Selasa, 18 Maret 2014

Aku Cinta Tanah Air Ku


“Kringgg… kringgg….” Suara jam weker membangunkan ku dari lelap tidur ku. “Ferry, ayo bangun, ini sudah jam 06:00 pagi, kamu harus cepat cepat berangkat kesekolah, kan hari ini ada upacara di sekolah dalam memperingati hari pahlawan” Suara ibu memcoba membangunkan ku. “iya bu” jawab ketus ku, dengan raut wajah yang setengah masih ngantuk, dan mata yang masih bergelimangan, ku langkahkan kaki menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan badan.

“Ehh, anak ibu sudah siap semua, ayo sarapan dulu, “iya bu” jawab ku dengan sedikit senyuman. Dalam keadaan tenang saat di meja makan, aku bertanya pada ibu. “ibu?” kenapa sih, setiap tanggal 10 November, kok harus berpakaian pahlawan? “ itu sebagai tanda bahwa kamu menghargai jasa para pahlawan dahulu yang rela berkorban jiwa raganya untuk melindungi Negara ini, makanya kamu generasi muda sebagai penerus bangsa, harus belajar dengan rajin, agar suatu saat nanti bias berguna untuk bangsa, dan orang lain” ujar ibu menjelaskan padaku. “baik ibu!” aku berjanji akan belajar dengan rajin, “bagus” itu baru anak ibu!” puji ibu yang membuat ku tertawa kecil.

Di tengah perjalanan mau kesekolah, Ferry bertemu dengan teman temannya. “Ferry, kita main yuk, ada game terbaru loe, di tempatnya pak mamat!” ajakan salah satu temannya. “tidak ahh” aku mau upacara disekolah. “upacara?” (Hahaha), mereka menertawakan ku dengan raut wajah mengejek.
“buat apa kamu ikut upacara segalak?” kayak anak SD saja (Hahaha), mereka kembali menertawakan ku lagi. “kalian tidak boleh begitu” bentak ku. “kata ibu, ini adalah bentuk penghormatan kita kepada para pahlawan atas jasanya yang telah gugur dalam melindungi Negara ini” ujarku dengan nada kesal. “ya, sudah kalo tidak mau ikut kita main, ayo teman teman kita sersenang senang” jawab salah satu temanku, seraya mereka pergi meninggalkan aku, dan ku lanjutkan langkah kaki ku menuju ke sekolah.

Di sela waktu jam istirahat, banyak teman teman yang memadati mading, aku pun penasaran dan lalu ku bergegas untuk mencari tau apa yang telah terjadi, ternyata ada pengumuman, tentang lomba seni, seperti menari tradisional, atau tarian dance, penyanyi solo atau band, dan lain sebagainya, pokoknya yang berbau seni, di tingakat Sejawa timur, acara ini di buat dalam rangka memperingati hari pahlawan, dalam hati kecilku pun bergejolak untuk mengikuti lomba tersebut, masih ada waktu kurang lebih dua minggu untuk mempersiapkan semuanya, sebelum lomba itu di mulai.

Sepulang sekolah aku menceritakan hal itu kepada ibu, dan ibu sangat setuju, dia mencarikan aku guru penari tradisional untuik mengajari ku, karna ibu tau, aku memiliki bakat itu. Setelah menjalani latihan hampir dua minggu, aku pun telah bisa menguasai tarian saman, pring, lilin, kecak dan yang lainnya.

Di suatu sore, aku sedang barmain di halaman rumahku, ku lihat ibu sedang asyik menyirami bunga, aku menari nari ringan untuk sekedar mengingat gerakan yang diajarkan guru nariku, agar tidak lupa. Gerakan tubuhku terhenti saat ku dengar suara tawa sedang menertawakan ku. (Hahaha), ternyata itu adalah teman temanku. “ Ehh, Ferry?” tegur salah satu temanku. “sedang apa kamu?” kok menari nari gak jelas gitu, (Hahaha). Mereka kembali menertawakan ku. “aku sedang latihan menghafalkan tarian tradisional  untuk lomba minggu depan” ujarku. “apa?” tarian tradisional?” (Hahaha), untuk kesekian kalinya mereka menertawakan aku lagi, yang membuat jengkel hatiku. “Ehh, Fer!” dengerin ya” udah gak jaman tarian tradisional itu, sekarang itu jamanya dance, band, pokoknya yang keren gitu kayak kita ini, bukan malah nari nari ngak jelas seperti kamu itu” mereka tertawa sambil mengejek k, membuat hati ku terbakar, namun ibu meredamkan amarah ku, ibu berkata “sudah?” tak perlu kamu hiraukan mereka, api tidak boleh di balas dengan api, jadilah air disaat mereka menjadi api anakku” mendengar perkataan itu, seketika hatiku mencair, bagaikan es batu yang meleleh, kemudian ku berkata pada teman temanku, “ kita lihat saja nanti, siapa yang menjadi terbaik” kata ku dengan yakin. “oke kalo’ gitu” kita lihat saja nanti, siapa yang terbaik” jawab temanku seraya bergegas meninggalakn aku.

Akhirnya, hari yang di tunggu  tunggupun telah tiba, acara itu di hadiri oleh gubernur jawa timur dan para undangan lainnya. Waktu demi waktu sili berganti, para peserta yang lain telah menampilkan kebolehannya masing masing, kini tba gilirannya Ferry menampilkan kebolehannya, dalam hati kecilnya, ada perasaan canggung dan takut, namun semua itu sirna ketika ibunya membisikan sesuatu di telinganya, “ kamu pasti bisa, berikan yang terbaik untuk ibu” mendengar kata kata itu, dia pun bersemangat dan langsung naik keatas panggung, untuk menunjukan kebolehannya, dia menari sangat bagus, dengan lincahnya dia menari nari,  semua tarian yang telah  pelajarinya, dia tunjukan kepada dewan juri.

Malampun semakin larut, angin malam bersepoi sepoi membawa sejuknya malam, bintang bergemerlapan diatas langit, menambah indahnya suasana malam. Waktu terus berlalu, detik berganti menit, menit berganti jam, akhirnya acara lomba itu pun selesai. Suasana menjadi hening, seketika Mc membacakan urutan pemenang lomba dari juara satu sampai tiga yang terbaik. Juara tiga di raih Grup musik (Band), juara kedua, di raih oleh Grup Dance, dan seketika itu hatinya rian sangat terkejut, ketika Mc menyebutkan namanya sebagai juara pertama, seketika itu pun suasana  menjadi sangat ramai, sorakan dan tepukan tangan pun mengiringi langkah rian naik keatas panggung untuk menerima hadiah. Penyerahan hadiah itu diberikan oleh gubernur jawa timur langsung kepada rian, “selamat ya, tarian mu tadi sangat bagus sekali” puji pak guberbur terhadap ku. Aku pun hanya tersenyum seraya mengucapkan kata terima kasih. Aku sangat senang sekali demikian juga ibu ku.

Dalam perjalanan mau pulang, ada beberapa wartawan, yang ingin mewawancarai ku. “permisi Ferry?” bisa minta waktunya sebentar” salah satu wartawan meminta ijin. “ia silakan!” jawabku dengan senyuman. “kenapa kamu lebih memilih menampilkan tarian tradisonal, dari pada dance atau menyanyi seperti teman mu yang lainnya?” Tanya seorang wartawan kepadaku. “ karna aku cinta tanah air ku dan aku cinta akan budaya bangsa ku sendiri” jawabku dengan mantap. Pertanyaan selanjutnya “kamu ini kan cowok, kenapa lebih suka mempelajari tarian tradisional dari pada dance atau yang lainnya?” biasanya kebanyakan cowok itu cenderungnya lebih suka ke dance? “ kenapa aku suka tarian tradisional, karna aku adalah generasi muda yang harus meneruskan dan melestarikan budaya bangsa sendiri, jika bukan kita para generasi muda? Mau siapa lagi? Aku prihatin terhadap generasi muda sekarang, karna mereka lebih menyukai budaya asing dari pada budaya sendiri” ujarku. “adakah pesan pesan yang ingin kamu sampaikan kepada teman teman yang lain di luar sana? “ia ada, “silakan sebutkan? “buat teman teman, mari kita belajar mencintai budaya kita sendiri dan melestarikannya, jika tidak ada kesadaran dari dalam diri kita, maka budaya kita akan hilang bahkan bisa diakui oleh bangsa lain, oleh karena itu, sebelum hal itu terjadi, mari kita lestarikan budaya kita sendiri, jika tidak, maka budaya bangsa kita hanya akan  tinggal cerita dan kenangan di masa lalu” ujarku. Ibu hanya tersenyum mendengar perkataan ku, dan teman teman ku meminta maaf padaku atas perbuatan mereka yang telah menertawakan ku.   ** SELESAI**


•Title : Aku Cinta Tanah Air Ku
•By : Rian
@Rian_DasilvaID ~ Twitter
@Vhirgin Comunthy ~ FB
2A96373E ~ Pin Bbm

" Terima kasih yang udah baca, jangan lupa tinggalkan jempolnya ya \(´
`)/ "
#Kalo' mau Copas, jangan lupa ikuti juga nama terangnya! Jangan jadi orang Malaysia yang bisanya cuma mengeklaim aja *ThxBefore ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar