Sabtu, 29 Maret 2014

Kepergian Mu


Kau datang dengan sejuta keindahan, dan pergi dengan seribu penderitaan.
seperti itulah diri di dalam hidupku.
ku kira semuanya akan indah seperti apa yang tergambar dalam anganku.
namun aku salah, mimpi indah itu berubah menjadi sebuah mimpi yang sangat mengerikkan. Yaitu saat aku kehilangan kamu.

Hadirmu begitu berarti bagiku. Kau mampu membuat ku tersenyum disetiap hari-haariku. Kau selalu temani setiap waktu, mengukir kenangan indah saat bersama.
kau bagaikan sesosok malaikat bagiku, kau penyelamat dalam hidupku. Dan kaulah motivasiku tuk tetap maju kedpan.

Karna mu, aku berdiri dan berlari melawan dunia.
berlari dan terus berlari menahan perihnya dunia. Mencoba bersembunyi dibalik luka.
sampai kau datang menghapus luka itu.
luka yang tak pernah aku mengerti.

Namun semua kini terasa berbeda, semua cerita, semua mimpi. Dan sebuah tawa kini telah sirna sudah. Karna kepergian mu dari hidup  ku.
jika dahulu hadirmu bagaikan malaikat, namun sekarang kau menjelma bagaikan setan.
kau menghancurkan hidupku. Kau merusak hidupku.
luka yang dulu mulai bersembunyi, kini perlahan-lahan mulai tumbuh kembali.

Entah’la.... apa arti dari semua ini aku tak mengerti.
yang ku tahu kini, bahwa kau tak disampig ku lagi.
kau telah pergi jauh meninggalakan aku dengan sejuta kenangan yang tak bisa aku lupa..
aku mencoba melupakan mu, namun bayangmu semakin nampak jelas dibenakku,
aku mencoba tetap mengenangmu, namun semakin pedih rasa sakit ini ku rasa.

Aku harus bagaimana? Aku buth kamu, aku rapuh tanpamu.
kau adalah bagian dari separuh hidupku, seharusnya kau tau itu.
entah’lah aku tak mengerti dengan dinamika hidup ini.
namun satu yang pasti. Aku takkan melihat mu kembali lagi.

Mungkin memang benar apa yang dikkatakan pepatah.
“nasi telah menjadi bubur, takkan menjadi nasi kembali”
seperti halnya aku dan kamu, semua telah berakhir, takkan pernah kembali lagi.
jadi harus ku sadari, bahwa dirimu memang sudah benar-benar pergi, pergi dan takkan kembali.

Impian Melihat ALLAH


“ALLAHUA’BAR – ALLAHUA’BAR,” suara Adzan dzuhur telah berkumandang. Panas matahari yang menyengat kulit, tak menghalangi semangat pak maman berjualan untuk menafkahi keluarganya.

“Alhamdulilla, telah masuk sholat dzuhur. Terima kasih ya Allah , atas segala Hikmah, dan Karunia yang telah kau berikan padaku.
Lalu pak maman pun bergegas menuju ke masjid untuk melakukan sholat berjamaah.
setelah beberapa menit kemudian, pak maman kembali ke tokohnya, dan sambil menawarkan dagangannya.

Tiba-tiba terdengar suara keributan dari pedagang sebelah. Setelah pak maman mencoba mencari tau apa yang telah terjadi, ternyata itu adalah ulah toni dan anak buahnya. Mereka adalah preman pasar yang biasa memalakki setiap pedagang, selain itu mereka di kenal keji dan tidak berperasaan. Jika menolak di mintai uang, maka mereka akan mengancam dan menghancurkan dagangan para penjual tsb.
“hallo... pak maman,” sapa toni dengan senyum jahatnya.
“mana jatah buat saya hari ini.”
“ampun bang? Saya belum mendapatkan apa-apa hari ini,” seru pak maman dengan ketakutan.
“sssttt..!!! gua gak peduli, yang penting mana jatah buat saya,” bentak toni.
“ampunn bang? Beneran hari ini sedang sepi bang.”
“lho, jangan bohongin gua, mau macem-macem ternyata,” toni memutar-mutar pisaunya tuk menakut-nakuti pak maman.
“ampun banggg.... saya tidak bohong,” ujar pak maman dengan tubuh gemetaran.
“halah...., itu hanya akal-akalnya dia aja bang, udah sikat aja,” ujar salah satu anak buah toni.
“ayo kita gleda semua yang ada disini,” pinta toni pada anak buahnya.
atas instuksi dari toni, toni dan anak buahnya menggeledah tempat itu sampai disetiap sudutnya. Akhirnya toni menemukan sebuah kotak tempat menyimpanan uang pak maman.

“nah!!! Ini apa?” sambil menunjukkan kotak yang telah dia temukan.
“sudah mulai berani berbohog ya kamu.”
“ampun bang, jangan diambil semua. Kasihani keluarga saya dirumah bang.”
“gua gak peduli. Mau keluarga lho mati ke’, gak makan ke’, itu bukan urusan gua. Ngerti lho. Ayo teman-teman, kita pesta malam ini,” ajak toni seraya meninggalkan pak maman tanpa berperikemanusiaan.”
“yo’i bosss!!!,” respon anak buahnya dengan riang gembira.
“ampun bangg? Jangan diambil semua, kasihani saya dan keluarga saya bang,” ujar pak maman dengan  memohon belas kasihan.
“ahh.... gua gak peduli. Awas minggir,” toni meninggalkan pak maman, dan membawa semua uang simpanan pak maman, tanpa memberinya satu lembar pun. Pak maman hanya bisa menangis, namun mereka tak peduli sedikitpun dengam itu.

Hari menjelang sore, dengan perasaan duka nan pilu, pak maman pulang kerumahnya.
“assalamu’alaikum,” salam pak maman dari luar pintu.
“wa’alaikum salam. Eh.. bapak. Kenapa matanya bengkak seperti itu, seperti orang habis menangis, apa yang terjadi pak?”
“ini ulah toni dan anak buahnya bu’.”
“astaufirloh, ulah toni lagi pak? Kapan mereka bisa bertaubat ya pak?”
“yang sabar saja bu’, ini cobaan dari Allah. Kita harus sabar, dan kuat menghadapinya. Pasti ada hikmah dibalik ini semua.”

Keesokkan harinya, seperti biasa. Toni dan anak buahnya kembali meminta uang kepada setiap pedagang.
“oess... pak maman lagi banyak uang nih,” seraya toni mengambil uang yang ada di genggaman pak maman.
“jangan diambil bang. Itu uang untuk bayar sekolah anak saya.”
“ahh... lepas. Gua gak peduli.”
“jangan bang, jangaaannn...?”
Tiba-tiba datang seorang pak ustadz melangkah menghampiri toni.
“astaufirloh’hal’azim. Hei anak muda! Kembalikan uang itu. Itu bukan hak mu,” ujar pak ustadz  pada toni.
“astaufiloh.!! Kamu masih muda, sudah menjadi penjahat. Isthifar’la kamu.”
toni memandang lirih orang tersebut, perkataannya seakan penyengat di telinganya.
“lho itu sapa? Berani-beraninya ngatur gua, ini daerah kekuasaan gue, jadi mendingan diem deh, sebelum gue hajar lho.”
“astaufirloh...., hei anak muda! Segala yang ada di muka bumi ini adalah mahkluk Allah. Kita di dunia ini hanya numpang, ini adalah bumi Allah. Jadi, kau tak perlu menganggap dirimu yang berkuasa, karna sesungguhnya yang berhak berkuasa itu adalah Allah. Dia-la yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya,” ujar pak ustadz mencoba menasehati toni.
“ehh.. pak ustadz? Gue gak perlu ceramahan dari lho. Kalo’ mau ceramah, noh di masjid, jangan disini,” bentak toni.
“astaufirloh.. hei anak muda. Segeralah kamu bertaubat, sebelum ajal menjemputmu,” ujar pak ustadz mencoba terus menasehati toni.
“pak ustadz! Taubat katamu? Buat apa saya taubat itu? Dengerin baik-baik ya pak ustadz. Hidup ini Cuma satu kali, jadi jangan disia-siain dong? Kalo’ bukan sekarang. Kapan lagi kita senang-senangnya, betul gak coyy?”
“ betul banget boss,” jawab anak buah toni dengan serentak.
“astaufirloh, kalian ini salah besar. Sesungguhnya setalah kematian kita, akan ada kehidupan yang kekal abadi, yaitu di “AKHIRAT”, disanalah segala amal perbuatan kita di pertanggung jawabkan, selama kita hidup didunia ini. Maka dari itu, bertaubatlah kalian semua,” ujar pak ustadz.
“”ahhh...., sudah-sudah. Sakit telingaku dengerin ocehan pak ustadz. Ayo coy, kita pergi dari sini,” lalu toni, melangkah pergi meninggalkan pak ustadz, tanpa mempedulikan pak maman yang merintih kepedihan.

Disuatu malam, ketika toni terlelap dalam tidurnya. Dia bermimpi dibawa seseorang ke tempat yang begitu indah, disana dia dapat melihat kenikmatan yang luar biasa,. Dia berjalan di sekitar tempat tersebut, dan alangkat terkejutnya dia dapati sebuah cahaya yang bersinar begitu indah dan berlafadkan “ALLAH”.
seketika itupun toni terbangun dari tidurnya. Dalam pikirannya, dia masih penasaran dengan mimpi yang dialaminya, timbul rasa ingin tau yang begitu besar, dalam hatinya begejolak ingin merasakan kenikmatan itu lagi. Karna rasa ingin taunya sangat besar, keesokan harinya, toni menemui pak ustadz di masjid, bermaksud untuk menanyakan apa arti dari mimpi yang semalam dia alami.

“assalamu’’alaikum,” toni memberikan salam pada pak ustadz yang baru selesai melaksankan sholat.
“wa’alaikum salam,” sahut pak ustadz.
“ada perlu apa kamu kemari,”
“gini pak ustadz. Ada yang ingin saya tanyakan pada pak ustadz,” lalu toni menceritakan tentang mimpi yang dia alami di malam kemarin.
“subhanallah. Sesungguhnya mimpi itu adalah petunjuk untuk mu,” ujar pak ustadz pada toni.
“lalu apa arti dari tempat yang begitu indah itu pak ustadz.”
“sesunnguhnya itu adalah gambaran surga, tempat kenikmatan yang telah di janjikan Allah untuk hambanya yang beriman,” terang pak ustadz. Karna masih belum merasa paham, toni kembali bertanya.
“lalu, apakah surga itu pak ustadz?”
“surga itu adalah tempat penuh kenikmatan yang tidak ada duanya di dunia ini, tenpat sejuta kenikmatan yang kekal nan abadi di alam akhirat nanti. Itu adalah tempat untuk orang-orang yang beriman kepada-Nya, dan bertaqwa pada-Nya.
“siapakah Allah itu pak ustadz?” toni mencoba bertanya kembali?”
“ALLAH, adalah Tuhan kita semua, yang telah menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya,” ujar pak ustadz mencoba menerangkan kepada toni. Karna rasa penasaran toni semakin meluap. Dia terus bertanya.
“dimana tempat tinggal Allah itu pak ustadz? Saya ingin bertemu dengannya. Saya ingin merasakan kenikmatan surga itu?” ujar toni bersemangat.
“Allah, itu hidup di dalam hati, dan fikiran kita. Allah, selalu bersama kita, tapi kita sendiri yang terkadang melupakannya. Jika kau ingin bertemu dengan-Nya. Temui Allah dengan sholat.”
“sholat pak ustadz? Apa itu sholat?”
“sholat, adalah ibadah untuk menyembah Allah. Menyadari dengan sepenuh hati, bahwa hanya Dia (Allah) yang patut kita sembah, bukan yang lain. Karna Dia-lah sang maha kuasa atas segala-galanya. Dalam sehari semalam, sholat itu ada lima waktu, yaitu : Dzuhur, Asyar, Maghrib, Isya’, dan Subuh. Dengan sholatlah kau bisa ucapkan syukur pada-Nya atas segala kenikmatan yang telah kau rasakan, dan meminta apa yang hendak kau inginkan.” Pak ustadz menjelaskan secara rinci kepada toni, agar dia semakin paham. Mendengar keterangan dari pak ustadz, membuat hati toni bergetar. Tanpa dia sadari, air matanya mengalir dipipinya, menyadari akan semua salah yang telah dia lakukan, dan melupakan kekuasaan-Nya. Toni bersujud dihadapan pak ustadz, dan berkata.


“pak ustadz! Tolong ajarkan saya sholat. Saya ingin bertaubat. Saya ingin bertemu dengan Allah, saya ingin memohon ampun pada-Nya, atas semua salah yang telah saya lakukan selama saya hidup. Saya mohon pak ustadz, tolong ajarkan saya sholat,” air mata semakin deras mengalir, membayangkan dirinya di masa lalu yang begitu kejam dan kelam.
“berdirillah. Saya akan mengajarkan cara sholat padamu, sesungguhnya ini adalah hidayah dari-Nya untuk mu.”
toni mencoba berdiri dan berusaha menghapus air matannya.
“Apakah Allah akan mengampuni semua salah ku pak ustadz,”
“Insya’allah. Allah itu maha memaaf. Allah akan menerima setiap ampunan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh bertaubat pada-Nya.”
Sejak saat itu, toni belajar sholat pada pak ustadz. Dia rajin beribadah dan mengaji di masjid. Dia belajar banyak tentang agama kepada pak ustadz. Kini dia tau, bahwa Allah, selalu hidup di dalam hatinya, dan makna dari sebuah kehidupan, adalah hanya untuk mencari ridho dari Allah. Diapun menyadari akan semua kesalahan yang telah dia lakukan, dia meminta maaf kepada orang-orang yang pernah dia sakiti di masa lalunya. Kini dia tak lagi merampas uang para pedagang, tapi dia selalu membantu orang yang sedang kesusahan. Sungguh ini adalah hidayah dari Allah untuknya.→END


Hidup itu pilihan, seperti nanti setalah kematian, pilihan apa yang akan kau pilih. SURGA yang penuh dengan KENIKMATAN, atau NERAKA yang penuh dengan PENDERITAAN.
INGAT! Kita hidup dinua ini hanya sementara, cepat atau lambat kematian itu akan datang pada kita. Dan itu sudah pasti. Jadi jangan sia-siakan hidup di dunia ini. Kenbali’lah pada jalan Allah, jalan yang di Ridhoi Allah. Lupakan kesenangan yang hanya bersifat sementara ini. Hanya satu harapan saya untuk semua. Semoga kita semua akan menjadi hamba-hamba yang di ridhoi-Nya. Di masukkan oleh Allah di golongan orang-orang yang beriman pada-Nya. Yang nantinya akan kembali ke tempat kita semula, yaitu di SURGA. “Amin”

•Title : Impian Melihat ALLAH
•By : Rian
@Rian_DasilvaID ~ Twitter
@Vhirgin Comunthy ~ FB
2A96373E ~ Pin Bbm

" Terima kasih yang udah baca, mohon dibantu share ya. \(´
`)/ "
#Kalo' mau Copas, jangan lupa ikuti juga nama terangnya. Cobalah menghargai karya orang lain. *ThxBefore ^^


Kamis, 27 Maret 2014

Ku Temukan Pengganti Mu



Di malam yang begitu indah, bersama hembusan angin malam yang menyejukkan hati. Pancaran sinar sang rembulan yang begitu indah, menghiasi dinding hati yang sunyi.
Malam ini, adalah malam minggu. Biasanya kalo’ malam minggu gini, taman lestari selalu ramai di datangi para kaula muda, anak-anak, bahkan orang tua. Mereka menghabiskan waktu hanya untuk hiburan semata, mungkin terlalu jenuh dirummah. 

Seperti kebanyakkan orang pada umumnya. Segerombolan empat ABG, yang hendak bermain ke taman lestari. Mereka adalah : Anisa, Mitha, Lina dan Dessy.
mereka adalah segerombolan remaja yang berteman dekat dan sangat akrab satu sama lain.
“Hhmm....” gini nih! Kalo gak punya pacar, malam minggu gak ada yang ngapelin kerumah,” ujar dessy dengan cemberut.
“sabar aja des! Nanti juga dapet dengan sendirinya. Tinggal nunggu waktunya aja,” saut mitha mencoba memberi semangat.
“emang mancinggg kale’, ditungguin dapet,” ketus dessy.
“Maybe,” ujar mitha cuek.
Dan begitulah seterusnya. Bila kebanyakkan orang biasanya menghabiskan malam minggu bersama pasangannya. Tapi tidak dengan mereka, mereka menghabiskan selalu bersama. Berbagi canda tawa, dan sedih bersama.
Dan tanpa disengaja. Ditaman itu, Mitha bertemu dengan “Andre,” dia teman waktu SMP nya dulu.
“Hei!” sapa andre.
“Hei! Kamu andre kan?” bales mitha kaget.
“ia..” ternyata kamu masih ingat ya sama aku.
“ia ingatlah, masa’ sama teman sendiri lupa,” ujarnya dengan tertawa kecil.
“oia! Sama siapa kamu?” tanya mitha.
“aku sama temanku, kenalin. Namanya dika.” Lalu mereka saling berjabatan tangan, sebagai simbolis saalm perkenalan.
“terus kamu sendiri sama siapa mit?” andre coba bertanya balik.
“oia! Kenalin. Ini teman-temanku, ini, lina, dessy, dan itu anisa.” Ujar mitha memperkenalkan temanya satu persatu.

Dari perkenalan itu, mereka jadi sering keluar bareng, bercanda, dan have fun bareng. Dan disitulah mulai tumbuh benih-benih cinta diantara mereka.
Disuatu malam, HP nisa berdering, setelah dilihatnya, ada panggilan masuk dengan nomor yang tidak dikenalnya.
“hallo! Ini siapa?” nisa mengangkat panggilan teleponnya.
“ini aku, Sa. Andre, temennya mitha yang waktu itu kita ketemu ditaman lestari.”
“oalah, kamu toh. Ada apa dre?”
“tidak apa-apa kok, Cuma iseng-iseng aja pengen telepon kamu.”
“ohh gitu, BTW kamu dapet nomor ku dari sapa?”
“aku minta ke mitha, maaf ya. Aku minta nomor mu tanpa ijin dulu ke kamu.”
“ia.. tidak apa kok, santai aja lagi.”
dan begitulah seterusnya, mereka sering chatting bareng, bila chattingan terasa bosen, biasanya dilanjutkan dengan telepon.

Pada suatu hari. anisa dan andre janjian untuk jalan bareng.
“hei! Sorry telat,” sapa mitha dengan nafas yang termengah-mengah.
“ia. Tidak apa-apa kok.”
“udah lama nunggunya?”
“aku juga barusan sampek kok.”
Di pertemuan itu, andre sudah menyiapkan sesuatu untuk anisa. Yaitu ingin menembak anisa. “Sa. Aku boleh ngomong sesuatu gak sama kamu?” tanya andre dengan nada kaku.
“haha! Kamu ini lucu deh, mau ngomong aja kok pake’ minta ijin segala,” anisa tertawa lebar.
“ini aku srius, Sa.”
“yaudah, apaaan?”
Tanpa berfikir panjang lagi, andre mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya.
“sebenernya aku suka sama kamu, aku mulai menyukai mu, sejak saat pertama aku berkenalan denganmu, ditaman lestari waktu itu. Kamu mau gak jadi pacarku?” ujar andre seakan bingung mau ngapain, dengan kata lain. Dia mati gaya.
perkataan andre membuat anisa tercengang. Dia serasa tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.
“maaf, Dre. Beri aku waktu yam aku belum bisa jawab sekarang.”
“oke, tak masalah. Aku hanya ingin kamu tau yang sebenarnya tentang perasaanku padamu.”

Sesampainya dirumah, anisa merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya. Dalam benaknya masih melekat jelas perkataan ungkapan hati andre padanya. Dia bingung harus menjawab apa, saat tak punya pilihan,. Dia bercerita pada mitha.
“mit! Aku mau curhat dong.”
“mau curhat apaaan?” ketus mitha.
“andre nembak aku.”
“hah! Srius kamu?” anisa hanya menganggukkan kepalanya.
“lah terus, apa masalahnya?”
“ia, aku bingung mau jawab apaan. Aku tidak punya perasaan apa-apa sama dia, aku hanya menganggap dia sebagai teman saja, tidak lebih.”
“kalo’ menurut ku sih, kamu terima aja dia. Dari pada kamu jomblo teruskan. Lagian dia anaknya baik kok, aku tau dia.”
“kamu srius?” tanya anisa berusaha mencari kepastian.
“ia, sriuslah. Emang kamu pikir aku lagi bercanda apa.Tapi, kalo’ memang kamu tidak suka. Setidaknya kamu bisa menghargai perasaan dialah, dicoba aja dulu,” anisa hanya diam membisu, tak tau harus berkata apa.

Keesokkan harinya, anisa menemui andre yang sudah dari tadi menunggunya.
“Dre, hari ini aku akan ngasih jawaban dari pertanyaan mu yang kemaren.
“baiklah. Apapun jawaban dari kamu, aku siap kok Sa.” Jawab andre, seakan sudah siap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya.
Dengan menghela napas dalam-dalam, akhirnya anisa membuka mulutnya.
“aku mau kok jadi pacarmu.” Ujar anisa sengan senyum kecil  di wajahnya.
“apa? Kamu srius Sa?” tanya andre seakan tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan. Namun anisa hanya menganggukkan kepalanya. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk andre.
Hari terus berganti, bersama dengan rotasi bumi. Hari-hari anisa, dia lalui dengan andre. Andre begitu menyayangi anisa. Andre sangat baik, dan perhatian sama anisa. Karna hal itulah, tanpa disadari, kini anisa benar-benar mencintai andre.

Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Mengukir kenangan indah, yang mewarnai kisah cinta anisa dan andre.
sudah lama mereka menjalin cinta. Tapi apa daya, cinta mereka tak mampubertahan lama. Disaat anisa begitu dalam menyayangi andre. Tapi andre malah memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan anisa.

“Sa. Maafkan aku, mungkin lebih baik kita akhiri saja hubungan ini sampai disini.”
“semudah itukah kamu mau mengakhiri semua ini, sekian lama kita selalu bersama-sama, dan setelah kau membuat ku begitu menyayangimu. Ini yang namanya sayang,” ujar anisa dengan deraian air mata yang membasahi pipinya. Andre hanya terdiam membisu tanpa ada kata yang dia ucapkan.
“kamu tidak akan pernah tau, bagaimana rasa sakitnya jadi aku, yang sudah terlanjur dalam mencintaimu.”
“aku tau, Sa. Tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini.”
“apa alasannya?” anisa memcoba meminta kepastian.
 “orang tua, melarangku untuk pacaran, karna akhir-akhir ini nilai akademik ku menurun. Jadi aku mau fokus sekolah dulu,” terang andre.
“busseett..! itu alasan basi. Oke, tidak masalah. Aku terima kalo’ memang itu yang kamu mau, walaupun sakit hati. Aku akan terima. Semoga kamu selalu bahagia.”
Dengan deraian air mata. Perasaan hati yang seakan tercabik-cabik. Anisa berlari meninggalkan andre yang sudah tau menghiraukannya lagi.
sungguh tak terpikirkan dibenaknya, kisah cinta yang selama ini dia bina harus berakhir dengan kata perpisahan. Hari-hari yang dia lalui kini terasa perih. Terpuruk dalam kesedihan yang begitu mendalam.
dan yang membuat anisa semakin terluka, ketika dia tau, bahwa andre meninggalkannya bukan karna nilai-nilainya yang menurun, melainkan karna dia menyukai perempuan lain.disitulah lubang hatinya semakin besar.

Hari-harinya yang ia jalani begitu kelam, tanpa ada penyemangat yang hinggap di jiwanya.
dalam hati, dia bertanya “apakah dunia ini sudah berakhir? Apakah matahari tidak terbit lagi. Dunia ini ku pandangi begitu gelap. Gelap seperti hatiku saat ini.”
“ehh... lihat deh! Itu andre dengan cewek barunya,” kata lina, seraya telunjuknya menunjuk kearah andre.
“husss!!! Diam. Ada anisa disini,” bales dessy, seraya menginjak kaki lina.
melihat kemesraan di depannya, membuat anisa harus menjatuhkan air mata. Ingin rasanya dia menghampiri andre dan menamparnya, tapi anisa tak punya kekuatan. Jiwanya terlalu rapuh untuk melakukan hal itu.
“yang sabar ya Sa. Tuhan pasti akan berikan yang terbaik buat kamu,” mitha mencoba menyemangati sahabatnya yang sedang rapuh.
rasanya ingin sekali anisa membenci andre. Namun apa daya, cintanya terlalu besar untuk andre, hal itulah yang membuatnya tak pernah bisa membenci andre.

Waktu terus berjalan. Anisa berusaha sekuat dan semampu hatinya untuk bangkit dari keterpurukkannya. Akhirnya. Berkat dorongan dan semangat dari teman-temannya, anisa mulai bisa melupakan andre bersama masa lalunya. Dia hanya bisa berharap “semoga andre  bisa sadar, dan bisa menghargai perasaan orang yang mencintainya.

Dalam perjuang untuk bangkit dari masa lalu yang kelam. Hadirlah seseorang yang bernama raka. Kehadiran raka di dalam hidup anisa membawa banyak perubahan. Raka mampu menepiskan semua kesedihan yangada dihati anisa. Waktu demi waktu mereka lalui bersama. Dan pada akhirnya tumbuh benih-benih cinta diantar hati keduanya.

Dihari yang cerah. Dengan pancaran mentari yang begitu terang. Awan-awan seakan menari bersama terpaan angin. Raka, dan anisa duduk disuatu Cafe yang biasa mereka tempati.
namun dihari itu, tak seperti hari-hari biasanya. Tanpa pernah terfikirkan oleh anisa. Raka menyatakan perasaannya pada anisa.
“Sa. Aku sayang sama kamu,” ujar raka secara tiba-tiba.
mendengar perkataan raka yang sepontan, membuat anisa kaget dan tersendat.
“Hukksss.. hukkss” anisa tersendat
“maaf! Gak bermaksud membuat mu tersendat,”ujarnya dengan wajah penyesalan.
“kamu srius, dengan perkataan kamu barusan,”ujar anisa tak percaya.
andre hanya menganggukkan kepala, disertai senyuman kecil
“maaf, Ka. Aku gak bisa jawab sekarang, beri aku waktu yang untuk berfikir.”
“oke.santai aja lagi. Aku hanya ingin menyatakan perasaanku saja. Ngak perlu kamu jawab tidak apa. Aku hanya ingin kamu tau kalo’ aku sayang kamu.”
Anisa terdiam sejenak, dia tidak tau apa yang harus ia katakan pada raka. Dia merasa bingung. Di satu sisi, dia masih sayang sama andre. Namun disisi lain, dia tak dapat bohongi perasaannya, kalo’ dia juga menyukai raka. Anisa sadar, hadirnya rakalah yang membuatnya kembali tersnyum dan bisa bangkit dari masa lalu yang menyakitkan.

Disuatu malam dia termenung di dalam kamarnya. Dia berfikir keras dengan dua pilihan yang harus dia pilih. Antara masa lalu dan masa depan. Dia berfikir dan terus berfikir, seoalah memompa otaknya untuk temukan jawaban yang hendak dia cari.
Dalam pikirannya dia menyadari satu hal, yang membuat dia sadar. Bahwa dia harus berpandangan ke depan, kalo’ ingin maju. Untuk apa dia menoleh kebelakang, kalo’ hanya akan disia-siakan, dan hanya luka yang dia dapati. Akhirnya anisa memilih untuk berpandang ke depan. Memandangi masa depan bersama raka dan meninggalkan semua masa lalunya bersama andre.

Keesokkan harinya anisa menemui raka.
“Ka. Aku mau ngasih jawabannya sekarang,” ujar anisa dengan senyum manjanya.
“aku mau jadi pacar mu.”
“apa? Kamu srius? Kamu gak lagi becandakan?” tanya raka meminta kepastian.
anisa hanya menganggukkan kepala. Mencoba memalingkan wajahnyanya, yang tampak sudah memerah seperti tomat.
Secara tiba-tiba raka memeluk erat tubuh anisa, yang seakan membuat anisa susah untuk bernafas. Rona kebahagiaan tampak diwajah keduanya. Dua sejoli yang dimadu kasih.

  Pada suatu hari. Andre datang menemui anisa.
“Sa. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
“ehh! Andre,” yang tampak terkejut dengan kedatangan andre yang secara tiba-tiba.
“mau ngomong apa dre?”
“Sa. aku masih sayang kamu. Jujur aku sangat menyesal karna udah menyia-nyiakan kamu, dan sekarang aku ingin bersama mu lagi Sa.”
“maaf dre. Aku tidak bisa. Aku udah sama yang lain.”
“tapi, Sa. aku sangat menyayangimu, aku sungguh menyesal atas kebodohan yang telah aku buat padamu.”
“apa dre? Kamu bilang sayang? Selami ini kamu kemana aja. Aku sangat sayang kamu, tapi apa balasannya? Kamu malah ninggalin aku demi cewek lain. Apa itu yang namnya sayang?”
andre hanya terdiam membisu. Kini dia sadar, bahwa dia telah sangat bersalah di masa lalunya. Karna dia telah meninggalkan orang yang telah benar-benar menyayanginya.
“aku mohon, Sa. sama kamu, pliss... beri aku kesempatan kedua, aku janji akan selalu peduli dan sayang sama kamu.”
“maaf dre. Aku tidak bisa.”
secara tiba-tiba raka datang menghampiri anisa yang saat itu bersama andre.
“hai! Sayang,” sapa raka, seraya mencium kening anisa.
“sayang! Siapa dia, Sa,”tanya andre yang seaka kehadirannya membuat hatinya terbakar.
“oia, dre. Ini raka. Seseorang yang telah menggantikan mu di dalam hatiku. Dia kekasih ku,” ujar cinta memperkenalkan raka pada andre.
Raka mengulurkan tanganya sebagai simbol perkenalan. Namun andre tak menanggapinya. Dia hanya diam membisu meratapi kenyataan yang ada.
“tak perlu disesali akan semua yang telah terjadi. Semua ini yang kamu mau, kamu yang memilihnya. Sekarang aku sudah bahagia, takkan ada air mata yang akan aku jatuhkan untukmu. Karna aku telah menemukan penggantimu, dan aku harap kamu tidak akan mengganggu hidupku lagi. Aku telah bahagia bersamanya,” ujar anisa pada andre yang sedari tadi hanya diam membisu bagaikan patung. Selepas itu, anisa dan raka melangkahkan kaki untuk meninggalkan andre. Selang beberapa langkah, anisa menghentikan langkahnya, dia berkata :
“ semoga kamu akan mendapatkan yang jauh lebih baik dari oada diriku. Dan belajarlah untuk menghargai orang yang benar-benar tulus mencintaimu.” Anisa kembali melangkahkan kakinya meninggalkan andre, jauh dan semakin jauh. Kini tinggal andre sendiri, dengan sejuta penyesalan yang tak berarti. Tapi apa daya, andre tak bisa berbuat apa-apa lagi. Penyesalan hanya akan jadi penyesalan, takkan membuat anisa kembali dalam pelukkannya. Karna anisa telah bahagia dengan masa depannya, yaitu bersama Raka. →END


“Hidup adalah sebuah pilihan. Hadapi pilihan itu dengan berani, jangan jadi pecundang, yang akan selalu dihantui oleh pilihan itu sendiri.
jadi jangan pernah kita mencoba menoleh kebelakang, karna disana kamu hanya akan terpaku pada satu titik, yang akan menghambatmu untuk maju.
maka dari itu, pandanglah selalu kedpan, dan terus maju. Untuk memperbaiki yang lalu, dan jadikan masa lalu sebagai pelajaran, untuk jadikan masa depan yang lebih baik lagi dari yang lalu.”



•Title : Kutemukan Penggantimu
•By : Rian
@Rian_DasilvaID ~ Twitter
@Vhirgin Comunthy ~ FB
2A96373E ~ Pin Bbm

" Terima kasih yang udah baca, mohon dibantu share ya. \(´
`)/ "
#Kalo' mau Copas, jangan lupa ikuti juga nama terangnya. Cobalah menghargai karya orang lain. *ThxBefore ^^


Senin, 24 Maret 2014

Akulah Yang Kau Cari

Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi. Mungkin itulah yang selalu dirasakan Nina. Hidupnya terasa hampa, karena di dalam sejarah hidupnya dia tidak pernah merasakan yang namanya pacaran. Hari harinya selalu dia habiskan untuk membaca buku, karna itu, teman-temannya memanggilnya dengan sebutan “KUTU BUKU.”
Baginya membaca buku lebih penting dari pada mengurusi perasaan (pacaran) yang tidak ada gunanya. Selain itu, dia juga mendapat gelar “JOMBLO SEJATI.” Menurutnya pacaran itu adalah kerjaan orang-orang yang tidak punya kegiatan.
Nina mempunyai sahabat karib, namanya Niko. Nama yang hampir sama, cocok banget, andaikan mereka berdua sepasang kekasih. Tapi nyatanya Niko dan Nina hanya sebatas teman dekat saja.

Niko di kenal Nina ketika saat pertama masuk sekolah, dan Niko juga orang pertama yang di kenal Nina di sekolah barunya. Mereka sangat dekat, sampai sampai temanya mengira kalo’ mereka berdua pacaran.

Niko adalah cowok cool, sebagai kapten basket dia cukup populer disekolahnya. Karna itu banyak cewek-cewek yang iri melihat kedekatan Nina bersama Niko.

“ini aku bawain minum untukmu.” Sapa Nina yang tiba tiba nongol di hadapan Niko. Dengan menyodorkan sebuah minuman.
“hehe.. tau aja kamu kalo’ aku lagi haus.” Respon Niko dengan tersenyum. “ngomong-ngomong, ngapain kamu disini,? Biasanya jam segini kamu di perpus?. Tanya Niko yang tampak keheranan.
“ehh ngak!, itu tadi Cuma lewat sini doang terus lihat kamu latihan basket, yasudah aku beliin minum buat kamu, sepertinya kamu sedang haus.” Jawab Nina dengan malu-malu.
“uhh so sweet! Perhatian banget sih kamu.” Seraya tangan Niko mengacak-ngacak rambut Nina.
“apa sih kamu! Lebay deh.” Ketus Nina dengan tawa kecilnya.

Kringgg... “suara bel berbunyi menandakan jam istirahat telah usai.” Anak-anak berhamburan masuk kelas mereka masing-masing. Selang beberapa menit kemudian Bu’ sinta masuk kelas.
“baik anak-anak, silakan keluarkan satu lembar kita ulangan hari ini.”
“loh Bu’? kan gak ada pemberitahuan kalo’ hari ini ulangan.” Respon Niko yang sepertinya tidak setuju dengan tindakan gurunya itu.
“ini ulangan dadakan, sudah jangan banyak protes, cepat keluarkan buku satu lembar.” Dengan wajah masam. Niko menuruti perkataan gurunya.

Selang beberapa menit kemudian, Niko mulai merasa pusing dengan soal-soal yang dilihatnya. Dalam hatinya di mengerutu.
“sial, kenapa soalnya susah banget sih?” dengan terpaksa, dia menengokkan kepalanya kearah Nina.
“ssttt...?” kode Niko memanggil Nina.
“apa?” jawab nina, dengan suara datar.
“Nin? Tolong bantuin aku dong?? Please,,.” Pinta Niko, yang sepertinya sangat membutuhkan bantuan Nina.
“kamu kerjain aja sendiri, yakin kamu bisa.” Jawab Nina, seakan memberi semangat untuk Niko.
“gak bisa Nin! Aku gak jago dalam hal Matematika.” Bales Niko dengan wajah melasnya.
“makanya ta? Kamu belajar, jangan pacaran aja yang kamu urusin.”
“Braaakkkk....” Bu’ sinta mengebrak mejanya, yang seketika membuat para siswa di kelas menjadi kaget.
“itu kenapa malah ngobrol. Nin! Kamu keluar dari kelas, letakan Ulangan mu disini. Sekarang kamu pergi ke lapangan dan hormat pada bendera sampai jam Ibu selesai.” Bentak Bu’ sinta.
Niko mencoba membela Nina, tapi tidak ada gunanya. Dengan berat hati, Nina melangkahkan kakinya menuju ke lapangan.

Setalah jam Bu’ sinta selesai. Niko langsung berlari menuju lapangan untuk melihat keadaan Nina.
dia merasa bersalah, karna dia. Nina sampai di hukum seperti ini.
Sesampainya Niko di lapangan. Di melihat lirih Nina masih berdiri di tengah lapangan. Dengan kepala yang masih setia memanndangi bendera.
“kasihan! Gara- gara aku, dia jadi seperti ini.” Terlihat penyesalan tergambar di raut wajahnya.
tiba-tiba mata niko membalak lebar ketika melihat tubuh Nina akan terjatuh. Dengan cepat, Niko berlari ke arah Nina dan menangkap tubuh Nina sebelum sempat dia terjatuh.

“aku dimana?” tanya Nina yang tampak sedang kebingungan.
“kamu di UKS.” Jawab Niko dengan senyuman manisnya.
“loh? Aku kok disini,? Bukannya tadi aku di lapangan?”
“iya. Tadi kamu pingsan, terus aku bawa kamu kesini.”
“terima kasih ya, karna kamu udah bawa aku kesini.”
“tak perlu meminta maaf, semua ini salah ku. Maaf ya? Karna aku, kamu jadi seperti ini.”Niko mencoba mengutarakan kekecewaan pada dirinya sendiri yang telah membuat Nina dihukum Bu’ sinta.

Pagi-pagi. Nina sudah berada disekolah, alangkah kagetnya dia dapati Niko sudah berada di dalam kelas lebih dulu.
“heiiiii..” bentak Nina ke Niko.
“ehh.. kamu! Kok sudah masuk sekolah? Bukannya kamu masih sakit?”
“hehe. Aku tidak apa-apa kok.” Jawab Nina, seraya tersenyum kecil untuk meyakinkan Niko.
“tumben kamu pagi-pagi sudah di sekolah, biasanya kan selalu telat.” Nyengir Nina, sambil mengangkat tangannya berbentuk (V). Niko hanya diam tak menghiraukan ocehan Nina. Niko masih menyandarkan kepalanya di meja, seakan tak bersemangat hari ini seperti hari-hari biasanya.
“kamu kenapa?” tanya Nina ingin tau. Namun Niko masih saja diam tanpa suara.
“kalo’ kamu ada masalah, kamu cerita ke aku. Aku siap kok jadi tempat curahan hatimu.” Goda Nina seakan memcoba memberi semangat pada Niko.
Selang beberapa menit kemudian, akhirnya Niko mulai angkat bicara
“aku putus Nin.” Jawab Niko dengan wajah lesu tak bersemangat.
“hah? Kamu putus lagi.”respon Nina yang tampak kaget dengan jawaban Niko. Seperti yang Nina ketahui, setiap kali Niko pacaran, selalu berhujung pada perpisahan. Bahkan Nina tak mengerti. Apa yang ada di benak cewek tersebut sehingga memutuskan Niko yang begitu Cool dan populer di sekolahnya.
“loh? Kok bisa putus lagi, kamu selingkuh ya?”
“apaan sih. Jangan ngawor deh kamu.” Ketus Niko seakan terganggu dengan pertanyaan Nina.
“lah terus kenapa kamu putus lagi?”
“entah’la? Aku sendiri ajaa gak tau. Namun yang pasti alasannya selalu sama. Mereka memutuskan aku , karna mereka tidak tahan dengan cewek-cewek di luar sana yang menginginkan aku.” jawab Niko seakan sok kereeennn.
“gak usah sok belagu deh kamu. Masih sempet-sempetnya songong dalam keadaan seperti ini.” Nina menjitak kepalanya Niko.
“ya habis mau gimana lagi.” Niko tampak tak bersemangat lagi.
“mangkanya! Next time, kalo’ mau cari pacar itu yang bener, yang pengertian dan bisa menerima kamu apa adanya. Udah ah ngak usah galau-galauan gitu. Jelek tau.” Ejek Nina.
“kalo’ aku jelek? Gak mungkin tauk cewek-cewek disekolah ini bakal ngejar-ngejar aku.” Niko mencoba membela diri.
“idih...!! PD amet kamu, mereka ngejar kamu itu, karna disangkanya kamu maling disekolah ini.” Nina tertawa lebar.
“wah.. kurang ajar ya kamu. Dasar resekkk.”
Mereka berlari-lari kecil di ruang kelas, tertawa bersama. Seakan tak ada beban yang menyelimuti. Sepertinya Nina telah berhasil menghibur Niko, yang hatinya telah di terpa gunda gulana. 

Siang itu, hujan turun begitu deras. Di sertai dengan kilatan petir yang sangat dahsyat.
Niko melihat Nina berjalan sendiri, melawan terpaan air hujan.
“kamu kenapa pulang? Hujannya sangat deras ini lho.” Pinta Niko.
“tidak apa Nik, aku harus pulang. Ada janji sama saudara dirumah.”
Niko yang berjalan disamping Nina, secara tiba-tiba menutupi tubuh Nina dengan jaketnya, sedangkan dia sendiri basah kuyup.
“tidak usah Nik, kamu pakai saja jaket mu. Kamu basah semua itu lho.”
“sudah, gak usah cerewet. Akan aku antar kamu sampai ke parkiran bemo.”
Sesampainya di bemo.
“ini untukmu, pakailah untuk menghangatkan tubuhmu.” Niko menyodorkan jaketnya pada Nina.”
“tapi Nik?”
“sudah. Gak ada tapi-tapian, kamu pakai saja jaket ku, karna yang terpenting saat ini adalah kamu.”
mendengar tutuan Niko, hati Nina seakan mencair, entah apa yang sedang terjadi pada dirinya.
“aku balik dulu ya.” Niko berlari, kembali menuju ke sekolah.”

Sesampainya dirumah, Nina terdiam membisu memandangi jaketnya Niko. Dia masih teringat dengan kejadian itu. Dalam hatinya dia bertanya “apakah aku ini?? Andaikan dia tau.”
Nina menghempaskan tubuhnya dan terlelap.

Keesokkan harinya. Nina sudah stand by di lapangan, untuk menonton Niko latihan Basket. Seperti biasanya. Lapangan selalu ramai di kunjungi para wanita, yang semata-mata hanya ingin melihat Niko latihan.
“hei! Kamu disini.” Tanya Niko.
“iya. Sengaja aku nungguin kamu disini. Ini jaket mu aku kembalikan, sudah aku cuci lho.” Nina tertawa kecil.”
“makasi ya.” Jawab Niko yang setelah itu meneguk beberapa tegukkan minuman seraya mengibaskan rambutnya.
“mata Nina berkaca-kaca melihat Niko seperti itu. Jantungkan berdetak begitu kencang, seakan habis berlalri maraton. Dalam hatinya, dia berkata “dia sungguh tampan.”
“hei! Kok bengong?” Niko membubarkan lamunan Nina.”
“eh.. tidak kok. Sapa juga yang melamun.”  Nina memcoba membela diri.
“aku balik kelas dulu ya. Bye Niko.” Nina langsung berlari menuju kelasnya, karna dia tak ingin Niko melihat wajahnya yang tampak memerah karnanya.
“eh! Tunggu. Ini punya mu jatuh.” Niko memanggil Nina. Namun Nina tidak mendengar, karna dia sudah jauh berlari darinya.
Tampak buku diary Nina terjatuh. Lalu Niko mengambilnya.
“inikan buku diary Nina.” Niko mencoba membuka beberapa halaman dari buku tersebut. Alanglah kagetnya dia mendapati.
“Iiinii kan?”

Selepas pulang sekolah. Niko menghampiri Nina.
“Nin! Ikut aku sebentar.” Niko menarik tangan Nina dan membawanya ke suatu tempat.
“aduhh... sakit tauk. Gimana cewek bisa betah sama kamu, kalo’ kelakuan mu kasar begini terhadap cewek.”
“ssttt.” Nino menempelkan jari telunjuknya di bibir Ninna.”
“gak perlu bawel. Aku hanya ingin bertanya padamu.”
“mau tanya apa?” Nina mengangkat alis kanannya.
“aku mau bertanya tentang ini.” Niko mengeluarkan buku diary Nina dam tasnya.
“Lho? Itukan buku diary ku. Kok bisa sama kamu? Kamu mengambilnya ya?” tuduh Nina dengan wajah cemberut.
“enak saja kamu kalo’ bicara. Kau menjatuhkan ini, tadi pagi saat menemui ku dilapangan. Aku coba memanggil mu, tapi kamu sudah menghilang.”
“jadi seperti itu? Maaf.”
“sudah. Tak perlu permasalahkan itu, sekarang jawab pertanyaanku.”
Nina bingung. Harus bagaimana dia menjelaskan semua pada Niko.
“apa kau sudah membacanya?” Niko hanya menganggukkan kepalanya.
“kalo seperti itu, berarti dia???”
“Sshhpp.” Niko menarik tangan Nina dan memeluknya.
“kenapa kamu tidak bilang, kalo’ kamu juga mencintaiku.”
“A,,aakuuu...” mulut Nina terbungkam tak bisa mengucapkan sepatah kata apapun. Pelukkan Niko telah menghanyutkan jiwanya.
“aku juga mencintaimu Nina. Bagiku kamu sangat berarti dalam hidupku.”
“aku tidak percaya padamu. Mana mungkin kamu bisa mencintai seorang KUTU BUKU seperti ku?”
“aku memang tidak mencintai KUTU BUKU seperti mu. Tapi aku mencintai mu karna perhatian mu.”
Mendengar tuturan Niko. Membuat Nina semakin tak berdaya. Tubuhnya lemas seakan tak punya tenaga. Nina masih terdekap erat dalam pelukkan Niko,
“AKU MENCINTAIMU Nina.” Seraya Niko mencium bibirnya Nina. →END.


→SKIP : Dalam diary Nina. Tertulis banyak ungkapan perasaannya terhadap Niko. Mulai dari kekesalannya terhadap niko, canda tawa bersamanya, bahkan sampai perasaannya dia tulis di buku itu. Dan salah satuunya seperti ini.



Dear Diary

Dia bagaikan mentari, disaat hatiku terasa hampa. Dia bagaikan pelangi, yang selalu memberi warna disetiap hariku. Dia selalu bisa jadi apa saja yang aku inginkan. Namun yang pasti, dia takkan bisa menjadi kekasihku. Aku hanya bisa mengagumminya. Melihatnya dari balik buku. Aku bersembunyi, agar dia tidak tau, bahwa aku menyukainya.
Andaikan TUHAN memberikan sedikitk kekuatan, untukku bisa ungkapkan semua rasa ini padanya. Tapi aku tidak bisa.
Entah’la... sampai kapan aku akan bertahan menyimpan semua rasa ini. Berbohong didepan senyum indahnya. Sungguh aku hanya dia tau, bahwa aku disini mencintainya.

#NIKO




•Title : Akulah Yang Kau Cari.
•By : Rian
@Rian_DasilvaID ~ Twitter
@Vhirgin Comunthy ~ FB
2A96373E ~ Pin Bbm

" Terima kasih yang udah baca, mohon dibantu share ya. \(´
`)/ "
#Kalo' mau Copas, jangan lupa ikuti juga nama terangnya. Cobalah menghargai karya orang lain. *ThxBefore ^^