh nduk?” tanya ibunya dengan nada yang begitu lembut.
“ibuuu...!!!” Rizka memeluk erat sang ibu.
“lah kamu kenapa toh?”
“Rizka sedih Bu’.”
“sedih kenapa toh, ayo cerita sama ibu,” bujuk ibunya.
“Rizka sedih bu’, kalo’ misal nanti Sehun kembali seperti semula, aku belum siap untuk hal itu.”
“oalah nduk, jadi Cuma karna hal itiu toh. Dengerin ibu ya, kamu gak perlu sedih, toh itu memang kehidupannya seperti itu, kamu gak punya hak untuk melarang atau menghambatnya. Ingat nduk, kita ini bukan sapa-sapa. Kita hanya orang desa, yang kebetulan saja menemukan nak Sehun di pinggir sungai.” Ujar ibunya memberi semangat pada anaknya yang tampak begitu sedih meratapi kenyataan yang akan ia hadapinya.
Waktupun terus berlalu, roda kehidupan masih terus
berjalan. Hari berganti siang, siang berganti malam, suatu dinamika kehidupan
yang tak ada ujungnya.
sang mentari tampak begitu semangat menyinari bumi, seakan membuat kulit terasa terbakar.
keluarga Sehun masih menunggu informasi, tentang keberadaan Sehun yang sampai saat ini tidak ditemukan titik keberadaannya.
“bagaimana ini pa, sampai saat ini kok masih belum ada kabar?”
“yang sabar ya ma, kita tunggu saja, saat ini mereka sedang bekerja keras untuk mencari keberadaan anak kita.”
tiba-tiba terdengar telepon rumah berbunyi.
“hallo,” tanya mamanya Sehun.
“hallo, apa benar ini keluarga dari Sehun,” tanya seseorang yang berbicara dalam telepon.
“benar, anda siapa?”
“tidak penting siapa saya, saya hanya ingin memberitahukan keberadaan Sehun.” Ujar suara misterius itu, yang membuat hati mamanya Sehun bernafas lega.
“benarkah? Dimana anak saya?”
Lalu orang misterius tersebut memberitahu alamat dimana Sehun berada, dan menutup teleponnya.
“siapa ma yang barusan telepon?”
“itu tidak penting pa, pokoknya yang penting sekarang kita harus cepat-cepat menemui Sehun.” Ujarnya tergesa-gesa.
“memangnya mama tau dimana Sehun berada?”
“tau pa, mangkanya kita harus cepat-cepat kesana.”
akhirnya keluarga Sehun bergegas menuju alamat yang telah di informasikan oleh orang misterius yang tadi berbicara lewat telepon, yaitu di rumah Rizlka.
sang mentari tampak begitu semangat menyinari bumi, seakan membuat kulit terasa terbakar.
keluarga Sehun masih menunggu informasi, tentang keberadaan Sehun yang sampai saat ini tidak ditemukan titik keberadaannya.
“bagaimana ini pa, sampai saat ini kok masih belum ada kabar?”
“yang sabar ya ma, kita tunggu saja, saat ini mereka sedang bekerja keras untuk mencari keberadaan anak kita.”
tiba-tiba terdengar telepon rumah berbunyi.
“hallo,” tanya mamanya Sehun.
“hallo, apa benar ini keluarga dari Sehun,” tanya seseorang yang berbicara dalam telepon.
“benar, anda siapa?”
“tidak penting siapa saya, saya hanya ingin memberitahukan keberadaan Sehun.” Ujar suara misterius itu, yang membuat hati mamanya Sehun bernafas lega.
“benarkah? Dimana anak saya?”
Lalu orang misterius tersebut memberitahu alamat dimana Sehun berada, dan menutup teleponnya.
“siapa ma yang barusan telepon?”
“itu tidak penting pa, pokoknya yang penting sekarang kita harus cepat-cepat menemui Sehun.” Ujarnya tergesa-gesa.
“memangnya mama tau dimana Sehun berada?”
“tau pa, mangkanya kita harus cepat-cepat kesana.”
akhirnya keluarga Sehun bergegas menuju alamat yang telah di informasikan oleh orang misterius yang tadi berbicara lewat telepon, yaitu di rumah Rizlka.
Setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang,
akhirnya keluarga Sehun sampai disebuah desa, yaitu desa Rizka, tempat dimana
Sehun tinggal.
“mama yankin disini tempatnya?” tanya papa Sehun yang tampak meragukan informasi yang diberikan oleh orang misterius tersebut.
“mama yakin pa, dia bilangnya disini.”
setelah mencari-cari, akhirnya datang sesosok perempuan yang perlahan-lahan melangkah kakinya mendekati keluarga Sehun.
“siapa anda?” tanya mama Sehun.
“santai saja tante, saya Vina. Orang yang tadi menelepon tante.”
Vina adalah tetangga Rizka, dia tampak iri dengan kedekatan Rizka dengan Sehun. Dia tidak rela, jika Rizka harus tersenyum diatas deritanya. Oleh karna itu, Vina memberikan informasi tentang keberadaan Sehun dan sebagai gantinya di juga meminta upah. Tak hanya itu, dia juga memfitnah Rizka dan keluarganya, bahwa selama ini Sehun memang sengaja disembunyikan, yang nantinya akan keluar sebagai pahlawan dan meminta upah seperti apa yang kelurga Sehun tawarkan.
“anak tante baik-baik saja, jadi santai saja.” Ujarnya dengan senyum jahat.
“dimana anak saya? antarkan saya ketempat sehun berada.”
“nanti dulu tante, sabar. Sebelum saya mengantar tante dan om ke tempat Sehun. Berikan dulu uang yang saya minta.”
Lalu mamanya Sehun membuka tasnya, dan mengambil sebuah amplob yang berisi uang ratusan juta.
“ini uang yang kau minta,” ujarnya seraya menyodorkan ampob yang berisi uang tersebut.
“oke, mari saya antar.”
lalu Vina mengantar keluarga Sehun menuju rumah Rizka. Tempat dimana Sehun berada.
“mama yankin disini tempatnya?” tanya papa Sehun yang tampak meragukan informasi yang diberikan oleh orang misterius tersebut.
“mama yakin pa, dia bilangnya disini.”
setelah mencari-cari, akhirnya datang sesosok perempuan yang perlahan-lahan melangkah kakinya mendekati keluarga Sehun.
“siapa anda?” tanya mama Sehun.
“santai saja tante, saya Vina. Orang yang tadi menelepon tante.”
Vina adalah tetangga Rizka, dia tampak iri dengan kedekatan Rizka dengan Sehun. Dia tidak rela, jika Rizka harus tersenyum diatas deritanya. Oleh karna itu, Vina memberikan informasi tentang keberadaan Sehun dan sebagai gantinya di juga meminta upah. Tak hanya itu, dia juga memfitnah Rizka dan keluarganya, bahwa selama ini Sehun memang sengaja disembunyikan, yang nantinya akan keluar sebagai pahlawan dan meminta upah seperti apa yang kelurga Sehun tawarkan.
“anak tante baik-baik saja, jadi santai saja.” Ujarnya dengan senyum jahat.
“dimana anak saya? antarkan saya ketempat sehun berada.”
“nanti dulu tante, sabar. Sebelum saya mengantar tante dan om ke tempat Sehun. Berikan dulu uang yang saya minta.”
Lalu mamanya Sehun membuka tasnya, dan mengambil sebuah amplob yang berisi uang ratusan juta.
“ini uang yang kau minta,” ujarnya seraya menyodorkan ampob yang berisi uang tersebut.
“oke, mari saya antar.”
lalu Vina mengantar keluarga Sehun menuju rumah Rizka. Tempat dimana Sehun berada.
Matahari mulai terbenam, Rizka dan keluarganya
tampak bersantai diruang tamu dengan secangkir teh seraya saling bercengkramah
satu sama lain.
tiba-tiba terdengar suara gemuru mobil dari luar rumah.
Bruummm..... bruummmmm....
“Suara mobil siapa itu pak, sore-sore datang kemari?” tanya ibunya Rizka yang tampak bingung.
“entalah bu’ bapak juga tidak tau, ayo coba kita lihat keluar.
Rizka dan keluarganya melangkahkan kaki keluar dari rumah untuk mencari tau dengan kehadiran mobil yang tak dikenalnya.
tiba-tiba terdengar suara gemuru mobil dari luar rumah.
Bruummm..... bruummmmm....
“Suara mobil siapa itu pak, sore-sore datang kemari?” tanya ibunya Rizka yang tampak bingung.
“entalah bu’ bapak juga tidak tau, ayo coba kita lihat keluar.
Rizka dan keluarganya melangkahkan kaki keluar dari rumah untuk mencari tau dengan kehadiran mobil yang tak dikenalnya.
“maaf, anda siapa? Ada perlu apa sore-sore kemari?”
tanya ayah Rizka dengan ramah.
“tak perlu berbasa basi, dimana Sehun?”
mendengar keributan yang terjadi di luar. Akhirnya Deva (Sehun) keluar dari kamarnya.
“ada apa ini kok ribut-ribut?” tanya Deva (Sehun) yang tiba-tiba saja muncul.
“SEHUNN!!!!” ujar mamanya kaget.
sontak saja mamanya Sehun langsung mendekati Sehun dan memeriksanya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seperti hendak mencari sesuatu.
“kamu tidak apa-apa nak, mama sangat mengawatirkanmu, syukurlah kau tidak apa-apa.” Senyum bahagia tampak jelas terpancar dari keluarga Sehun.
“mama? Maaf anda siapa? Saya tidak kenal dengan anda? Ujar Sehun bingung.
“ini mama nak, masak kamu lupa dengan mama mu sendiri?”
“mama? Maaf anda salah orang,” seraya melepaskan genggaman tangan dari tubuhnya.
“kau apakan anakku, sampai-sampai dia tidak mengenali ibunya sendiri?” ujarnya dengan amarah.
“tak perlu berbasa basi, dimana Sehun?”
mendengar keributan yang terjadi di luar. Akhirnya Deva (Sehun) keluar dari kamarnya.
“ada apa ini kok ribut-ribut?” tanya Deva (Sehun) yang tiba-tiba saja muncul.
“SEHUNN!!!!” ujar mamanya kaget.
sontak saja mamanya Sehun langsung mendekati Sehun dan memeriksanya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seperti hendak mencari sesuatu.
“kamu tidak apa-apa nak, mama sangat mengawatirkanmu, syukurlah kau tidak apa-apa.” Senyum bahagia tampak jelas terpancar dari keluarga Sehun.
“mama? Maaf anda siapa? Saya tidak kenal dengan anda? Ujar Sehun bingung.
“ini mama nak, masak kamu lupa dengan mama mu sendiri?”
“mama? Maaf anda salah orang,” seraya melepaskan genggaman tangan dari tubuhnya.
“kau apakan anakku, sampai-sampai dia tidak mengenali ibunya sendiri?” ujarnya dengan amarah.
Rizka mencoba untuk menjelaskan apa yang telah
terjadi sebenarnya, namun mamanya Sehun tak mau mendengarkan penjelasannya.
“Cukup! Aku tidak ingin menmdengar omong kosongmu, sebentar lagi polisi akan datang kemari dan menangkap kalian semua, karna telah menyembunyikan keberadaan anak saya.
“tapi tan.. ini tidak seperti yang...!!!”
“saya bilang cukup!!!” bentaknya.
tiba-tiba seseorang keluar dari dalam mobil, orang itu adalah Vina, perlahan dia mendekati Rizka dan membisikkan kata-kata ditelinganya “Rasakan pembalasanku, kini kau tau, gimana rasa sakit yang selama ini aku rasakan, kamu dan keluargamu akan hancur.
mendengar perkataan Vina membuat hanya tertunduk lirih, dia tidak tau apa yang hendak dia lakukan, ingin dian meronta dan mengatakan yang sebenarnya yang terjadi, namun keluarga Sehun telah terhasut dengan ucapan Vina, semua yang dikatakan Rizka menjadi tak berarti, semuanya hanya sia-sia belaka.
dan sesaat kemudian polisi serta para wartawan datang ke rumah Rizka.
“tangkap dia pak, dia telah menyembunyikan keberadaan anak saya.” Pinta mamanya Sehun.
“pak , jangan pak, kami tak bersalah. Semua ini salah paham. Semua ini tidak benar,” ujar Rizka dengan linangan air mata. Namun semua itu tak berarti, Rizka menatap tajam Vina, namun Vina hanya tersenyum dengan rasa kemenangan besarnya.
“hei.. pak, tunggu! Mereka tak bersalah, mereka adalah keluarga.” Jelas Sehun, namun polisi tak menghiraukannya.”
“Sehun ini mama nak, mama??”
“tidak, aku tidak mempunyai mama sejahat anda,” ujar Sehun seraya berlari mengerjar Rizka yang sedari tadi dibawa polisi menuju mobil tahanan.
Dan tiba-tiba???
“Bruaakkkk.....” sebuah mobil menabrak tubuh Sehun, yang menyebabkan Sehun terpental dan kepala terbentur di pinngir jalan.
“SEEHHHUUUUUNNNNN.......” teriak Rizka yang secara spontan berlari menuju Sehun yang tergampar ditanah tak berdaya.
“Cukup! Aku tidak ingin menmdengar omong kosongmu, sebentar lagi polisi akan datang kemari dan menangkap kalian semua, karna telah menyembunyikan keberadaan anak saya.
“tapi tan.. ini tidak seperti yang...!!!”
“saya bilang cukup!!!” bentaknya.
tiba-tiba seseorang keluar dari dalam mobil, orang itu adalah Vina, perlahan dia mendekati Rizka dan membisikkan kata-kata ditelinganya “Rasakan pembalasanku, kini kau tau, gimana rasa sakit yang selama ini aku rasakan, kamu dan keluargamu akan hancur.
mendengar perkataan Vina membuat hanya tertunduk lirih, dia tidak tau apa yang hendak dia lakukan, ingin dian meronta dan mengatakan yang sebenarnya yang terjadi, namun keluarga Sehun telah terhasut dengan ucapan Vina, semua yang dikatakan Rizka menjadi tak berarti, semuanya hanya sia-sia belaka.
dan sesaat kemudian polisi serta para wartawan datang ke rumah Rizka.
“tangkap dia pak, dia telah menyembunyikan keberadaan anak saya.” Pinta mamanya Sehun.
“pak , jangan pak, kami tak bersalah. Semua ini salah paham. Semua ini tidak benar,” ujar Rizka dengan linangan air mata. Namun semua itu tak berarti, Rizka menatap tajam Vina, namun Vina hanya tersenyum dengan rasa kemenangan besarnya.
“hei.. pak, tunggu! Mereka tak bersalah, mereka adalah keluarga.” Jelas Sehun, namun polisi tak menghiraukannya.”
“Sehun ini mama nak, mama??”
“tidak, aku tidak mempunyai mama sejahat anda,” ujar Sehun seraya berlari mengerjar Rizka yang sedari tadi dibawa polisi menuju mobil tahanan.
Dan tiba-tiba???
“Bruaakkkk.....” sebuah mobil menabrak tubuh Sehun, yang menyebabkan Sehun terpental dan kepala terbentur di pinngir jalan.
“SEEHHHUUUUUNNNNN.......” teriak Rizka yang secara spontan berlari menuju Sehun yang tergampar ditanah tak berdaya.
“awhh...” Sehun merintih kesakitan.
“kamu sudah sadar nak?” tanya mamanya yang sedari tadi menjaganya.
“dimana aku?”
“kamu dirumah sakit sayang, jangan banyak bergerak, luka mu masih pulih.”
Sehun terdiam sejenak lalu dia teringat dengan seseorang “Rizka???”
“Dimana Rizka dan keluarganya?”
“mama memasukkan mereka ke dalam penjara.”
“kenapa mama melakukan semua ini, kenapa mama begitu tega dengan orang yang sudah menyelamatkan hidup Sehun!”
“kamu sudah sadar nak, kamu sudah ingat dengan mama,” ujar mama Sehun dengan senyum bahagia.
“iya, Sehun sekarang ingat semuanya. Namun yang terpenting sekarang adalah Rizka dan keluarganya. Mama harus tau, dialah yang telah menyelamatkan hidup Sehun.”
Lalu Sehun menceritakan tentang kejadian yang telah terjadi sebenarnya, dari Rizka menemukan Sehun di pinggir sungai, dan merawat Sehun selama Sehun dalam masa hilang ingatan. Mendengar penjelasan dar sang anak. Mamanya hanya tertunduk dengan wajah bersalah.
“apakah benar seperti itu?” sehun tak menjawab, dia hanya diam membisu seakan mengatakan kekecewaannya terhadap mamanya.
“jika memang benar seperti itu adanya, mama akan bertanggung jawab dan menebus semua kesalahan mama.”
Mamanya Sehun menelepon pihak kepolisian, dan menarik kembali tuntutan yang telah dijatuhkan kepada Rizka dan keluarganya. Akhirnya Rizka dan keluarganya resmi bebas dan kembali kerumah menjalani kehidupan seperti biasanya. Namun ada yang kurang dirasakan oleh Rizka. Ia...?? kehadiran Sehun, kini suasana rumah itu tampak sepi karna tak nampak lagi bayanagan Sehun yang biasa dia lihat. Kini yang nampak hanya bayangan semu yang tak mungkin bisa tuk dia menjamahnya.
“kamu sudah sadar nak?” tanya mamanya yang sedari tadi menjaganya.
“dimana aku?”
“kamu dirumah sakit sayang, jangan banyak bergerak, luka mu masih pulih.”
Sehun terdiam sejenak lalu dia teringat dengan seseorang “Rizka???”
“Dimana Rizka dan keluarganya?”
“mama memasukkan mereka ke dalam penjara.”
“kenapa mama melakukan semua ini, kenapa mama begitu tega dengan orang yang sudah menyelamatkan hidup Sehun!”
“kamu sudah sadar nak, kamu sudah ingat dengan mama,” ujar mama Sehun dengan senyum bahagia.
“iya, Sehun sekarang ingat semuanya. Namun yang terpenting sekarang adalah Rizka dan keluarganya. Mama harus tau, dialah yang telah menyelamatkan hidup Sehun.”
Lalu Sehun menceritakan tentang kejadian yang telah terjadi sebenarnya, dari Rizka menemukan Sehun di pinggir sungai, dan merawat Sehun selama Sehun dalam masa hilang ingatan. Mendengar penjelasan dar sang anak. Mamanya hanya tertunduk dengan wajah bersalah.
“apakah benar seperti itu?” sehun tak menjawab, dia hanya diam membisu seakan mengatakan kekecewaannya terhadap mamanya.
“jika memang benar seperti itu adanya, mama akan bertanggung jawab dan menebus semua kesalahan mama.”
Mamanya Sehun menelepon pihak kepolisian, dan menarik kembali tuntutan yang telah dijatuhkan kepada Rizka dan keluarganya. Akhirnya Rizka dan keluarganya resmi bebas dan kembali kerumah menjalani kehidupan seperti biasanya. Namun ada yang kurang dirasakan oleh Rizka. Ia...?? kehadiran Sehun, kini suasana rumah itu tampak sepi karna tak nampak lagi bayanagan Sehun yang biasa dia lihat. Kini yang nampak hanya bayangan semu yang tak mungkin bisa tuk dia menjamahnya.
Hari-hari telah berlalu, Rizka duduk di depan teras
rumahnya, seraya melamun. Sudah sekian lama sejak kepergian Sehun, hari-hari
sunyi terus Rizka arungi, bagaikan malam tanpa bintang, hatinya sepi tanpa ada
yang menemani. Dalam hatinya dia bertanya “apakah dia mengingatku disaat aku
mengingatnya? Bagaimana kabarnya dia disana? Apakah dia baik-baik saja?” dan
sejuta tanya yang terselip dihatinya.
Tiba-tiba datang sebuah mobil dan parkir didepan rumahnya. Alangkah terkejutnya Rizka ketika yang keluar dari dalam mobil adalah Sehun.
“kauuu!!!! Kak Devaaa??” ujar Rizka kaget.
“kau tak perlu memanggil ku dengan nama itu lagi, aku sudah ingat semua, siapa diriku yang sebenarnya.”
“benarkah? Bagaimana bisa?” uajar Rizka heran.
“sepertinya benturan kepalaku di waktu itu, membuat ku bisa mengingat segalanya tentang siapa diriku, dan semuanya.”
“ohh begitu, syukurlah kalo’ begitu,” Rizka mencoba tersenyum menutupi kesedihannya, karna dia tau, ceritanya dengan Sehun telah berakhir, karna Sehun telah kembali seperti semula, ingatannya telah kembali, jadi kini dia akan kembali menjadi seseorang yang selalu memuja-muja Sehun disetiap harinya. Dan tiba-tiba Sehun menarik Tubuh Rizka dan memeluknya.
“apa kau tak rindu padaku?” tanya Sehun.
“akuuu!!???” Rizka terhanyut dalam pelukkan Sehun, dia tak mampu berkata apa-apa, bibirnya seakan terkunci, yang membuatnya tak mampu untuk mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan. Jangtungnya berdetak begitu kencang, nafasnya terasa sesah tak berdaya, saat berada di pelukkan Sehun. Lalu papa dan mamanya Sehun keluar dari dalam mobilnya.
Tiba-tiba datang sebuah mobil dan parkir didepan rumahnya. Alangkah terkejutnya Rizka ketika yang keluar dari dalam mobil adalah Sehun.
“kauuu!!!! Kak Devaaa??” ujar Rizka kaget.
“kau tak perlu memanggil ku dengan nama itu lagi, aku sudah ingat semua, siapa diriku yang sebenarnya.”
“benarkah? Bagaimana bisa?” uajar Rizka heran.
“sepertinya benturan kepalaku di waktu itu, membuat ku bisa mengingat segalanya tentang siapa diriku, dan semuanya.”
“ohh begitu, syukurlah kalo’ begitu,” Rizka mencoba tersenyum menutupi kesedihannya, karna dia tau, ceritanya dengan Sehun telah berakhir, karna Sehun telah kembali seperti semula, ingatannya telah kembali, jadi kini dia akan kembali menjadi seseorang yang selalu memuja-muja Sehun disetiap harinya. Dan tiba-tiba Sehun menarik Tubuh Rizka dan memeluknya.
“apa kau tak rindu padaku?” tanya Sehun.
“akuuu!!???” Rizka terhanyut dalam pelukkan Sehun, dia tak mampu berkata apa-apa, bibirnya seakan terkunci, yang membuatnya tak mampu untuk mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan. Jangtungnya berdetak begitu kencang, nafasnya terasa sesah tak berdaya, saat berada di pelukkan Sehun. Lalu papa dan mamanya Sehun keluar dari dalam mobilnya.
“ehemm..hemm...” goda papanya.
sontak saja Rizka melepaskan tubuhnya dari pelukkan Sehun.
“ehh.. Om, Tante,” ujar Rizka dengan wajah yang memerah baagikan tomat.
“bapak ibu ada dirumah?” tanya mamanya Sehun.
“ada kok tante, silakan masuk,” Rizka mempersilakan orang tua Sehun masuk.
“eh... ibu, ada apa datang kemari?” tanya ibunya Rizka yang tampak bingung dengan kedatangan keluarga Sehun yang secara tiba-tiba.
“begini bu, maksud kami datang kemari ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada ibu dan segenap keluarga, karna telah menuduh yang tidak-tidak. Saya pribadi mohon maaf dengan sangat akan kesalahan saya,” ujar mamanya Sehun penuh dengan wajah rasa penyesalan.
“tidak apa kok bu’, hal itu terjadi kan hanya salah paham saja, jadi tidak perlu dibahas lagi, lupakan saja, toh semuanya sudah berlalu.”
mamanya Sehun hanya tersenyum manis seraya menganggukkan kepala. Mereka berbincang-bincang untuk mengenal lebih akrab, berbagi cerita satu sama lain, untuk mencairkan suasana. Tak terasa waktu telah lama berlalu. Kini saatnya keluarga Sehun pamit untuk undur diri.
“mohon maaf bu’, kami harus kembali, karna ada keperluan lain diluar sana,” pamit mamanya sehun.
“iya bu’ terima kasih sudah mau mampir kesini, mohon maaf atas kekurangannya, ya beginilah keluarga kami.”
“tidak apa bu’, ini sudah lebih dari cukup.”
Setelah berpamitan, papa dan mamanya Sehun masuk ke delam, namun Sehun hanya berdiam diri tanpa enggan beranjak masuk mobilnya.
“kamu kok gak masuk mobil, mama papa mu sudah menunggu mu untuk pulang,” tanya Rizka.
“apa kau mengusirku?” tanya Sehun sinis.
“eh.. bukan seperti itu, maksudku kan kasian orang tua mu telah menunggu mu di mobil.”
tiba-tiba Sehun memeluk Rizka, dan berkata.
“aku tidak akan pergi, aku akan disini bersama mu, aku menyayangimu,” ujar Sehun seraya memeluk erat tubuh Rizka.
“bagaimana bisa kau katakan kau menyayangiku? Lihat dirimu, kau adalah artis, superstar yang di puja-puja setiap orang, sedangkan aku? Aku hanya gadis desa yang bodoh tak bisa apa-apa,” ujar Rizka masih memeluk Sehun.
“jangan pernah bilang kau tidak bisa apa-apa, kau bisa lakukan apa yang tak bisa orang lain lakukan,”
“apa itu????” tanya Rizka penasaran.
“kau bisa membuat ku jatuh cinta padamu,” seraya Sehun mencium keningnya Rizka.
Rizka hanya terdiam membisu dengan seribu bahasa. Tubuhnya bergetar seakan ada aliran listrik yang menjalar disekujur tubuhnya.
“jangan terus membuatku bermimpi, pergilah!!! Aku tak akan menahan mu disini.
“kau tak perlu menahan ku, karna aku sendirilah yang akan menahan diriku untuk tetap disini menemani mu. → END
sontak saja Rizka melepaskan tubuhnya dari pelukkan Sehun.
“ehh.. Om, Tante,” ujar Rizka dengan wajah yang memerah baagikan tomat.
“bapak ibu ada dirumah?” tanya mamanya Sehun.
“ada kok tante, silakan masuk,” Rizka mempersilakan orang tua Sehun masuk.
“eh... ibu, ada apa datang kemari?” tanya ibunya Rizka yang tampak bingung dengan kedatangan keluarga Sehun yang secara tiba-tiba.
“begini bu, maksud kami datang kemari ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada ibu dan segenap keluarga, karna telah menuduh yang tidak-tidak. Saya pribadi mohon maaf dengan sangat akan kesalahan saya,” ujar mamanya Sehun penuh dengan wajah rasa penyesalan.
“tidak apa kok bu’, hal itu terjadi kan hanya salah paham saja, jadi tidak perlu dibahas lagi, lupakan saja, toh semuanya sudah berlalu.”
mamanya Sehun hanya tersenyum manis seraya menganggukkan kepala. Mereka berbincang-bincang untuk mengenal lebih akrab, berbagi cerita satu sama lain, untuk mencairkan suasana. Tak terasa waktu telah lama berlalu. Kini saatnya keluarga Sehun pamit untuk undur diri.
“mohon maaf bu’, kami harus kembali, karna ada keperluan lain diluar sana,” pamit mamanya sehun.
“iya bu’ terima kasih sudah mau mampir kesini, mohon maaf atas kekurangannya, ya beginilah keluarga kami.”
“tidak apa bu’, ini sudah lebih dari cukup.”
Setelah berpamitan, papa dan mamanya Sehun masuk ke delam, namun Sehun hanya berdiam diri tanpa enggan beranjak masuk mobilnya.
“kamu kok gak masuk mobil, mama papa mu sudah menunggu mu untuk pulang,” tanya Rizka.
“apa kau mengusirku?” tanya Sehun sinis.
“eh.. bukan seperti itu, maksudku kan kasian orang tua mu telah menunggu mu di mobil.”
tiba-tiba Sehun memeluk Rizka, dan berkata.
“aku tidak akan pergi, aku akan disini bersama mu, aku menyayangimu,” ujar Sehun seraya memeluk erat tubuh Rizka.
“bagaimana bisa kau katakan kau menyayangiku? Lihat dirimu, kau adalah artis, superstar yang di puja-puja setiap orang, sedangkan aku? Aku hanya gadis desa yang bodoh tak bisa apa-apa,” ujar Rizka masih memeluk Sehun.
“jangan pernah bilang kau tidak bisa apa-apa, kau bisa lakukan apa yang tak bisa orang lain lakukan,”
“apa itu????” tanya Rizka penasaran.
“kau bisa membuat ku jatuh cinta padamu,” seraya Sehun mencium keningnya Rizka.
Rizka hanya terdiam membisu dengan seribu bahasa. Tubuhnya bergetar seakan ada aliran listrik yang menjalar disekujur tubuhnya.
“jangan terus membuatku bermimpi, pergilah!!! Aku tak akan menahan mu disini.
“kau tak perlu menahan ku, karna aku sendirilah yang akan menahan diriku untuk tetap disini menemani mu. → END
•Title : Sehun "I LOVE YOU"
•By : Rian
@Rian_DasilvaID ~ Twitter
@Vhirgin Comunthy ~ FB
2A96373E ~ Pin Bbm
" Terima kasih yang udah baca, mohon dibantu share ya. \(´▽`)/ "
#Kalo' mau Copas, jangan lupa ikuti juga nama terangnya. Cobalah menghargai karya orang lain. *ThxBefore ^^
•By : Rian
@Rian_DasilvaID ~ Twitter
@Vhirgin Comunthy ~ FB
2A96373E ~ Pin Bbm
" Terima kasih yang udah baca, mohon dibantu share ya. \(´▽`)/ "
#Kalo' mau Copas, jangan lupa ikuti juga nama terangnya. Cobalah menghargai karya orang lain. *ThxBefore ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar