Senin, 24 Maret 2014

Akulah Yang Kau Cari

Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi. Mungkin itulah yang selalu dirasakan Nina. Hidupnya terasa hampa, karena di dalam sejarah hidupnya dia tidak pernah merasakan yang namanya pacaran. Hari harinya selalu dia habiskan untuk membaca buku, karna itu, teman-temannya memanggilnya dengan sebutan “KUTU BUKU.”
Baginya membaca buku lebih penting dari pada mengurusi perasaan (pacaran) yang tidak ada gunanya. Selain itu, dia juga mendapat gelar “JOMBLO SEJATI.” Menurutnya pacaran itu adalah kerjaan orang-orang yang tidak punya kegiatan.
Nina mempunyai sahabat karib, namanya Niko. Nama yang hampir sama, cocok banget, andaikan mereka berdua sepasang kekasih. Tapi nyatanya Niko dan Nina hanya sebatas teman dekat saja.

Niko di kenal Nina ketika saat pertama masuk sekolah, dan Niko juga orang pertama yang di kenal Nina di sekolah barunya. Mereka sangat dekat, sampai sampai temanya mengira kalo’ mereka berdua pacaran.

Niko adalah cowok cool, sebagai kapten basket dia cukup populer disekolahnya. Karna itu banyak cewek-cewek yang iri melihat kedekatan Nina bersama Niko.

“ini aku bawain minum untukmu.” Sapa Nina yang tiba tiba nongol di hadapan Niko. Dengan menyodorkan sebuah minuman.
“hehe.. tau aja kamu kalo’ aku lagi haus.” Respon Niko dengan tersenyum. “ngomong-ngomong, ngapain kamu disini,? Biasanya jam segini kamu di perpus?. Tanya Niko yang tampak keheranan.
“ehh ngak!, itu tadi Cuma lewat sini doang terus lihat kamu latihan basket, yasudah aku beliin minum buat kamu, sepertinya kamu sedang haus.” Jawab Nina dengan malu-malu.
“uhh so sweet! Perhatian banget sih kamu.” Seraya tangan Niko mengacak-ngacak rambut Nina.
“apa sih kamu! Lebay deh.” Ketus Nina dengan tawa kecilnya.

Kringgg... “suara bel berbunyi menandakan jam istirahat telah usai.” Anak-anak berhamburan masuk kelas mereka masing-masing. Selang beberapa menit kemudian Bu’ sinta masuk kelas.
“baik anak-anak, silakan keluarkan satu lembar kita ulangan hari ini.”
“loh Bu’? kan gak ada pemberitahuan kalo’ hari ini ulangan.” Respon Niko yang sepertinya tidak setuju dengan tindakan gurunya itu.
“ini ulangan dadakan, sudah jangan banyak protes, cepat keluarkan buku satu lembar.” Dengan wajah masam. Niko menuruti perkataan gurunya.

Selang beberapa menit kemudian, Niko mulai merasa pusing dengan soal-soal yang dilihatnya. Dalam hatinya di mengerutu.
“sial, kenapa soalnya susah banget sih?” dengan terpaksa, dia menengokkan kepalanya kearah Nina.
“ssttt...?” kode Niko memanggil Nina.
“apa?” jawab nina, dengan suara datar.
“Nin? Tolong bantuin aku dong?? Please,,.” Pinta Niko, yang sepertinya sangat membutuhkan bantuan Nina.
“kamu kerjain aja sendiri, yakin kamu bisa.” Jawab Nina, seakan memberi semangat untuk Niko.
“gak bisa Nin! Aku gak jago dalam hal Matematika.” Bales Niko dengan wajah melasnya.
“makanya ta? Kamu belajar, jangan pacaran aja yang kamu urusin.”
“Braaakkkk....” Bu’ sinta mengebrak mejanya, yang seketika membuat para siswa di kelas menjadi kaget.
“itu kenapa malah ngobrol. Nin! Kamu keluar dari kelas, letakan Ulangan mu disini. Sekarang kamu pergi ke lapangan dan hormat pada bendera sampai jam Ibu selesai.” Bentak Bu’ sinta.
Niko mencoba membela Nina, tapi tidak ada gunanya. Dengan berat hati, Nina melangkahkan kakinya menuju ke lapangan.

Setalah jam Bu’ sinta selesai. Niko langsung berlari menuju lapangan untuk melihat keadaan Nina.
dia merasa bersalah, karna dia. Nina sampai di hukum seperti ini.
Sesampainya Niko di lapangan. Di melihat lirih Nina masih berdiri di tengah lapangan. Dengan kepala yang masih setia memanndangi bendera.
“kasihan! Gara- gara aku, dia jadi seperti ini.” Terlihat penyesalan tergambar di raut wajahnya.
tiba-tiba mata niko membalak lebar ketika melihat tubuh Nina akan terjatuh. Dengan cepat, Niko berlari ke arah Nina dan menangkap tubuh Nina sebelum sempat dia terjatuh.

“aku dimana?” tanya Nina yang tampak sedang kebingungan.
“kamu di UKS.” Jawab Niko dengan senyuman manisnya.
“loh? Aku kok disini,? Bukannya tadi aku di lapangan?”
“iya. Tadi kamu pingsan, terus aku bawa kamu kesini.”
“terima kasih ya, karna kamu udah bawa aku kesini.”
“tak perlu meminta maaf, semua ini salah ku. Maaf ya? Karna aku, kamu jadi seperti ini.”Niko mencoba mengutarakan kekecewaan pada dirinya sendiri yang telah membuat Nina dihukum Bu’ sinta.

Pagi-pagi. Nina sudah berada disekolah, alangkah kagetnya dia dapati Niko sudah berada di dalam kelas lebih dulu.
“heiiiii..” bentak Nina ke Niko.
“ehh.. kamu! Kok sudah masuk sekolah? Bukannya kamu masih sakit?”
“hehe. Aku tidak apa-apa kok.” Jawab Nina, seraya tersenyum kecil untuk meyakinkan Niko.
“tumben kamu pagi-pagi sudah di sekolah, biasanya kan selalu telat.” Nyengir Nina, sambil mengangkat tangannya berbentuk (V). Niko hanya diam tak menghiraukan ocehan Nina. Niko masih menyandarkan kepalanya di meja, seakan tak bersemangat hari ini seperti hari-hari biasanya.
“kamu kenapa?” tanya Nina ingin tau. Namun Niko masih saja diam tanpa suara.
“kalo’ kamu ada masalah, kamu cerita ke aku. Aku siap kok jadi tempat curahan hatimu.” Goda Nina seakan memcoba memberi semangat pada Niko.
Selang beberapa menit kemudian, akhirnya Niko mulai angkat bicara
“aku putus Nin.” Jawab Niko dengan wajah lesu tak bersemangat.
“hah? Kamu putus lagi.”respon Nina yang tampak kaget dengan jawaban Niko. Seperti yang Nina ketahui, setiap kali Niko pacaran, selalu berhujung pada perpisahan. Bahkan Nina tak mengerti. Apa yang ada di benak cewek tersebut sehingga memutuskan Niko yang begitu Cool dan populer di sekolahnya.
“loh? Kok bisa putus lagi, kamu selingkuh ya?”
“apaan sih. Jangan ngawor deh kamu.” Ketus Niko seakan terganggu dengan pertanyaan Nina.
“lah terus kenapa kamu putus lagi?”
“entah’la? Aku sendiri ajaa gak tau. Namun yang pasti alasannya selalu sama. Mereka memutuskan aku , karna mereka tidak tahan dengan cewek-cewek di luar sana yang menginginkan aku.” jawab Niko seakan sok kereeennn.
“gak usah sok belagu deh kamu. Masih sempet-sempetnya songong dalam keadaan seperti ini.” Nina menjitak kepalanya Niko.
“ya habis mau gimana lagi.” Niko tampak tak bersemangat lagi.
“mangkanya! Next time, kalo’ mau cari pacar itu yang bener, yang pengertian dan bisa menerima kamu apa adanya. Udah ah ngak usah galau-galauan gitu. Jelek tau.” Ejek Nina.
“kalo’ aku jelek? Gak mungkin tauk cewek-cewek disekolah ini bakal ngejar-ngejar aku.” Niko mencoba membela diri.
“idih...!! PD amet kamu, mereka ngejar kamu itu, karna disangkanya kamu maling disekolah ini.” Nina tertawa lebar.
“wah.. kurang ajar ya kamu. Dasar resekkk.”
Mereka berlari-lari kecil di ruang kelas, tertawa bersama. Seakan tak ada beban yang menyelimuti. Sepertinya Nina telah berhasil menghibur Niko, yang hatinya telah di terpa gunda gulana. 

Siang itu, hujan turun begitu deras. Di sertai dengan kilatan petir yang sangat dahsyat.
Niko melihat Nina berjalan sendiri, melawan terpaan air hujan.
“kamu kenapa pulang? Hujannya sangat deras ini lho.” Pinta Niko.
“tidak apa Nik, aku harus pulang. Ada janji sama saudara dirumah.”
Niko yang berjalan disamping Nina, secara tiba-tiba menutupi tubuh Nina dengan jaketnya, sedangkan dia sendiri basah kuyup.
“tidak usah Nik, kamu pakai saja jaket mu. Kamu basah semua itu lho.”
“sudah, gak usah cerewet. Akan aku antar kamu sampai ke parkiran bemo.”
Sesampainya di bemo.
“ini untukmu, pakailah untuk menghangatkan tubuhmu.” Niko menyodorkan jaketnya pada Nina.”
“tapi Nik?”
“sudah. Gak ada tapi-tapian, kamu pakai saja jaket ku, karna yang terpenting saat ini adalah kamu.”
mendengar tutuan Niko, hati Nina seakan mencair, entah apa yang sedang terjadi pada dirinya.
“aku balik dulu ya.” Niko berlari, kembali menuju ke sekolah.”

Sesampainya dirumah, Nina terdiam membisu memandangi jaketnya Niko. Dia masih teringat dengan kejadian itu. Dalam hatinya dia bertanya “apakah aku ini?? Andaikan dia tau.”
Nina menghempaskan tubuhnya dan terlelap.

Keesokkan harinya. Nina sudah stand by di lapangan, untuk menonton Niko latihan Basket. Seperti biasanya. Lapangan selalu ramai di kunjungi para wanita, yang semata-mata hanya ingin melihat Niko latihan.
“hei! Kamu disini.” Tanya Niko.
“iya. Sengaja aku nungguin kamu disini. Ini jaket mu aku kembalikan, sudah aku cuci lho.” Nina tertawa kecil.”
“makasi ya.” Jawab Niko yang setelah itu meneguk beberapa tegukkan minuman seraya mengibaskan rambutnya.
“mata Nina berkaca-kaca melihat Niko seperti itu. Jantungkan berdetak begitu kencang, seakan habis berlalri maraton. Dalam hatinya, dia berkata “dia sungguh tampan.”
“hei! Kok bengong?” Niko membubarkan lamunan Nina.”
“eh.. tidak kok. Sapa juga yang melamun.”  Nina memcoba membela diri.
“aku balik kelas dulu ya. Bye Niko.” Nina langsung berlari menuju kelasnya, karna dia tak ingin Niko melihat wajahnya yang tampak memerah karnanya.
“eh! Tunggu. Ini punya mu jatuh.” Niko memanggil Nina. Namun Nina tidak mendengar, karna dia sudah jauh berlari darinya.
Tampak buku diary Nina terjatuh. Lalu Niko mengambilnya.
“inikan buku diary Nina.” Niko mencoba membuka beberapa halaman dari buku tersebut. Alanglah kagetnya dia mendapati.
“Iiinii kan?”

Selepas pulang sekolah. Niko menghampiri Nina.
“Nin! Ikut aku sebentar.” Niko menarik tangan Nina dan membawanya ke suatu tempat.
“aduhh... sakit tauk. Gimana cewek bisa betah sama kamu, kalo’ kelakuan mu kasar begini terhadap cewek.”
“ssttt.” Nino menempelkan jari telunjuknya di bibir Ninna.”
“gak perlu bawel. Aku hanya ingin bertanya padamu.”
“mau tanya apa?” Nina mengangkat alis kanannya.
“aku mau bertanya tentang ini.” Niko mengeluarkan buku diary Nina dam tasnya.
“Lho? Itukan buku diary ku. Kok bisa sama kamu? Kamu mengambilnya ya?” tuduh Nina dengan wajah cemberut.
“enak saja kamu kalo’ bicara. Kau menjatuhkan ini, tadi pagi saat menemui ku dilapangan. Aku coba memanggil mu, tapi kamu sudah menghilang.”
“jadi seperti itu? Maaf.”
“sudah. Tak perlu permasalahkan itu, sekarang jawab pertanyaanku.”
Nina bingung. Harus bagaimana dia menjelaskan semua pada Niko.
“apa kau sudah membacanya?” Niko hanya menganggukkan kepalanya.
“kalo seperti itu, berarti dia???”
“Sshhpp.” Niko menarik tangan Nina dan memeluknya.
“kenapa kamu tidak bilang, kalo’ kamu juga mencintaiku.”
“A,,aakuuu...” mulut Nina terbungkam tak bisa mengucapkan sepatah kata apapun. Pelukkan Niko telah menghanyutkan jiwanya.
“aku juga mencintaimu Nina. Bagiku kamu sangat berarti dalam hidupku.”
“aku tidak percaya padamu. Mana mungkin kamu bisa mencintai seorang KUTU BUKU seperti ku?”
“aku memang tidak mencintai KUTU BUKU seperti mu. Tapi aku mencintai mu karna perhatian mu.”
Mendengar tuturan Niko. Membuat Nina semakin tak berdaya. Tubuhnya lemas seakan tak punya tenaga. Nina masih terdekap erat dalam pelukkan Niko,
“AKU MENCINTAIMU Nina.” Seraya Niko mencium bibirnya Nina. →END.


→SKIP : Dalam diary Nina. Tertulis banyak ungkapan perasaannya terhadap Niko. Mulai dari kekesalannya terhadap niko, canda tawa bersamanya, bahkan sampai perasaannya dia tulis di buku itu. Dan salah satuunya seperti ini.



Dear Diary

Dia bagaikan mentari, disaat hatiku terasa hampa. Dia bagaikan pelangi, yang selalu memberi warna disetiap hariku. Dia selalu bisa jadi apa saja yang aku inginkan. Namun yang pasti, dia takkan bisa menjadi kekasihku. Aku hanya bisa mengagumminya. Melihatnya dari balik buku. Aku bersembunyi, agar dia tidak tau, bahwa aku menyukainya.
Andaikan TUHAN memberikan sedikitk kekuatan, untukku bisa ungkapkan semua rasa ini padanya. Tapi aku tidak bisa.
Entah’la... sampai kapan aku akan bertahan menyimpan semua rasa ini. Berbohong didepan senyum indahnya. Sungguh aku hanya dia tau, bahwa aku disini mencintainya.

#NIKO




•Title : Akulah Yang Kau Cari.
•By : Rian
@Rian_DasilvaID ~ Twitter
@Vhirgin Comunthy ~ FB
2A96373E ~ Pin Bbm

" Terima kasih yang udah baca, mohon dibantu share ya. \(´
`)/ "
#Kalo' mau Copas, jangan lupa ikuti juga nama terangnya. Cobalah menghargai karya orang lain. *ThxBefore ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar