Kamis, 27 Maret 2014

Ku Temukan Pengganti Mu



Di malam yang begitu indah, bersama hembusan angin malam yang menyejukkan hati. Pancaran sinar sang rembulan yang begitu indah, menghiasi dinding hati yang sunyi.
Malam ini, adalah malam minggu. Biasanya kalo’ malam minggu gini, taman lestari selalu ramai di datangi para kaula muda, anak-anak, bahkan orang tua. Mereka menghabiskan waktu hanya untuk hiburan semata, mungkin terlalu jenuh dirummah. 

Seperti kebanyakkan orang pada umumnya. Segerombolan empat ABG, yang hendak bermain ke taman lestari. Mereka adalah : Anisa, Mitha, Lina dan Dessy.
mereka adalah segerombolan remaja yang berteman dekat dan sangat akrab satu sama lain.
“Hhmm....” gini nih! Kalo gak punya pacar, malam minggu gak ada yang ngapelin kerumah,” ujar dessy dengan cemberut.
“sabar aja des! Nanti juga dapet dengan sendirinya. Tinggal nunggu waktunya aja,” saut mitha mencoba memberi semangat.
“emang mancinggg kale’, ditungguin dapet,” ketus dessy.
“Maybe,” ujar mitha cuek.
Dan begitulah seterusnya. Bila kebanyakkan orang biasanya menghabiskan malam minggu bersama pasangannya. Tapi tidak dengan mereka, mereka menghabiskan selalu bersama. Berbagi canda tawa, dan sedih bersama.
Dan tanpa disengaja. Ditaman itu, Mitha bertemu dengan “Andre,” dia teman waktu SMP nya dulu.
“Hei!” sapa andre.
“Hei! Kamu andre kan?” bales mitha kaget.
“ia..” ternyata kamu masih ingat ya sama aku.
“ia ingatlah, masa’ sama teman sendiri lupa,” ujarnya dengan tertawa kecil.
“oia! Sama siapa kamu?” tanya mitha.
“aku sama temanku, kenalin. Namanya dika.” Lalu mereka saling berjabatan tangan, sebagai simbolis saalm perkenalan.
“terus kamu sendiri sama siapa mit?” andre coba bertanya balik.
“oia! Kenalin. Ini teman-temanku, ini, lina, dessy, dan itu anisa.” Ujar mitha memperkenalkan temanya satu persatu.

Dari perkenalan itu, mereka jadi sering keluar bareng, bercanda, dan have fun bareng. Dan disitulah mulai tumbuh benih-benih cinta diantara mereka.
Disuatu malam, HP nisa berdering, setelah dilihatnya, ada panggilan masuk dengan nomor yang tidak dikenalnya.
“hallo! Ini siapa?” nisa mengangkat panggilan teleponnya.
“ini aku, Sa. Andre, temennya mitha yang waktu itu kita ketemu ditaman lestari.”
“oalah, kamu toh. Ada apa dre?”
“tidak apa-apa kok, Cuma iseng-iseng aja pengen telepon kamu.”
“ohh gitu, BTW kamu dapet nomor ku dari sapa?”
“aku minta ke mitha, maaf ya. Aku minta nomor mu tanpa ijin dulu ke kamu.”
“ia.. tidak apa kok, santai aja lagi.”
dan begitulah seterusnya, mereka sering chatting bareng, bila chattingan terasa bosen, biasanya dilanjutkan dengan telepon.

Pada suatu hari. anisa dan andre janjian untuk jalan bareng.
“hei! Sorry telat,” sapa mitha dengan nafas yang termengah-mengah.
“ia. Tidak apa-apa kok.”
“udah lama nunggunya?”
“aku juga barusan sampek kok.”
Di pertemuan itu, andre sudah menyiapkan sesuatu untuk anisa. Yaitu ingin menembak anisa. “Sa. Aku boleh ngomong sesuatu gak sama kamu?” tanya andre dengan nada kaku.
“haha! Kamu ini lucu deh, mau ngomong aja kok pake’ minta ijin segala,” anisa tertawa lebar.
“ini aku srius, Sa.”
“yaudah, apaaan?”
Tanpa berfikir panjang lagi, andre mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya.
“sebenernya aku suka sama kamu, aku mulai menyukai mu, sejak saat pertama aku berkenalan denganmu, ditaman lestari waktu itu. Kamu mau gak jadi pacarku?” ujar andre seakan bingung mau ngapain, dengan kata lain. Dia mati gaya.
perkataan andre membuat anisa tercengang. Dia serasa tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.
“maaf, Dre. Beri aku waktu yam aku belum bisa jawab sekarang.”
“oke, tak masalah. Aku hanya ingin kamu tau yang sebenarnya tentang perasaanku padamu.”

Sesampainya dirumah, anisa merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya. Dalam benaknya masih melekat jelas perkataan ungkapan hati andre padanya. Dia bingung harus menjawab apa, saat tak punya pilihan,. Dia bercerita pada mitha.
“mit! Aku mau curhat dong.”
“mau curhat apaaan?” ketus mitha.
“andre nembak aku.”
“hah! Srius kamu?” anisa hanya menganggukkan kepalanya.
“lah terus, apa masalahnya?”
“ia, aku bingung mau jawab apaan. Aku tidak punya perasaan apa-apa sama dia, aku hanya menganggap dia sebagai teman saja, tidak lebih.”
“kalo’ menurut ku sih, kamu terima aja dia. Dari pada kamu jomblo teruskan. Lagian dia anaknya baik kok, aku tau dia.”
“kamu srius?” tanya anisa berusaha mencari kepastian.
“ia, sriuslah. Emang kamu pikir aku lagi bercanda apa.Tapi, kalo’ memang kamu tidak suka. Setidaknya kamu bisa menghargai perasaan dialah, dicoba aja dulu,” anisa hanya diam membisu, tak tau harus berkata apa.

Keesokkan harinya, anisa menemui andre yang sudah dari tadi menunggunya.
“Dre, hari ini aku akan ngasih jawaban dari pertanyaan mu yang kemaren.
“baiklah. Apapun jawaban dari kamu, aku siap kok Sa.” Jawab andre, seakan sudah siap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya.
Dengan menghela napas dalam-dalam, akhirnya anisa membuka mulutnya.
“aku mau kok jadi pacarmu.” Ujar anisa sengan senyum kecil  di wajahnya.
“apa? Kamu srius Sa?” tanya andre seakan tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan. Namun anisa hanya menganggukkan kepalanya. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk andre.
Hari terus berganti, bersama dengan rotasi bumi. Hari-hari anisa, dia lalui dengan andre. Andre begitu menyayangi anisa. Andre sangat baik, dan perhatian sama anisa. Karna hal itulah, tanpa disadari, kini anisa benar-benar mencintai andre.

Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Mengukir kenangan indah, yang mewarnai kisah cinta anisa dan andre.
sudah lama mereka menjalin cinta. Tapi apa daya, cinta mereka tak mampubertahan lama. Disaat anisa begitu dalam menyayangi andre. Tapi andre malah memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan anisa.

“Sa. Maafkan aku, mungkin lebih baik kita akhiri saja hubungan ini sampai disini.”
“semudah itukah kamu mau mengakhiri semua ini, sekian lama kita selalu bersama-sama, dan setelah kau membuat ku begitu menyayangimu. Ini yang namanya sayang,” ujar anisa dengan deraian air mata yang membasahi pipinya. Andre hanya terdiam membisu tanpa ada kata yang dia ucapkan.
“kamu tidak akan pernah tau, bagaimana rasa sakitnya jadi aku, yang sudah terlanjur dalam mencintaimu.”
“aku tau, Sa. Tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini.”
“apa alasannya?” anisa memcoba meminta kepastian.
 “orang tua, melarangku untuk pacaran, karna akhir-akhir ini nilai akademik ku menurun. Jadi aku mau fokus sekolah dulu,” terang andre.
“busseett..! itu alasan basi. Oke, tidak masalah. Aku terima kalo’ memang itu yang kamu mau, walaupun sakit hati. Aku akan terima. Semoga kamu selalu bahagia.”
Dengan deraian air mata. Perasaan hati yang seakan tercabik-cabik. Anisa berlari meninggalkan andre yang sudah tau menghiraukannya lagi.
sungguh tak terpikirkan dibenaknya, kisah cinta yang selama ini dia bina harus berakhir dengan kata perpisahan. Hari-hari yang dia lalui kini terasa perih. Terpuruk dalam kesedihan yang begitu mendalam.
dan yang membuat anisa semakin terluka, ketika dia tau, bahwa andre meninggalkannya bukan karna nilai-nilainya yang menurun, melainkan karna dia menyukai perempuan lain.disitulah lubang hatinya semakin besar.

Hari-harinya yang ia jalani begitu kelam, tanpa ada penyemangat yang hinggap di jiwanya.
dalam hati, dia bertanya “apakah dunia ini sudah berakhir? Apakah matahari tidak terbit lagi. Dunia ini ku pandangi begitu gelap. Gelap seperti hatiku saat ini.”
“ehh... lihat deh! Itu andre dengan cewek barunya,” kata lina, seraya telunjuknya menunjuk kearah andre.
“husss!!! Diam. Ada anisa disini,” bales dessy, seraya menginjak kaki lina.
melihat kemesraan di depannya, membuat anisa harus menjatuhkan air mata. Ingin rasanya dia menghampiri andre dan menamparnya, tapi anisa tak punya kekuatan. Jiwanya terlalu rapuh untuk melakukan hal itu.
“yang sabar ya Sa. Tuhan pasti akan berikan yang terbaik buat kamu,” mitha mencoba menyemangati sahabatnya yang sedang rapuh.
rasanya ingin sekali anisa membenci andre. Namun apa daya, cintanya terlalu besar untuk andre, hal itulah yang membuatnya tak pernah bisa membenci andre.

Waktu terus berjalan. Anisa berusaha sekuat dan semampu hatinya untuk bangkit dari keterpurukkannya. Akhirnya. Berkat dorongan dan semangat dari teman-temannya, anisa mulai bisa melupakan andre bersama masa lalunya. Dia hanya bisa berharap “semoga andre  bisa sadar, dan bisa menghargai perasaan orang yang mencintainya.

Dalam perjuang untuk bangkit dari masa lalu yang kelam. Hadirlah seseorang yang bernama raka. Kehadiran raka di dalam hidup anisa membawa banyak perubahan. Raka mampu menepiskan semua kesedihan yangada dihati anisa. Waktu demi waktu mereka lalui bersama. Dan pada akhirnya tumbuh benih-benih cinta diantar hati keduanya.

Dihari yang cerah. Dengan pancaran mentari yang begitu terang. Awan-awan seakan menari bersama terpaan angin. Raka, dan anisa duduk disuatu Cafe yang biasa mereka tempati.
namun dihari itu, tak seperti hari-hari biasanya. Tanpa pernah terfikirkan oleh anisa. Raka menyatakan perasaannya pada anisa.
“Sa. Aku sayang sama kamu,” ujar raka secara tiba-tiba.
mendengar perkataan raka yang sepontan, membuat anisa kaget dan tersendat.
“Hukksss.. hukkss” anisa tersendat
“maaf! Gak bermaksud membuat mu tersendat,”ujarnya dengan wajah penyesalan.
“kamu srius, dengan perkataan kamu barusan,”ujar anisa tak percaya.
andre hanya menganggukkan kepala, disertai senyuman kecil
“maaf, Ka. Aku gak bisa jawab sekarang, beri aku waktu yang untuk berfikir.”
“oke.santai aja lagi. Aku hanya ingin menyatakan perasaanku saja. Ngak perlu kamu jawab tidak apa. Aku hanya ingin kamu tau kalo’ aku sayang kamu.”
Anisa terdiam sejenak, dia tidak tau apa yang harus ia katakan pada raka. Dia merasa bingung. Di satu sisi, dia masih sayang sama andre. Namun disisi lain, dia tak dapat bohongi perasaannya, kalo’ dia juga menyukai raka. Anisa sadar, hadirnya rakalah yang membuatnya kembali tersnyum dan bisa bangkit dari masa lalu yang menyakitkan.

Disuatu malam dia termenung di dalam kamarnya. Dia berfikir keras dengan dua pilihan yang harus dia pilih. Antara masa lalu dan masa depan. Dia berfikir dan terus berfikir, seoalah memompa otaknya untuk temukan jawaban yang hendak dia cari.
Dalam pikirannya dia menyadari satu hal, yang membuat dia sadar. Bahwa dia harus berpandangan ke depan, kalo’ ingin maju. Untuk apa dia menoleh kebelakang, kalo’ hanya akan disia-siakan, dan hanya luka yang dia dapati. Akhirnya anisa memilih untuk berpandang ke depan. Memandangi masa depan bersama raka dan meninggalkan semua masa lalunya bersama andre.

Keesokkan harinya anisa menemui raka.
“Ka. Aku mau ngasih jawabannya sekarang,” ujar anisa dengan senyum manjanya.
“aku mau jadi pacar mu.”
“apa? Kamu srius? Kamu gak lagi becandakan?” tanya raka meminta kepastian.
anisa hanya menganggukkan kepala. Mencoba memalingkan wajahnyanya, yang tampak sudah memerah seperti tomat.
Secara tiba-tiba raka memeluk erat tubuh anisa, yang seakan membuat anisa susah untuk bernafas. Rona kebahagiaan tampak diwajah keduanya. Dua sejoli yang dimadu kasih.

  Pada suatu hari. Andre datang menemui anisa.
“Sa. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
“ehh! Andre,” yang tampak terkejut dengan kedatangan andre yang secara tiba-tiba.
“mau ngomong apa dre?”
“Sa. aku masih sayang kamu. Jujur aku sangat menyesal karna udah menyia-nyiakan kamu, dan sekarang aku ingin bersama mu lagi Sa.”
“maaf dre. Aku tidak bisa. Aku udah sama yang lain.”
“tapi, Sa. aku sangat menyayangimu, aku sungguh menyesal atas kebodohan yang telah aku buat padamu.”
“apa dre? Kamu bilang sayang? Selami ini kamu kemana aja. Aku sangat sayang kamu, tapi apa balasannya? Kamu malah ninggalin aku demi cewek lain. Apa itu yang namnya sayang?”
andre hanya terdiam membisu. Kini dia sadar, bahwa dia telah sangat bersalah di masa lalunya. Karna dia telah meninggalkan orang yang telah benar-benar menyayanginya.
“aku mohon, Sa. sama kamu, pliss... beri aku kesempatan kedua, aku janji akan selalu peduli dan sayang sama kamu.”
“maaf dre. Aku tidak bisa.”
secara tiba-tiba raka datang menghampiri anisa yang saat itu bersama andre.
“hai! Sayang,” sapa raka, seraya mencium kening anisa.
“sayang! Siapa dia, Sa,”tanya andre yang seaka kehadirannya membuat hatinya terbakar.
“oia, dre. Ini raka. Seseorang yang telah menggantikan mu di dalam hatiku. Dia kekasih ku,” ujar cinta memperkenalkan raka pada andre.
Raka mengulurkan tanganya sebagai simbol perkenalan. Namun andre tak menanggapinya. Dia hanya diam membisu meratapi kenyataan yang ada.
“tak perlu disesali akan semua yang telah terjadi. Semua ini yang kamu mau, kamu yang memilihnya. Sekarang aku sudah bahagia, takkan ada air mata yang akan aku jatuhkan untukmu. Karna aku telah menemukan penggantimu, dan aku harap kamu tidak akan mengganggu hidupku lagi. Aku telah bahagia bersamanya,” ujar anisa pada andre yang sedari tadi hanya diam membisu bagaikan patung. Selepas itu, anisa dan raka melangkahkan kaki untuk meninggalkan andre. Selang beberapa langkah, anisa menghentikan langkahnya, dia berkata :
“ semoga kamu akan mendapatkan yang jauh lebih baik dari oada diriku. Dan belajarlah untuk menghargai orang yang benar-benar tulus mencintaimu.” Anisa kembali melangkahkan kakinya meninggalkan andre, jauh dan semakin jauh. Kini tinggal andre sendiri, dengan sejuta penyesalan yang tak berarti. Tapi apa daya, andre tak bisa berbuat apa-apa lagi. Penyesalan hanya akan jadi penyesalan, takkan membuat anisa kembali dalam pelukkannya. Karna anisa telah bahagia dengan masa depannya, yaitu bersama Raka. →END


“Hidup adalah sebuah pilihan. Hadapi pilihan itu dengan berani, jangan jadi pecundang, yang akan selalu dihantui oleh pilihan itu sendiri.
jadi jangan pernah kita mencoba menoleh kebelakang, karna disana kamu hanya akan terpaku pada satu titik, yang akan menghambatmu untuk maju.
maka dari itu, pandanglah selalu kedpan, dan terus maju. Untuk memperbaiki yang lalu, dan jadikan masa lalu sebagai pelajaran, untuk jadikan masa depan yang lebih baik lagi dari yang lalu.”



•Title : Kutemukan Penggantimu
•By : Rian
@Rian_DasilvaID ~ Twitter
@Vhirgin Comunthy ~ FB
2A96373E ~ Pin Bbm

" Terima kasih yang udah baca, mohon dibantu share ya. \(´
`)/ "
#Kalo' mau Copas, jangan lupa ikuti juga nama terangnya. Cobalah menghargai karya orang lain. *ThxBefore ^^


2 komentar: